Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Tuesday, March 15, 2016

Cara Move on Paling Efektif

Nah, udah baca blog sebelumnya soal mengubah sudut pandang kalian?
Udah bisa mengubah sudut pandang dan fokus pada kebaikan orang lain?
Kalo udah bisa, mari kita lanjutkan ke blog satu ini yang akan memberikan tips bagaimana cara move on bagi yang baru aja putus pacaran, ato mungkin udah putus jutaan tahun yang lalu tapi masih belum bisa move on juga dan sering mewek kalo keinget-inget.

Ini adalah pelajaran yang QQ dapatkan dari menonton salah satu episode serial tv Friends, QQ lupa ini ada di season ke berapa dan di episode berapa. Jadi kisahnya tuh kalo ga salah, karena Monica ama Chandler menikah, Phoebe yang sebelumnya join apartemen ama Monica harus keluar dari apartemen tersebut dan akhirnya mereka susah berpisah karena sulit untuk berpisah dengan sahabat baik yang udah tinggal bareng lumayan lama. 

QQ agak lupa beberapa detail ceritanya, jadi kalo ada salah-salah nama tokohnya, di komen ya di bawah...

Nah kemudian, dalam kesedihannya, si Rachel ngasih saran ke Phoebe yang menurut QQ sampe saat ini merupakan cara untuk move on yang paling efektif. Supaya bisa move on, Rachel nyarain Phoebe supaya jangan mengingat-ingat kebaikan Monica, tapi ingatlah keburukan-keburukannya sehingga membuat Phoebe justru ga pengen tinggal bareng ama Monica.

Nah, kalo udah ada yang menyadari, ini adalah opposite dari pemanfaatan mengubah sudut pandang yang dibahas di blog sebelumnya. Jadi, instead of kita fokus ke bagian lembaran putih dari kertas tersebut, kita malah fokuskan pandangan kita ke titik merah kecil dan fokus hanya ke situ.

Lanjut cerita kemudian Phoebe ama Monica malah bertengkar dan hampir saja Phoebe keluar sebagai musuh Monica dari apartemen tersebut, untungnya ending-nya tetap happy karena akhirnya mereka menyadari kembali arti persahabatan mereka selama ini, namun Phoebe tetap bisa move on dari apartemen tersebut.

Tadi juga selagi lari di treadmill, sembari lari juga dari kenyataan, di tv memainkan tv serial berjudul 2 Broke Girls. QQ ga terlalu ngikutin seri ini karena menurut QQ ceritanya agak cheesy. Tapi karena treadmill di Semanggi ga ada layarnya kaya yang di GI, jadilah lumayanlah daripada lari sambil dengerin lagu di HP, takut jatoh.

QQ ga hafal nama tokohnya (dan terlalu males googling) jadi sebut saja dua tokoh utamanya si rambut pirang dan si rambut coklat, sebut saja Pirang dan Coklat. QQ juga ga nyimak dari awal, jadi kayanya ceritanya tuh si Pirang ini kedatengan mantan cowo yang pernah dia putuskan dan tiba-tiba dia baper karena si cowo ini udah dapet cewe baru, mau menikah dan minta si Pirang buat ngebikinin wedding cake-nya. 

Jadi pas wedding day, si Pirang hampir lepas kendali karena ga bisa terima karena cowo ini adalah sosok yang sempurna buat dia.
Kalo menurut QQ sih, tahu sempurna, kenapa juga dulu diputusin... hahaha...

Hampir aja...hampir si Pirang bisa move on ketika tahu ternyata si mantan cowonya itu berbohong soal bisnisnya, sampe tiba-tiba ternyata si cowo come clean sama si Pirang dan akhirnya dia gagal move on lagi.

Jadi memang kayanya, fokus pada titik merah kecil di lembaran putih yang besar merupakan salah satu metode move on yang paling ampuh. Meski dalam contoh seri 2 Broke Girls tadi, si Pirang mutusin tanpa alasan yang jelas, tapi kalo kalian sampe putus sama seseorang, pasti karena ada suatu alasan yang jelas kan? Apalagi setelah QQ panjang lebar menjelaskan soal mempertahankan hubungan kalian melalui teknik mengubah sudut pandang kalian. Jadi kalo sampe tetep putus juga, awas aja kalo alasannya ga kokoh.

