Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Monday, June 24, 2013

Profiling Pegawai

Prinsip dasar dalam penempatan seorang pegawai adalah, "Ga ada KEPRIBADIAN yang buruk, yang ada adalah PENEMPATAN yang buruk." Banyak dari kita menganggap bahwa "Introvert" merupakan sebuah kepribadian yang buruk karena dengan seorang menjadi introvert maka ia akan sulit bergaul. Jadi misalkan nih introvert ditempatkan di posisi misalkan marketing maka dia takkan sukses. 

Lantas kemudian orang-orang menyalahkan kepribadiannya dan memaksanya menjadi seseorang yang bukan dirinya. Mari coba kita soroti masalah ini dengan cahaya yang berbeda. Jika dia adalah seorang introvert dan semua orang tahu itu termasuk bagian kepegawaiannya, namun dia tetap ditempatkan di bagian marketing, mari kita tanyakan pada diri kita masing-masing, siapa yang bodoh di sini?

Meskipun seseorang itu introvert, dia tetap merupakan pegawai perusahaan kita dan juga merupakan aset tersendiri. Sekarang masalahnya adalah bagaimana kita menempatkan orang ini pada tempat yang tepat. Misalkan bagian Accounting yang memang nggak mengharuskan dia berhubungan dengan pelanggan dan dia bisa berfokus pada perhitungan akuntansi yang dia kerjakan. 

Setiap kepribadian merupakan sebuah potensi masing-masing dari tiap orang yang tentunya tidak bisa kita sama ratakan semuanya. Namun paling tidak, kita bisa menganalisis secara garis besarnya kepribadian seseorang itu bagaimana. Untuk itulah meluncur sebuah ide mengenai profiling pegawai alias penentuan profil masing-masing pegawai. Sehingga harapannya semoga masing-masing pegawai ditempatkan di posisi yang memang sesuai dengan kepribadiannya masing-masing.

Misalkan, untuk bagian Front Desk Officer dibutuhkan kepribadian yang outgoing, easygoing dan extrovert-lah pokoknya. Sementara untuk bagian Advertising dibutuhkan orang yang kreatif, supel, gaul dan sebagainya. Senentara untuk bagian teknisi komputer dibutuhkan orang yang sifatnya agak introvert namun pengetahuan teknisnya luar biasa.

Dengan adanya kategori-kategori tersebut, yang perlu kita lakukan adalah menempatkan kepribadian yang tepat pada posisi yang tepat, sehingga orang tersebut bisa berkembang secara maksimal. 

Kantor QQ sih kayanya sedang berusaha melakukan hal tersebut, Namun hanya saja, anehnya... setiap kali ada sebuah kebijakan tertentu di kantor... kok rasanya tujuan pertamanya tuh pasti "untuk menghabiskan anggaran" dulu, baru kemudian tujuan sebenarnya menjadi tujuan yang sekunder.

Test Potensi Akademik ini udah QQ ikutin 4 kali deh kayanya.
1. Pas ikut test STAN
2. Pas ikut test KPPN Percontohan
3. Pas ikut test Tugas Belajar ke UGM
4. kemaren

Anehnya, kata mereka sih ketika ditanya, "Khan kemaren-kemaren udah, kenapa harus ikut lagi?"
Jawaban mereka adalah, "Yang kemaren berbeda, nilainya ga bisa dikonversi karena penyelenggara (provider)-nya beda..."

Awalnya sih, okelah kalo begitu...
Eh tahu-tahu pas udah ikutan...
Lha ini test-nya sama aja sama yang kemaren...
Gambar, test IQ, Test Konsistensi...
Yang mananya yang ga bisa dikonversi???

Yang beda cuma adanya test Presentasi aja. Yang katanya ada wawancara, ternyata hanya kedok doang. Mana ada wawancara... yang ada kita dikasih serangkaian pertanyaan dan kita diminta menjawabnya secara tertulis di tempat yang sempit dan terbatas.

Oh, kebijakan di negara ini....
Padahal niatnya tuh luar biasa bagusnya, tapi mengapa terkadang pelaksanaannya tuh hanya kedok dibalik kedok dan dibalik kedok lagi. Tak lebih dari upaya-upaya untuk menghabiskan anggaran semata supaya daya serap tinggi. Nih sistem anggaran kita masih serasa sistem tradisional aja... padahal katanya performance based.

Kembali ke topik profiling pegawai. 
Jadi, terkadang memang kita merasakan kok sebuah pekerjaan tidak cocok dengan kepribadian kita. Namun bukan berarti kita harus merubah siapa kita yang sebenarnya. Karena sekali lagi, tidak ada kepribadian yang buruk. oh, btw... Bodoh dan Malas itu bukan kepribadian.... hahaha...

Kita hanya perlu menemukan pekerjaan yang tepat untuk potensi yang kita miliki. Namun dalam prakteknya, dunia pekerjaan memang tidak se-ideal yang kita inginkan. Maka itu penting bagi kita untuk bisa menjadi seperti bunglon. Jangan kekang diri kita dalam sebuah kelas kepribadian tertentu. 

Jika kita seorang introvert misalnya, ketika kita ditempatkan di bagian front office, maka menjelmalah layaknya bunglon ke dalam pribadi yang outgoing, supel dan menyenangkan. Mengapa? bukan karena kepribadian kita buruk, hanya saja kita harus bisa beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang ada. Hey, terkadang kenyataan memang tak selalu seperti yang kita bayangkan.

Selalu saja ingat, "Be your self, only better..."
Selalu menjadi diri kita sendiri, hanya saja lebih baik...
Kita semua punya potensi untuk menjadi orang yang kita inginkan, hanya saja tinggal apakah kita siap untuk menjadi aktor-aktor dan aktris-aktris dalam sebuah drama yang berjudul, KEHIDUPAN....??
 

2 comments:

  1. Saya Introvert tapi pernah ditempatkan di Front Office sekitar 5 Tahun...awalnya stress berat, tapi lama-lama terbiasa juga :)
    *Tapi kalau bisa milih sie, saya lebih milih kerjaan yang tidak mengharuskan bertemu banyak orang :D

    ReplyDelete