Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Tuesday, May 28, 2013

Komunikasi : Hindari Miskomunikasi

Komunikasi adalah sebuah cara dimana kita bisa menyampaikan apa yang kita pikirkan kepada orang lain melalui media-media yang tersedia, menurut QQ. Jadi komunikasi itu melibatkan lebih dari satu pihak saja, minimal ada dua orang yang berkomunikasi. Ada satu pihak yang menyampaikan informasi, dan ada pihak yang menerima informasi tersebut. Namun dalam pelaksanaannya terdapat sebuah noise atau hambatan dalam berkomunikasi. 

Misalkan si A ingin menyampaikan kepada si B bahwa dia ingin makan Bakso untuk siang ini. Namun ternyata suasana sedang berisik karena ada yang lagi latihan Band di sebelah A dan B. Jadilah si A bilang pengen makan Bakso, diterimanya oleh si B jadi pengen makan Soto. Itu adalah contoh paling sederhana dari sebuah miskomunikasi.

Terkadang kita semua sangat menganggap remeh komunikasi ini. Kita semua terkadang merasa bahwa orang tuh kayanya punya indra ke-6 buat ngebaca gerak gerik kita.Well FACE it!!! Everyone is not a mind reader. Tuhan menciptakan komunikasi ini agar kita bisa saling menyampaikan keinginan dengan orang lain, agar kita menjadi makhluk sosial.

Ada sebuah cerita bagus tentang komunikasi. Ini adalah cerita yang menetap di benak QQ sejak lama. Jadi kisahnya tuh begini, Ada sepasang suami istri yang sudah memasuki usia 50-an mereka, sebut saja Kakek dan Nenek. Nah pada suatu hari si Nenek ini datang kepada sang Kakek dengan berisak air mata. si Nenek kemudian bercerita bahwa sebelah anting-antingnya hilang. Anting-anting tersebut merupakan hadiah dari sang Kakek ketika pernikahan mereka dulu.

Sang Kakek menjadi gundah, karena sebenarnya baru saja ban depan sepedanya rusak karena menabrak pohon. Namun dia bertahan untuk tidak menceritakan hal tersebut pada istrinya karena takut semakin membuatnya bersedih. Jadi sang Kakek hanya berkata Nenek, "Semua akan baik-baik saja."

Esoknya, sang Kakek memikirkan apa yang akan dia lakukan. Ia berpikir bahwa dia masih bisa berangkat kerja dengan menggunakan angkot. Sehingga ia memutuskan untuk membawa sepeda rusaknya ke pasar dan menjual apa yang bisa dijual agar dia bisa membelikan istrinya sebelah anting-anting baru. Kemudian dia ke Toko Perhiasan tempat dulu dia membeli anting-anting tersebut dan memesan anting-anting yang serupa.

Pulangnya sang Kakek berjalan dengan senang karena dia berharap dapat memberikan kebahagiaan kepada istrinya. Ia membungkus anting-anting itu dengan indah. Kemudian dipanggil istrinya. Sang Nenek datang dan terkejut ketika menemukan sebuah kotak kado di hadapannya. Tak sabar ia membuka isinya dan betapa terkejutnya ketika ia menemukan sebelah anting-antingnya yang hilang. 

Namun kemudian wajah sang Nenek menjadi cemberut. Sang Kakek kemudian bertanya, "Ada apa istriku?" Sang Nenek kemudian mengambil sesuatu di belakang dan membawanya ke sang Kakek kemudian berkata, "Lalu apa yang harus kita lakukan dengan ban sepeda ini??"

Udah ada yang nangkep cerita ini?
Jadi ternyata si Nenek menjual sebelah anting-antingnya karena toh menurutnya anting-anting kalo cuma sebelah, ga bakal berguna juga. Jadi dia memutuskan untuk membelikan ban sepeda untuk sang Kakek. Dia melihat sepeda Kakek rusak ketika dia bersih-bersih gudang pada hari sebelumnya, kemudian memutuskan untuk memberi kejutan kepada sang Kakek.

Jadi makna cerita ini adalah, betapa pentingnya komunikasi. Jadi tanpa komunikasi yang baik, kita bisa saja  bermula dengan sepeda rusak dan sebelah anting-anting menjadi sebuah ban sepeda dan sebelah anting-anting. Padahal seharusnya paling tidak, dengan komunikasi yang baik kita bisa memiliki satu sepeda yang baik dan sepasang anting-anting.

Begitu pula dalam dunia pekerjaan kita. Bagian perencanaan berkomunikasi dengan bagian pelaporan, Bagian umum berkomunikasi dengan bagian anggaran, dan lainnya. Semuanya harus didasari oleh komunikasi yang baik, karena tanpa adanya komunikasi yang baik, yang akan terjadi dalam pekerjaan kita hanyalah kesalahpahaman dan tujuan utama kita takkan tercapai.

No comments:

Post a Comment