Bisa aja karena doi selingkuh, karena doi susah dihubungi, karena doi melakukan kesalahan yang tak termaafkan dan banyak alasan dan kemungkinan lainnya. Bagi orang lain mungkin itu hal yang kecil, namun bagi seseorang bisa saja itu hal yang penting, prinsipal dan tidak bisa ditoleransi lagi. Dalam hubungan kita sama si doi sebelum putus mungkin udah berjalan lama, yah sebulan dua bulan, setahun dua tahun, siapa tahu waktu yang kita miliki cukup untuk mengenal orang tersebut tidak hanya sisi baiknya saja, tapi sisi buruknya juga.

Misalnya, kalo di chat ngebalesnya lama, ato kalo ke WC suka sering lupa nyiram sehingga WC jadi bau pesing, ato ngoroknya kenceng banget sampe-sampe tetangga suka komplen, dan banyaaaak lagi kekurangan lainnya yang mungkin saja dimiliki seseorang selain alasan kita memutuskan dia. 

Jadi ibaratnya, alasan putus itu merupakan akar dari titik merah yang kita buat, sementara yang lainnya merupakan ranting-ranting yang akan memperkuat titik merah tadi sehingga poin negatif yang kita ciptakan tadi tak semata-mata hanya setitik merah, melainkan sebuah pohon yang kokoh. 

Menurut QQ, secara insting alami manusia, harusnya melakukan hal ini, yakni mencari-cari negatifnya orang, cenderung lebih mudah daripada mencari-cari positifnya orang. 

Tapi mungkin kadang yang luar biasanya untuk masalah move on ini, orang tuh malah fokus ke sisi positifnya seseorang dan malah kayanya kita kadang merasa, orang itu sempurna dan ga ada kekurangannya. Apalagi ternyata kita bukan pihak yang memutuskan, melainkan kita adalah orang yang diputusin.

Ibaratnya untuk orang yang mutusin, mereka udah punya benih titik merah untuk ditumbuhin jadi pohon yang rindang. Lalu bagaimana caranya menumbuhkan sebuah pohon tanpa benih?

Kalo kembali ke ilmu biologi, banyak metode lain, contohnya stek. Bukan Steak, tapi kaya singkong gitu lah, kita tancepin aja patahan batangnya dan tumbuh deh jadi pohon ubi. 

Namun emang untuk metode ini, pohonnya cenderung mudah untuk tercabut ketika kita ternyata kekurangan-kekurangan yang kita data tadi ternyata sirna. Pas kita ketemu lagi ama orang tersebut, ternyata orang itu udah berubah total dan menjadi orang yang kita idam-idamkan kembali.

Well, mari kita bahas tahap demi tahap.

Pertama-tama kita harus bisa membuat pohon tumbuh tanpa benih dulu. Kita cari titik merah yang bisa kita stek agar tumbuh jadi pohon. Kemudian kita fokuskan perhatian kita ke sana. Oh ternyata doi pembohong, oh teryata doi kalo abis makan ga langsung cuci piring sehingga wastafel penuh dengan piring kotor, oh ternyata doi tuh ga cocok ama temen-temen kita. Titik merah itu tidak harus segede gaban, cukup supaya ada dan bisa menjadi fokus kita.

Namun ada disclaimer di sini, kalo emang kita diputusin karena bersalah... usahakanlah minta maaf dulu dan perjuangkan apa yang bisa diperjuangkan. Namun, setelah segala usaha ditempuh dan tidak ada yang bisa dipertahankan, daripada mewek 7 hari 7 malem, mendingan move on. Namun bukan berarti kalian bisa move on dan pindah untuk menyakiti orang lain yaaa....

Kalo ini cara dipake buat itu, QQ doa-in kalian ga bisa move on selama-lamanya... hahahhaa....

Nah, kalo kita sudah bisa menumbuhkan pohon dari stek yang tidak sempurna tadi, kita fokus aja ke sana. Di sini akan melibatkan amarah dan kebencian pada awalnya, namun setelah lama dan kebiasaan, mungkin kita malah bersyukur dan menyanyikan lagu It's a Beautiful Day dari om Michael Buble.

Daripada tiap pagi pas bangun langsung buka HP terus sedih karena biasanya ada sapaan selamat pagi dari si Mantan, fokus aja kepada betapa nyenyaknya tidur kita semalam karena ga ada ngorokan si mantan.

