Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Sunday, July 28, 2013

Singapura Mahal Ya...

Kayanya sih itu yang QQ rasakan banget begitu mengalami transisi dari Indonesia ke Singapura. Kok kayanya semuanya serba mendadak jadi mahal, hikz. 

Ibaratnya gini, setiap bulan emang ada uang saku, katakanlah (tidak menyebut jumlah sebenarnya, tapi mendekati) dapetnya S$1000. Padahal yaaa...padahal kalo kita kembalikan ke standar Rupiah, itu tuh sangat besar sekali. Bahkan jika di rupiah-kan sekitar Rp.8.300.000 (dengan kurs terakhir QQ nuker Rp.8.300), itu bahkan lebih gede dari gaji bulanan QQ plus tunjangan...

Jadi, untuk standar hidup di Indonesia, mungkin QQ udah bisa masuk kelas poya-poya. Tapi masalahnya adalah, sekarang QQ hidup di Singapura, dimana standar ternyata menjadi tinggi. Biasanya kalo misalnya kita makan di kantin ato pujasera kantor, misalkan ayam penyet, mungkin15-20 ribu kita udah bisa dapet 1 ayam + Nasi + lalapan bahkan terkadang + Tahun/Tempe. Namun di sini, kaya ditempat QQ biasa makan akhir-akhir ini, menu makanan paling murah kayanya kemaren QQ beli Nasi Goreng Ikan Asing, tuh seharga S$ 3.5.

Kalo di-rupiahkan, standar Rp.8.000 aja biar mudah, artinya sekitar Rp.28.000 lebih. Wah itu mah bisa makan Nasi Goreng Kepiting di Solaria dan masih plus es teh manis pula. Tapi disini untuk minum, segelas Es Teh Tarik, S$1.5 atau sekitar Rp.12.000. 

Sebenernya harga seperti itu tuh emang bisa kurang lebih disamakan jika kita hidup di Indonesia, yeaaah...kalo kita hidupnya makan di mall. Sementara ini adalah makan di semacam pujasera biasa gitu. Yah, mungkin setara warteg laaaah...

Kemudian QQ juga jalan-jalan ke sebuah department store gitu, kemudian QQ melihat harga-harga kemejanya. Tanpa melihat merk dan kualitas bahannya, paling murah yang QQ lihat adalah seharga S$39 atau sekitar 320 ribu-an. Sementara selama ini QQ selalu mengira kalo kemeja The Excutive seharga Rp.289.000 tuh udah kayanya kemahalan. Kenapa? soalnya masih kemeja bangsa-bangsa Alisan atau Stanley Adams dengan harga lebih murah 50%. Seketika itu juga, kok The Executive yang selama ini dalam benak QQ selalu terlihat sangat mahal, menjadi, "Darn, harusnya QQ beli The Executive aja banyak-banyak sebelum kemari..." hahaha.

Kemudian QQ juga mau beli peralatan daput seperti panci, piring dan mangkok. Harga pancinya yang terlihat oleh QQ yang anti lengket, harganya mulai dari S$39 keatas. OMG, 350-an ribu cuma buat panci doang?? di Indonesia, bahkan merk teflon yang oke punya pun kayanya bisa kita dapat dengan 150 ribu doang gitu khan... Piring kemaren QQ dapet di harga S$1.5 dan mangkok nya di harga S$1.8. Coba aja kita ke pasar, dan kayanya harga piring segitu mah udah dapet piring yang oke punya.

QQ juga kemaren belanja Gantungan Handuk seharga S$9.5, Bed Cover seharga S$19.9 dan lainnya. Sesuatu yang kalo di Indonesia, kita udah bisa dapet sesuatu yang berada di kelas premium. 

Mungkin kalian semua akan berkata, "Siapa tahu kualitas barang di Singapura emang premium semua... jadi emang mahal..."

Nah itu dia masalahnya. Kalo di Indonesia, kita punya versi paling murahnya sekian. Misalkan Kemeja Stanley Adams seharga Rp.129.000 sehingga kita bisa merasa bahwa merk The Executive seharga Rp.289.000 adalah kemeja kelas premium. Naaaah, di Singapura S$39 itu yang paling murah, sementara yang lebih mahal lagi banyak. Jadi somehow sulit bagi QQ untuk mengatakan bahwa kemeja seharga S$39 disini adalah merupakan kelas premium, karena pada faktanya itu adalah harga yang paling murah.


Satu lagi yang QQ rasakan sangat mahal. Perasaan dari dulu, orang banyak bilang tentang koneksi data(internet) di Indonesia itu adalah masuk salah satu yang termahal. Well, QQ juga lupa siapa yang bilang,  tapi mungkin orang itu kayanya belum pernah ke Singapura. QQ beli kartu perdana Singtel di Bandara dengan nominal $$50, seharga yah S$50... bayangkan 400-an ribu cuma buat perdana, yang kalo di Indonesia bisa kita dapatnya nyaris di bawah Rp.10.000 dan itupun dengan bonus seabrek. Kemudian Paket BB-nya, ga kaya di Indonesia dimana paling ga ada 4 pilihan paket mulai dari Gaul-lah, Solialita lah,hingga sampai ke paket Full BIS. Di sini (Singtel dan M1) paket BB-nya cuma 1 pilihan kalo mau yang bulanan yaitu, BB Full BIS + Paket data 1GB seharga S$20. 160-an ribu sebulan. wow, sesuatu...

Jadi, kalo ada yang berpikir, hidup dengan $1000 di Singapura sama dengan hidup dengan Rp.8.000.000-an di Indonesia, yah... think again... hahaha... Di Indonesia mungkin dengan uang segitu, kita bisa menikmati hidup di kelas premium. Sementara di sini, yah mari berharap QQ bisa hidup untuk menghadapi bulan berikutnya, hahaha...

Karena pada dasarnya QQ akan tetap sangat-sangat bersyukur, soalnya QQ yakin pasti banyak yang bersedia, dalam hitungan detik saja, untuk mengambil posisi QQ. Jadi pada suatu titik tertentu, QQ harus berhenti untuk terus membandingkan Hidup di Singapura dengan hidup di Indonesia. Karena jika QQ terus saja memikirkan itu, Kayanya QQ menghalangi diri sendiri untuk menikmati hidup QQ di Singapura ini.

Jadi meskipun Ice Skating di sini seharga S$39, nonton seharga S$10-13, masuk Universal Studios seharga S$74, sekali naik MRT bisa sekitar S$1-2, Harga Oreo S$4,5, Burger King S$12. Yah tak mengapalah, yang penting, pinter-pinter QQ aja gimana mengatur keuangan supaya bisa pas itu duit jajan bulanannya dan bahkan kalo bisa tetap menabung, buat travelling... hahahahaha......!!!

Tetep berusaha untuk jadi Part time Student, FULL TIME TOURIST dah pokoknya....!!!!

No comments:

Post a Comment