Dalam sebuah perusahaan atau instansi, ada satu hal yang pasti dan akan selalu konstan terjadi, itu adalah perubahan. Seandainya Sang Ulat enggan untuk berubah, maka kita takkan pernah bertemu dengan Kupu-kupu.
Namun satu hal juga yang pasti terjadi dalam perubahan tersebut, adanya kelompok yang resistance atau melakukan penolakan terhadap perubahan tersebut. Katakanlah ada sebuah kebijakan baru di kantor kita, maka yang pertama kali kita dengan mungkin adalah sebuah keluhan terhadap perubahan tersebut.
Perubahan memang prosesnya takkan mudah. Tanah liat berubah menjadi gelas keramik yang indah, setelah melalui proses dipukulin, dibakar, dicelupin ke air dan seterusnya hingga dia berubah menjadi sebuah gelas keramik yang indah dan mahal. Jadi mungkin itu adalah alasan orang-orang yang suka mengkritik perubahan. Dia sudah terlalu betah menjadi tanah liat.
Perubahan ini ditandai dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Namun sayangnya, jalannya tak pernah mulus. Contoh, misalnya kebijakan BLT alias Bantuan Langsung Tunai sebagai pengganti subsidi BBM. Pihah yang menentang tak kalah banyak dari pihak yang mendukung.
Meskipun toh ujung-ujungnya nih program jalan juga, tapi kelompok resisten tadi tetap saja 'bawel'. Jadi mengapakah orang-orang tuh mesti 'bawel' jika ada kebijakan yang baru dan ditetapkan untuk dilaksanakan? Kembali ke resisten terhadap perubahan tadi.
Kita melakukan PEMILU untuk memilih Presiden RI. Namun kemudian, ketika Sang Presiden mengambil kebijakan, muncullah orang-orang 'bawel' tadi. Mereka adalah kelompok-kelompok pesimisme yang akan selalu menilai setiap kebijakan adalah buruk kecuali kebijakan yang dikeluarkan oleh mereka. Selain resistensi tad, kelompok-kelompok ini bisa saja bermunculan karena adanya konflik kepentingan. Jika kebijakan tersebut dilaksanakan, maka kepentingan mereka bisa terhambat.
Namun jika kita hanya sebagai rakyat biasa, yang tidak mempunyai kepentingan lain selain untuk hidup makmur dan sejahtera, maka janganlah kita tergolong pada orang-orang yang suka memandang negatif. Jika ada sebuah kebijakan baru, maka kita jalani dulu, meskipun kelihatannya agak berat. Tapi kita coba jalani dulu dna kita lihat bagaimana perkembangannya. Karena kita tidak bisa menilai sesuatu kecuali kita sudah menjalankannya. Nanti kalo ternyata sudah dilaksanakan dan gagal, yah... lebih baik gagall daripada tidak mencoba sama sekali kan?
Ketika pertama kali muncul kebijakan menggunakan Dasi, QQ sebenernya seneng banget... karena pake dasi tuh kelihatannya keren... hahaha...
Tapi tak pelak, banyak saja orang yang komplain mengenai betapa rempongnya, betapa leher tercekik-nya dan banyak lagi. Tapi yah, kebijakan tetaplah kebijakan. Sudah proses alaminya, suatu kebijakan pasti akan mendapat tentangan. Sekarang tinggal bagaimana kita sebagai pelaksana kebijakan tersebut.
Kalo QQ sih selama kebijakan tersebut tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dan keyakinan QQ. HAJAR AJAAA!!!! Kita tuh harus percaya bahwa pemimpin kita menginginkan yang terbaik, bila tidak untuk kita, maka untuk pemangku kepentingan. Jadi bila ada kebijakan baru, laksanakan dulu. Kalo mau ngedumel... dalem hati saja.
Jika ingin mengeluh tentang sebuah kebijakan, lakukan dalam forum dan media yang tepat, jangan ngedumelnya ke kanan dan kiri. Selain itu tidak berguna, hal tersebut hanya menunjukkan siapa diri kita sebenarnya. Orang yang pesimis. HAHAHAHA......
Pokoknya, jangan men-judge sesuatu terlalu dini, karena kita bukan seorang HAKIM. Apalagi jika kita adalah orang yang tidak mempunyai pengetahuan tentang hal tersebut, ga usah ngomong deh.
Kelompok Resisten ini pasti akan ada, dan pastikan kita bukan salah satu dari mereka. Kita adalah generasi-generasi Ulat, Generasi Tanah Liat... kita siap melakukan perubahan (meski itu akan sakit dan perih) menuju ke sesuatu hal yang lebih baik.
What can I do in one lifetime... I guess a lot. So let me share you a part of my one lifetime in this world. A wise man once said, "A smart person learn from his mistakes, but a wise person finds the smart person and learn from his mistakes altogether" Hope you can learn something from my story...
Who Am I? Not Spiderman
- Chronov
- Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
- Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.
No comments:
Post a Comment