Daripada tiap masak kerasa asin karena ketetesan air mata akibat dulu biasa masakin si mantan, mending fokus aja kepada rapihnya wastafel kita karena ga ada piring kotor yang bertumpuk yang biasa ditinggalin di mantan ga dicuci.

Daripada tiap kali nonton tv malah mewek padahal lagi nonton film komedi karena keinget biasa nonton tv sambil dipijetin mantan, mari fokus aja kepada betapa damainya nonton tv tanpa ada si mantan yang hobi rebutan channel karena dia pengen nonton Tujuh Manusia Harimau.

Ujian move on ini akan benar-benar dilihat ketahanbantingannya adalah ketika kita ternyata jumpa lagi sama si mantan dan ternyata dia lebih bahagia sama orang lain. Ibarat pepatah, makin tinggi pohon, makin kenceng anginnya. Jadi jangan berharap bahwa metode ini tidak akan diuji. 

Awalnya mungkin perih dan kita belum tentu bisa terima dengan begitu mudahnya. Tapi tak perduli sekencang apapun angin berhembus, kalo kita bisa stand our ground, maka kita akan bisa melalui badai ini. 

Ketika mata kita kembali teralihkan pada luasnya bidang putih, kembalikan pandangan kita pada titik merah dan ingat-ingatlah bahwa siapa tahu ini untuk yang terbaik. Jika ternyata setelah putus, kita malah miserable dan si mantan malah bahagia, terima konsekuensi atas keputusan kita, dan ucapkan selamat kepada sang mantan dengan lapang dada.

Move on merupakan sesuatu yang bersifat mandatory dan harus dilaksanakan dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya. Karena jangan sampe kita baper-nya kelewatan dan akhirnya makan ga enak, tidur tak nyenyak, suara kerosak, dikira dia... tahu-tahu tikus mencari mangsa...
Eh, jadi dangdutan....

Ini juga terkait dengan proses pengambilan keputusan kalian dan hidup dengan konsekuensinya. Untuk memperkokoh pohon merah yang udah ditanam tadi, terimalah konsekuensi atas keputusan yang udah kalian ambil. Kalo kita yang mutusin, ini adalah konsekuensinya. Kalo kita yang diputusin, kenapa juga kita berbuat sesuatu yang mengakibatkan kita diputusin sang kekasih.

Jadi sesuatu yang bisa memperkokoh pohon kita tadi untuk melawan badai yang bernama "Badai Mantan yang Lebih Berbahagia dengan Orang Lain" adalah proses kita menerima dan menjalani konsekuensi atas pilihan yang telah kita ambil di masa lalu. 

Singkat cerita,
Metode move on yang paling efektif adalah, secara sadar mengubah sudut pandang kita terhadap orang lain menjadi lebih ke spektrum negatif dan kemudian ikhlas menerima konsekuensi atas keputusan yang telah kita ambil. 

Jadi sekarang QQ menyodorkan selembar kertas A4 putih dengan sebuah titik merah di tengahnya, ada dua cara memandangnya dan dua kegunaannya.

  1. Kalo kalian ingin bertahan, lihatlah luasnya wilayah putih dan jangan fokus ke titik merahnya.
  2. Kalo kalian ingin move on, lihatlah titik merah yang kecil itu dan fokuslah ke sana. 

Tapi kalo QQ bilang sih, kegunaan yang kedua itu hanya dilakukan untuk hal-hal yang bersifat desperate measures dan bukan untuk disalahgunakan. 

Mungkin untuk selanjutnya QQ akan membahas soal perasaan versus logika aja kali yaaa....
Nih lama-lama QQ ngerasa kayanya blog-blog akhir-akhir ini kayanya QQ terlalu banyak pake perasaan instead of logika. Karena kalo pake logika, ga perlu panjang lebar penjelasannya.... cukup, "meh... peduli amat lah... patah satu tumbuh seribu..."

oops... mari kita simpan untuk kesempatan mendatang...

Salam move on.

1 comment:

  1. SahabatQQ: Agen DominoQQ Agen Domino99 dan Poker Online Aman dan TerpercayaWebsite SahabatQQ
    WA 1 : +855887159498
    WA 2 : +855972076840
    Telegram 1 :+85515769793
    Telegram 2 : +855972076840
    LINE : SAHABATQQWIN
    FACEBOOK : SahabatQQ Reborn
    Agen Domino99

    ReplyDelete