Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Thursday, March 3, 2016

Jangan Gampang Percaya dengan Statistika

Lagi iseng nonton tv beberapa hari yang lalu sambil lari-lari cantik di treadmill di sebuah gym kenamaan, dan melihat berita di E! Channel dan isinya adalah bahwa pada malam penganugerahan Piala Oscar, tweet terkait Leonardo DiCaprio menang Best Actor mengalahkan tweet foto selfie-nya Ellen Degeneres  pada Oscar tahun lalu. Kalo ga salah inget, 400k buat Leo dan 200k buat Ellen. 

OOT bentar, yeah, I think, after watching Revenant, if Leo didn't get the oscar, then I don't know what else can you do to get an Oscar. He eats carcass For got sake! eww...

Nih pokoknya pemikiran terjadi di atas treadmill sambil ngos-ngosan. Wait a minute, Statistika... apakah itu benar adanya??

kita buat sebuah hypothetical scenario (sepenuhnya fiktif), kita sebut malam penganugerahan Oscar dengan Night 01.
Night 01 : 400k tweets for Leo dan 200k tweets for Ellen
Night 02 : 100k tweets for Leo dan 300k tweets for Ellen
Night 03 : 50k tweets for Leo dan 150k tweets for Ellen
Night 04 : 80k tweets for Leo dan 100k tweets for Ellen
Night 05 : 0 tweets for Leo dan 50k tweets for Ellen

disclaimer:
I'm not a communication specialist, so pardon me for bad or wrong usage of communication terms.

Jadi ketika anda adalah penggemar Leo, maka framing pemberitaan yang anda buat akan sesuai dengan agenda setting yang anda tentukan, yakni "I'm all for Leo". Maka headline yang akan dihasilkan dengan agenda setting dan framing tersebut dengan menggunakan data statistika yang tersedia adalah, "Leo's tweets beat Ellen" atau kalo mau jujur dikit, "Leo's tweets beat Ellen on the Oscar Night", namun ga semua penyampai fakta kadang sejujur itu. hahaha...

Kalo mau kita tanya kembali, apakah ada kebohongan di sana?
Tidak.

Hanya saja ada penyampaian secara parsial terhadap data statistik yang tersedia untuk mendukung agenda yang kita ingin sampaikan.

Counter untuk hal tersebut dengan mengasumsikan bahwa anda adalah penggemar berat Ellen dan ga terima dengan berita tersebut adalah dengan memperhatikan data statistik selama 5 malam tersebut. Kalau kita perhatikan lagi dengan seksama data fiktif yang tersedia di atas. Benar bahwasanya Tweet untuk Leo mengalahkan Ellen di malam penganugerahan oscar, namun malam-malam berikutnya, jumlah tweet untuk Leo semakin menurun. Maka kemudian dapat kita hitung akumulasi selama 5 malam tersebut dan kita dapatkan total: 630k tweet untuk Leo dan 800k tweet untuk Ellen.

another disclaimer:
I have nothing against Leo and/or Ellen, this is just for the sake of an example.

Jadi kalo agenda setting yang kita siapkan adalah untuk "I'm all for Ellen" sehingga framing yang akan kita pilih tentu saja hal yang menguntungkan Ellen, maka counter headline yang bisa kita buat adalah, "Ellen's have the most tweets of all-time"

Nah, dengan contoh yang panjang tersebut, kadang orang bilang soal statistik tuh bahwa, "Angka sudah berbicara", "fakta sudah berbicara"

Yes, I will have a lot of disclaimer in this blog:
Yes I have statistics.
Oh wait... this is not a disclaimer... more of a statement...
hahahaha...

Tapi, seperti yang kita lihat dari dua headline yang bisa dihasilkan dari data yang sama. Kebayang ga apa yang sering kita dengar dalam keseharian kita sehubungan dengan data-data statistik yang disajikan dalam iklan misalnya.

"9 dari 10 wanita menyukainya"
"tested on Asian Men and 90 have impacts"
"7 dari 10 pria memilih produk kami"

Kita sebagai penerima informasi terkadang tidak mengetahui data yang ada di balik angka tersebut bagaimana, bahkan lebih jauh lagi, kita dapat mempertanyakan terkait sample mana yang mereka gunakan.

