Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Friday, June 7, 2013

My Weakness in English

Dalam bahasa Inggris tuh ada dua tipe, Active dan Passive atau Bahasa Inggrisnya bersifat aktif atau pasif. Kalo Pasif tuh orang yang bahasa inggris-nya udah lancar di tulis menulis saja, sementara ketika harus berbicara langsung dalam sebuah percakapan, mungkin agak kurang. Sementara kalo Aktif, dia malah bagus ketika terlibat dalam sebuah percakapan, terlepas dari pinter atau nggak dia dalam hal tulis menulis. 

Biasanya sih orang beranjaknya dari yang pasif kemudian lama-lama menjadi seorang yang bahasa Inggris-nya aktif. Namun ada aja orang yang mmungkin dari kecil udah terbiasa dalam lingkungan yang berbicara bahasa inggris, sehingga tanpa perlu belajar teori, dia langsung bisa berbicara bahasa Inggris dengan lancar.

Kalo QQ kadan sebenernya pengen banget mengatakan kalo bahasa Inggris QQ tuh aktif, tapi semakin QQ mencoba untuk mengingkarinya, kayanya semakin kerasa bahwa sebenernya bahasa Inggris QQ tuh sidatnya pasif. Mungkin kalo membuat tulisan, QQ bisa aja lebih lancar dalam menulis, namun ketika terlibat dalam sebuah percakapan, maka yang keluar kadang adalah bahasa Inggris yang terbata-bata.

Pada tahapan inilah QQ menyadari betapa pentingnya sebuah kebiasaan. Mungkin orang yang biasa cuap-cuap dalam bahasa Inggris sudah seolah-olah Bahasa Inggris merupakan bahsa utama mereka sehari-hari. Misalnya orang yang sedari kecil ikut orang tuanya tinggal di luar negeri, bahasa pertama yang dia dengar dan ucapkan mungkin adalah Inggris.

QQ dulu awal mulanya belajar bahasa Inggris adalah dengan mendengarkan lagu-lagu barat dan kemudian mulai berusaha memahaminya. Dari situlah QQ mulai belajar bahasa Inggris. Kemudian berkembang dari belajar melalui subtitle bahasa Inggris dari film-film yang QQ tonton. Jadi tiap kali beli DVD (bajakan) QQ paling suka kalo ada subtitle bahasa Inggrisnya. Jadi QQ bisa belajar spelling dan listening dari apa yang QQ lihat dan QQ denger.

Hanya saja kemudian bahasa Inggris QQ menjadi pasif, karena setelah apa yang QQ pelajari, semuanya hanya tinggal dan menetap aja di kepala QQ. Ga pernah ada temen bicara ato QQ ikutan kursus khusus untuk semacam kelas percakapan. Percakapan yang agak panjang yang pertama kali QQ alami dengan orang asing adalah sama seorang Turki di Masjidil Haram. Pas terakhir dia berkomentar, "Your English is pretty good, but sometimes your pronunciation is a little bit unclear"

Emang QQ ngerasa banget, karena jarang diucapkan, jadinya pronunciation atau pelafalan kata QQ agak dirasa kurang, apalagi QQ ga bisa ngomong huruf R pula, makin rempong dah. Ngomong ama kumur-kumur ga beda jauh... hahahhaa....

Itu adalah kekurangan yang QQ rasakan, kurangnya pembiasaan dalam penggunaan bahasa Inggris dalam percakapan. Jadi kelemahan QQ dalam berbahasa Inggris adalah terkadang dalam benak QQ tuh memproses apa yang ingin QQ ucapkan dalam bahasa Indonesia kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggris untuk diucapkan. Nah, masalahnya itu terkadang ada kosakata yang QQ nggak tahu atau lupa apa bahasa Inggrisnya, sehingga setiap kali berbicara, QQ seringnya terbata-bata karena kebanyakan mikir.

Tapi satu hal yang emang sangat QQ syukuri adalah meskipun terbata-bata dan kelihatan kebanyakan mikir, QQ masih bisa tembus untuk beasiwa ke Singapura. Then I must do something right. Semoga aja sekalian dengan kuliah di Singapura sana, sekalian jadi peluang juga bagi QQ untuk belajar bahsa Inggris melalui percakapan. Yah, moga aja nantinya penggunaan bahasa Inggris QQ bisa jadi semakin bagus dan bisa bener-bener bilang bahwa bahasa Inggris QQ bersifat aktif.

No comments:

Post a Comment