Kalo memasuki bulan Ramadhan gini, ada sebuah hadits yang selalu populer dan menjadi pegangan beberapa orang, bahkan jangan-jangan salah satu dari kita memegangnya dan menjalankannya dengan sangat baik. Hadits itu adalah, "Tidur di bulan puasa merupakan Ibadah"
Kemaren sempet kebaca di koran yang membahas masalah ini dan mengatakan bahwa Hadits ini merupakan hadits yang lemah, karena beberapa periwayatnya ada yang sifatnya Dhaif atau lemah. QQ sih kurang paham sama ilmu periwayatan hadits ini, tapi konon katanya kalo sebuah hadits itu dinilai dari siapa saja yang meriwayatkannya. Misalnya dari si A bilang ke si B, lanjut ke si C dan kemudian sampe lagi ke si D, dan akhirnya ke si E dan sampailah ke telinga kita. Nah, misalnya si C ternyata adalah orang yang terkenal pelupa atau suka berbohong misalnya, maka hadits tersebut menjadi lemah juga.
Pernah denger kisah seorang pemuda yang suka berbohong ga? Pada suatu hari, pemuda ini sedang menggembalakan domba. Dia bosan dengan pekerjaannya yang itu-itu saja. Sehingga dia memutuskan untuk membuat sebuah lelucon untuk kampungnya. Dia kemudian berlari pulang ke kampungnya sambil berteriak, "Ada serigala... ada serigala... sembunyiii..." sambil pura-pura panik. Warga kemudian panik ketakutan dan bersembunyi di dalam rumah. Kemudian pemuda itu tertawa-tawa gembira dan warga menjadi kesal dibuatnya. Singkat cerita, pemuda itu mengulanginya lagi dan lagi. Lama-lama warga menjadi bosan dan terbiasa dengan kebohongan itu. Namun pada suatu hari, dia berlari sambil teriak-teriak, "Ada serigala.... adaserigala...sembunyi....!!!!" Namun warga sudah tak mempercayainya lagi dan ternyata, beneran ada serigala datang dan banyak jatuh korban.
Inti cerita ini sebenernya mengajarkan seseorang untuk tidak berbohong, karena terkait dengan kepercayaan orang kepada kita. Namun, kalo kita lihat dari sisi lainnya, menurut QQ cerita ini juga memiliki makna, "Sebohong-bohongnya seorang pembohong, adaaaa aja satu atau dua dari ucapannya yang beneran sebuah kebenaran..."
Jadi kalo QQ menanggapi sebuah hadits lemah atau palsu, ya kita nilai aja makna penyampaiannya. Toh asli atau palsu, hanya Allah swt yang tahu. QQ sih tahu apa, ilmu hadits juga ga paham. Jadi misalkan ada yang bilang Hadits soal tidur adalah ibadah itu merupakan hadits lemah atau bahkan palsu, maka mari kita mengkajinya lebih dalam mengenai konsep ini.
Kalo QQ sih percaya bahwa Ramadhan adalah bulannya ibadah, konon perbuatan Sunnah pahalanya seperti Pahala ibadah wajib dan ibadah wajib dilipatgandakan sampai 70 kali lipat. Jadi mengapa tidur bukan sebuah ibadah?
Kembali ke sebuah hadits, "Sesungguhnya sebuah amal dinilai berdasarkan niatnya"
Lalu apakah niat kita tidur di bulan puasa tersebut?
Bulan puasa adalah bulannya kita memanen bonus pahala dari Allah swt. Banyak peluang amalan yang bisa kita dulang di sini. Misalnya membantu orang tua, mengaji, beramal infaq dan sedekah, dan okelah ada amalan namanya TIDUR.
Kita cuma kedatangan bulan Ramadhan sekali dalam setahun. Setelah 11 bulan, kita baru bisa berjumpa dengan bulan Ramadhan. Kemudian, ada pahala Tidur dan ada pahala Mengaji misalnya. Katakanlah pahala tidur adalah 100, kemudian pahala mengaji dihitung per hurufnya 10. Kita mengaji satu juz per hari, itu bisa ada ribuan huruf, katakanlah pahala mengaji adalah 100.000.
Sebagai seorang yang cermat dan penuh perhitungan. Ketika Allah swt hendak memberi kita bonus tahunan, apakah kita akan memilih 100 atau 100.000...?
Nah sekarang pertanyaannya adalah, "Bodoh ga orang yang memilih tidur di bulan Ramadhan??"
Ketika ada peluang lain untuk beramal, maka kita harus penuh perhitungan akan amalan mana yang kita pilih.
Bahkan misalnya kita sedang mengaji, kemudian dipanggil Ibu kita untuk membantu pekerjaan rumah. Misalkan pahala mengaji adalah 100.000, Namun pahala membahagiakan Ibu adalah Surga. Maka, apakah kita masih akan memilih 100.000...?
Nah, sampai padatahapan ini, bukan berarti QQ turut mengatakan bahwa hadits soal tidur adalah hadits palsu. Nah, meskipun menurut orang hadits tersebut lemah atau bahkan palsu, mari kita ambil saja hikmahnya dari adanya hadits tersebut.
Misalkan kita ceritanya hauuuus banget karena abis bekerja yang sangat-sangat menguras tenaga. Pahala tidur adalah 100 sementara dosa membatalkan puasa adalah murka Allah swt. Maka sebagai orang yang cerdas, tentunya kita memilih tidur aja untuk menghindari sebuah dosa. Maka pada tahapan ini, Tidur memiliki nilai ibadah, iya ga?
Jadi menurut QQ, tidur mungkin saja merupakan ibadah, namun ketika ada Ibadah lain yang lebih baik pahalanya dan lebih besar cinta dari Allah swt kepada kita, maka mengapa kita memilih tidur?? Namun jika kita sudah tak dapat menahan diri dari berbuat dosa, maka tidur sajalah, sesungguhnya itu masih lebih baik daripada berbuat dosa.
Bulan Ramadhan harusnya menjadi saatnya kita panen. Sekarang tinggal kita yang menentukan, apakah kita ingin panen besar? atau pengen panen apa adanya aja? Jadilah orang yang penuh perhitungan dan bisa memanfaatkan momen yang kita miliki saat ini, karena siapa yang menjamin tahun depan kita berjumpa lagi dengan Ramadhan.
Masih tidur aja???
Sayang khan??
Bangunlah dan beribadahlah sebanyak kita bisa, mumpung nafas masih di kandung badan.
What can I do in one lifetime... I guess a lot. So let me share you a part of my one lifetime in this world. A wise man once said, "A smart person learn from his mistakes, but a wise person finds the smart person and learn from his mistakes altogether" Hope you can learn something from my story...
Who Am I? Not Spiderman
- Chronov
- Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
- Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.
No comments:
Post a Comment