Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Monday, March 7, 2016

Don't Mind If I Do

Di saat-saat kaya gini nih QQ tiba-tiba merasa sangat Indonesia dan memiliki budaya yang sangat ke-timur-an. Aku ga tahu kalian gimana, tapi keseringan kalo misalnya QQ lewat di depan orang yang lagi makan, trus tiba-tiba tanpa sengaja membuat kontak mata dengan orang tersebut, lalu orang tersebut berkata, "Mau nyicip mas?"

Entah apa muka QQ emang kelihatan banget muka lapernya, ga tahu yaa...

Tapi ajaibnya, kalo ditawarin gitu, QQ biasanya ngeles, "Uhm... masih kenyang, baru makan tadi..." Alhamdulillah ya kalo beneran itu pas abis makan dan emang masih kenyang. Tapi kadang, mulut ini pengen ditampar karena reflek aja keluar hal tersebut sebagai respon pertama. 

Kadang pas ngomong tuh, otak sambil mikir... duh kan belum makan, dan emang laper... tapi kenapa nih mulut ngomong begitu...!!!!

Pernah pas rapat karena rapatnya jam 1 siang, jadi ga sempat makan siang, eh pas sampe lokasi, ditawarin nasi kotak. Ditanya, "Udah makan siang mas?" karena ga mau bohong, jawabnya jadi, "Belum sih... tapi emang masih kenyang" yah emang dari tadi ngemil melulu, tapi tetep aja... kalo ditawarin nasi kotak mah mauuu... hahaha...
Untungnya orang itu maksa.... Yes, dapet deh nasi kotak...

Malah dulu sering banget ditawarin ama temen serumah yang lagi makan buah Naga, padahal penasaran rasanya kaya apa, tapi kalo ditawarin, "Rizky, do you want some Dragon Fruit?" Otak ini maunya menjawab, "Sure!" tapi yang keluar dari bibir, "Uhm... not a fan of dragon fruit..."

Dang!

Ketika ucapan "nolak halus" tadi udah keluar, rasanya terlalu gengsi untuk meralat. hahaha... oh hidupmu anak muda....!!!

Masalahnya adalah, kadang kebiasaan buat nolak halus itu menjadi sebuah kebohongan halus yang ga perlu dibuat. Jadinya, udah ga dapet makanan, dapetnya dosa... dodol kan?

Namun emang udah kebiasaan, misalkan ada orang sedang makan jeruk dua biji. Satu sedang dia makan dan satunya masih utuh. Kemudian kita lewat dan dia nawarin jeruknya yang sebiji lagi buat kita. Dalam benak tuh langsung kepikiran antara mau, ama ga tega siapa tahu itu cuma dua jeruk yang dia punya dan ga ada yang lain dan mungkin dia suka banget ama jeruk, jadi kayanya biarin dia yang makan tuh jeruk dan yang keluar dari mulut adalah, "Abis minum susu tadi, takut mules"

Dang!!!!

Padahal ga ada ceritanya tadi minum susu. Tuh kan, kebiasaan nolak ini tuh kadang malah jadi kebiasaan berbohong. Benar bahwa itu hanya berbohong halus yang ga menyakiti siapa-siapa.

Tapi percaya ga percaya, ini ada dampaknya.
Terlepas dari orang yang nawarin tuh tulus atau nggak, ketika seseorang menawarkan sesuatu, kemudian kita tolak sekali. Kemudian nawarin lagi, kita tolak lagi kedua kalinya. Kemungkinan untuk menawarkan ketiga kali dan seterusnya menjadi kecil.

Di satu sisi, ada kemungkinan orang yang menawarkan, kemudian kita terima dan kita makan bareng, secara langsung akan menimbulkan keakraban tersendiri dibandingkan dengan orang yang terus menerus menolak. Dengan setiap tolakan, bisa menimbulkan peluang untuk menjadi celah antara yang menawarkan dan yang ditawarkan.

Kalo diperhatikan, kadang ada aja orang yang lagi makan, bahkan ga perlu ditawarin, eh langsung ambil garpu aja buat numpang nyicip makanan orang lain. Sementara di sisi lain QQ yang udah ditawarin, masih aja sungkan-sungkan.

Nah, sekali lagi karena terlalu banyak hal yang melintas dalam pikiran QQ, termasuk skenario-skenario dalam pengambilan keputusan di blog sebelumnya.

Kadang kita tuh ngerasa ga enak, karena merasa mengambil jatah orang lain, atau karena kebiasaan kita dalam hidup ini untuk berbasa-basi ama orang lain, atau bisa juga karena sekedar ga enak secara umum.

Namun counter argument untuk hal tersebut adalah, "Kalo orang udah memutuskan untuk menawarkan, dia harusnya udah tahu risikonya dan kalo emang dia ga mau berbagi, ya tentunya dia ga menawarkan ke orang lain dong..."

Tapi, di sisi lain, counter untuk counter argument tersebut adalah, "Karena orang takut dibilang pelit, jadi ya nawarin deh buat basa basi doang..."

Aaargh..... isi kepala ini kenapa terlalu kompleks.

Teori yang dapat digunakan untuk mengakhiri dilema ini adalah teori yang dinamakan dengan "Berprasangka Baik" atau istilah kerennya "Teori Y".

Dariapda kita pusing karena terlalu banyak mikir, ya udah... kalo orang memang menawarkan sesuatu, maka kita menganggapnya bahwa orang tersebut dengan tulus hati menawarkan kepada kita terlepas dari itu adalah makanan terakhirnya atau itu malah satu-satunya yang ia punya. Ketika orang sudah menawarkan dengan tulus, maka ketika kita tolak, hal tersebut tentu akan menyakitkan hatinya.

Daripada menolak secara halus, QQ lebih suka berkata, "Don't mind if I do..."
dan tak lupa setelahnya mengucapkan, "Terima kasih"

Tapi andaikata-pun memang harus menolak. QQ ga akan menolak secara halus. Ada tolakan yang lebih baik, tolakan secara jujur. "Nggak ah, kayanya itu jeruk terakhir kamu... enjoy yaa..."

tapi kalo dia tetap maksa, yah mau gimana lagi... "Thanks, don't mind if I do..."

Jadi ga ada lagi alasan-alasan palsu. 
Hidup jujur itu punya suatu keuntungan tersendiri, "Kita ga perlu mengingat kebohongan yang kita lakukan"

Misalkan karena mau ngeles tadi QQ bilang ga suka buah naga. Maka setiap QQ mau makan buah naga, QQ harus ngumpet dari orang yang nawarin tadi. Karena ketahuan bohongnya kalo ternyata ditawarin ga mau, bilangnya ga suka... eh tahu-tahu demen ama buah naga.

Emang hidup jujur itu lebih menenangkan dan tidak melelahkan. Bayangkan kalo kita harus mendata kita ngomong apa ke orang setiap kali menolak tawaran mereka karena nggak enak.

Nah, apalagi kalo emang kita menolak karena ga mau. Ya tolak aja.
Yang penting adalah menolah dengan kejujuran, sehingga kita ga perlu mengingat kita udah nolak apa sama siapa.

Jangan tawarkan sesuatu ama QQ kalo kalian ga siap berbagi, karena reflek pertama yang akan QQ ucapkan adalah, "Thanks, don't mind if I do..."

No comments:

Post a Comment