Bisa saja kita menggunakan 10 pegawai yang ada di kantor kita untuk menguji coba produk kita (tentu saja ini tidak etis, namun untuk ekstrimisasi contoh aja), bisa saja karena takut dipecat atau apa, kemudian ke sepuluh orang tadi mengatakan puas terhadap produk kita. Kemudian kita menyatakan, "10 dari 10 puas terhadap produk kami"

Bisa itu terjadi? bisa....

Dalam dunia ini selalu ada dua sisi pendapat, bahkan terkadang lebih. Oleh karena itu, seyakin apakah kita dengan apa yang kita lihat dan dengarkan?

Statistika memiliki kekuatan yang luar biasa karena banyak dari hal yang disampaikan oleh orang-orang memiliki landasan statistika dan didukung oleh angka-angka yang diklaim sebagai sebuah fakta hasil penelitian.

Blog ini tidak bermaksud untuk mendiskreditkan statistika, karena agenda setting dan framing QQ adalah, "I hate statistics", melainkah untuk memberikan sebuah woro-woro, karena terkadang orang ketika sudah melihat angka hasil olahan data statistika seketika itu langsung merada benar. 

Selalulah jaga agar pikiran kita terbuka terhadap kemungkinan-kemungkinan lain. Jangan sampe dua sahabat bertengkar karena data statistika terhadap presiden yang mereka dukung bertentangan. Padahal kita semua tidak pernah tahu dan yakin terhadap metodologi penelitian dan bagaimana data tersebut diolah.

Karena dalam berita yang kita baca, ada sebuah agenda setting yang terselip di sana. Sebuah contoh bagaimana kita bisa mengemas berita ke dua arah yang berbeda.

Ini QQ rasakan ketika peristiwa bom di Sarinah.
Perhatiin ga bedanya ama peristiwa-peristiwa bom sebelumnya?

Yang biasanya jadi makanan pemberitaan adalah kisah keluarga korban, betapa sedihnya kehilangan, yang digambarkan adalah betapa peristiwa tersebut mendatangkan great sorrow untuk para korban dan kemudian akan muncul hashtag #prayfor.

Namun kemudian, ketika bom sarinah, sempet muncul sesaat hashtag #prayforJakarta, namun sesaat kemudian, ada agenda setting yang baru dan mengambil tempat menggantikan hashtag sebelumnya dengan #JakartaBerani. QQ emang jarang nonton berita, tapi untuk peristiwa Bom Sarinah tersebut, eksploitasi terhadap korban pemboman tersebut sangat kurang. Padahal korban tewasnya ada dan ga cuma satu. 

Namun karena agenda setting yang ditentukan adalah untuk menunjukkan bahwa Jakarta tidak takut dengan teroris, headline diarahkan ke pemberitaan bahwa Jakarta berani dan malah yang muncul adalah meme untuk menjadikan kejadian tersebut sebagai lelucon.

Poin yang ingin disampaikan di sini adalah, terkadang pihak tertentu tuh memiliki agenda setting yang inign mereka capai, dan data statistika sebagai data pendukung bisa saja bertindak sebagai pedang bermata dua. Yang mereka pilih tentu saja bukan data yang menentang agenda mereka, namun mereka akan memilih data-data yang mendukung agenda yang ingin mereka luluskan.

Keep an open mind and ready to argue of what you think is right.
Namun selalu ingat, tidak mengapa jika ending-nya adalah "We agree to disagree"
Hidup terus berlanjut dan jangan sampai sebuah hubungan baik terpecah karena kita memiliki filosofi yang berbeda. Buka pikiran untuk "saya benar dan anda juga mungkin benar, menurut versi kita masing-masing."

Paling konsekuensinya ya, "lakum diinukum wa liyadiin" dah...
Silahkan jalani hidup dengan apa yang kita percayai benar, dan jangan saling mengganggu.

:D

No comments:

Post a Comment