Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Monday, May 20, 2013

Premanisme Modern

Orang bilang Indonesia itu Negara Demokrasi, kita punya Polisi sebagai penjaga keamanan, Kita punya juga Tentara di air, darat dan laut. Tapi kalo kita tanya pada diri kita sendiri, "Siapa yang sesungguhnya lebih berkuasa..?" Kalo QQ sih jawabnya, "Preman.."

Percaya ga percaya, perasaan QQ, Polisi juga kadang takut ama preman. Namun premanisme jaman sekarang udah ga kaya dulu lagi. Datengin orang terus minta duit dengan paksa. Sekarang semuanya berkedok.

Tukang Parkir contohnya, musuh bebuyutan QQ satu ini. Malah sekarang makin sakit jiwa, masa parkir motor diminta 2 ribu. Padahal kalo parkir dia cuma duduk-duduk aja di ujung jalan terus pas motor mau keluar, dia kucluk-kucluk lari nagih duit parkir. Tapi anehnya terkadang dengan adanya tukang parkir preman itu, justru parkiran lebih aman. KENAPA??? karena ya preman yang jaga tuh parkiran ya preman yang bakal nyolong helm juga kalo ga dibayar.

Pernah juga QQ ga jadi parkir karena Tukang Titip Helm-nya kaya Preman. Jadi tertulis di sebuah tempat wisata di Lembah Anai, Sumatera Barat, "Bebas Parkir." Yah, QQ berasumsi, ongkos parkirnya sudah termasuk di harga tiket masuk. Eh, pas mau parkir di dalem tiba-tiba tukang titip helm dateng dan nawarin jasa penitipan helm dengan harga 2 ribu/helm. QQ sih udah biasa ngunci helm di motor, jadi QQ bilang aja, "Ga usah Bang, biar dikunci di motor aja." Eh dia maksa dan kemudian berkata, "Boleh aja, tapi kalo helm-nya hilang kita ga tanggung jawab.." e-la-buseeeet.......!!!!!!! Akhirnya QQ ga jadi aja ke sana dan pilih lanjut perjalanan pulang.

Malah yang lebih update tuh kejadian kemaren pas lagi ngeliatin persiapan panitia sebuah acara Fun Bike di Taman Budaya Padang. First of all itu adalah acara yang didukung oleh Pemda melaui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Eh sekitar jam 12 malam di tengah-tengah panitia yang sedang pasang-pasang spanduk dkk, dua orang bapak-bapak paruh baya datang dan bertanya ke QQ siapa EO acara ini? QQ tunjuk aja ke orang yang berwenang. Kemudian terjadilah dialog berikut ini:

Panitia : "Ada apa Pak?"
Bapak A : "Kami mau berbicara dengan EO-nya terkait jatah untuk pemuda pemudi kampung."
Panitia : "Maksudnya Pak?"
Bapak B : "Biasanya setiap EO yang ngadain acara di sini, sudah mengerti, yaah semacam sumbangan lah buat warga kampung di sini, untuk pemuda dan pemudi..."
Panitia : "Wah, kita tidak tahu tuh pak, karena kita cuma disuruh pasang spanduk aja, kalo mau langsung hubungin ke Pihak Budpar aja. Memang biasanya berapa Pak..?"
Bapak A : "Yah, kita sih ga pernah matok ngasih berapa, NANTI KAYA PREMAN. Yah, seikhlasnya saja. EO biasanya sudah tahu masalah itu.."
Panitia : "Baiklah Pak, nanti saya kasih tahu ke Pihak Budpar, kalau mau besok aja Bapak datang lagi untuk ambil uangnya"
Kemudian kedua bapak tersebut pergi. 

disclaimer:
Dialog sesungguhnya lebih panjang. Di-edit supaya ga ngabisin halaman. hehehe...

Setelah tuh dua bapak-bapak pergi, dalam benak QQ cuma bisa berkata, "Seriously!!!!!!!!! oh come on.....!!!!"

Apalagi perhatikan dialog yang dibold. "Kita ga pernah matok ngasih berapa, NANTI KAYA PREMAN.." la busettttt...... emangnya sekarang belum keliatan kaya preman???
Malah panitia menyampaikan, "Kalo kita dulu pernah jadi EO juga emang itu udah biasa. Soalnya kalo ga dikasih, ntar tahu-tahu ada aja spanduk yang ilang ato yang rusak."

Oh Tuhan..... ada apa dengan Premanisme di Negara ini......???
Padahal di malam itu ada Polisi Pamong Praja, ada petugas yang jaga Taman Budaya itu. Tapi tuh Bapak-Bapak bisa masuk dan mereka cuek aja.

Coba misalkan kita minta pengamanan Polisi... apa yang akan terjadi? Malah terkadang sama saja... Namun bedanya, yang minta duit nanti Polisinya. Aarrgh.... gemes setengah mati..!!!

Jadi hidup kita tuh sekarang kalo mau aman ya, bayar preman. Dengan begitu mereka ga nakal. Tapi apa bedanya?? Memang memberantas Premanisme di negara ini sangat susah, bukan karena susah bener-bener susah, tapi karena Aparat Keamanannya ga bisa diandalkan dan kalo mau diandalkan, mereka jadinya ga jauh dari preman juga. Kita butuh duit untuk hidup dengan rasa aman.

Ibarat kata orang sih, "Apa sih artinya duit 2 ribu daripada motor ilang?"
Emang bener sih, cuma 2 ribu dibandingkan dengan rasa aman yang kita rasakan. Tapi ini masalah prinsip...!!

Harusnya permasalahan ini tuh diambil oleh pemerintah. Pemerintah harus mampu menyediakan rasa aman bagi penduduknya. Jika memang harus bayar parkir atau hal-hal lain, akan sangat menyenangkan jika kita tahu uang tersebut masuk ke kas Negara (terlepas dari mungkin 50%-nya atau lebih kena korupsi yaaa...) Tapi paling nggak, tuh duit ga masuk ke kantong preman dan membuat mereka semakin menjamur. 

Misalkan lagi, ada pedagang kaki lima memenuhi pinggir jalan yang seharusnya di sala dilarang berjualan. Anehnya terkadang Polisi patroli juga lewat sana, tapi mereka tidak berbuat apa-apa. Apa yang terjadi di sini? ternyata para pedagang itu sudah bayar iuran ke Preman setempat untuk menjaga keamanan.

Bayangkan itu??? Preman dibayar untuk menjaga keamanan???
Dan luar biasanya mereka memang bisa merasa aman meski berjualan di tempat yang dilarang karena Preman tampaknya memiliki kuasa yang lebih besar.

Coba kita lihat, Banyakan preman atau Polisi di negara ini??
Menurut QQ sih banyakan Preman.
Kalo ga dikendalikan, bisa-bisa nih negara jadi Negara Mafia alih-alih Negara Demokrasi.

QQ cuma bisa menghela nafas yang agak panjang.... aaaaaaaaaah........ Mau jadi apa negara ini...

No comments:

Post a Comment