Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Saturday, December 1, 2012

Khutbah Jum'at Sebaiknya Bahasa Apa?

Seumur hidup QQ sampe kemaren tuh tahunya, Kalo khutbah Jum'at itu harus menggunakan Bahasa yang paling banyak dimengerti oleh jamaah yang hadir pada saat itu. Karena itu, pas Jum'atan kemaren QQ agak BT karena khotib-nya pake Bahasa Minang buat khutbah Jum'at. Mampus lah anak muda. Malah terkadang lebih ngerti kalo Khatib-nya baca dalil yang bahasa Arab-nya daripada ketika dia khutbah pake Bahasa Minang.

QQ ga tahu dapet ilham dari mana, tapi sepengetahuan QQ tuh ada hadits yang menyatakan bahwa Khutbah Jum'at sebaiknya disampaikan dengan bahasa yang dimengerti oleh seluruh jama'ah, kalo ditanya dari mana sanad-nya, maka QQ juga ga tahu. Kadang ada aja ingatan-ingatan di otak QQ tuh yang ga tahu sumbernya dari mana, tapi somehow itu menjadi pegangan hidup QQ sampe QQ ketemu dalil yang lebih sahih.

Kemudian QQ langsung googling untuk menemukan riwayat siapakah hadits tersebut. Eh, yang ketemu malah tak terduga. Kok dari berbagai sumber yang QQ temukan, malah Khutbah Jum'at sebaiknya disampaikan dalam Bahasa Arab. Dalilnya adalah, Karena khutbah Jum'at merupakan bagian dari Ibadah Sholat Jum'at. Tanpa Khutbah, sholat Jum'at tidak sah. Sehingga ketika melakukan ibadah itu, kita harus menuruti cara Nabi. Nabi menyampaikan khutbahnya dalam bahasa Arab. Sama seperti sholat, meskipun kita tidak mengerti, tapi kita membaca bacaan Sholat dalam bahasa Arab.

#bakdisambarpetirdisiangbolong

Ideologi yang selama ini QQ pegang salah dong, tapi selama ini yang QQ denger kok malah mana ada Khatib yang sepenuhnya berbahasa Arab, kecuali pas di Arab sana.

Namun QQ berfikir, bacaan sholat emang dalam bahasa arab, karena ada contoh dari Nabi Muhammad SAW, misalkan untuk bacaan Iftithah, ruku',sujud,dan lainnya. Sedangkan untuk surat Pendeknya diambil dari AlQur'an yang berbahasa Arab. Jadi akan sangat wajar jika Sholat harus menggunakan bahasa Arab, seperti yang dicontohkan oleh nabi.

Namun, untuk Khutbah Jum'at, Kayanya ga ada deh hadits yang menyatakan bahwa, 'ini yang harus dibacadalam khutbah' kecuali untuk Rukun Khutbah Jum'at yaaa....
Lagipula, tujuan khutbah Jum'at adalah untuk menyampaikan syi'ar Agama Islam. Bagaimana jika Syiar itu disampaikan dalam bahasa yang tidak dimenerti mayoritas jamaah? Maka syi'ar tersebut akan tidak memiliki dampak yang signifikan. Kayanya Islam ga memaksa kita untuk paham bahasa, walau memang sangat-sangat dianjurkan bagi kita semua untuk belajar bahasa Arab.

Karena dalam AlQur'an aja disebutkan bahwa, "Nabi diutus sesuai dengan bahasa kaumnya" (Q.S. Ibrahim : 4), jadi tujuan Islam adalah menyebarkan Agama Rahmatullil 'Alamin bagaimana Agama ini bisa menjadi rahmah, jika tidak ada yang mengerti apa yang disampaikan?

Namun dalam hal Khutbah Jum'at memang ada 5 Rukun yang selalu dilakukan Nabi Muhammad SAW setiap kali berkhutbah.
1. Mengucapkan Hamdalah
2. Membaca Shalawat
3. Menyampaikan wasiat atau nasihat, ajakan untuk taat kepada Allah
4. Membaca sepotong dari Ayat Qur'an, yang ada kaitannya.
5. Membaca Do'a untuk umat Islam

pada kelima bagian ini, kita sebaiknya menggunakan bahasa Arab. Jika semuanya telah kita lakukan, maka pada bagian ketiga, dapat kita lengkapi dengan materi khutbah Jum'at yang kita sampaikan dalam bahasa yang dimengerti mayoritas Jama'ah. Bacaan yang kita baca di kelima rukun tadi juga boleh kita terjemahkan agar dimengerti lebih lanjut.

#BukankarenaQQseringtidurpaskhutbahjumat

Kalo pas sholat Jum'at, jama'aj tidak mengerti apa yang disampaikan, maka jangan kaget jika banyak yang teler alias tidur ngiler sambil mendengarkan khutbah. Materi khutbah juga tak boleh kaku. Jangan berpaku pada buku kumpulan khutbah jum'at yang dibuat tahun 80-an, atau Khatib membaca khutbah dengan membaca buku dan mata terpaku ke buku.

Berikut adalah hadits tentang bagaimana Nabi melakukan khutbah Jum'at:
Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata,”Kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika berkhutbah, kedua matanya memerah, suaranya tinggi, dan kemarahannya sungguh-sungguh. Seolah-olah Beliau memperingatkan tentara dengan mengatakan:’ Musuh akan menyerang kamu pada waktu pagi’, ‘Musuh akan menyerang kamu pada waktu sore’.” (HR Muslim, no. 867).

Jadi kalo Khatib-nya aja udah ngantuk, apalagi Jamaahnya.
Kembali ke topik awal, jadi bahasa apakah yang sebaiknya digunakan ketika khutbah?

Maka menurut QQ, adalah bahasa yang paling dimengerti oleh mayoritas jamaah yang hadir. Jadi pandangan QQ tentang khutbah dalam bahasa daerah tetap tidak berubah, TIDAK SESUAI SYARIAH.

Terkecuali misalkan dia yakin bahwa 100% orang yang hadir mengerti dan paham bahasa yang dia ucapkan.
Kita hidup di Indonesia, bahasa apa yang kita yakin semua orang mengerti??
BAHASA INDONESIA, bahasa persatuan kita.
Kalo 99% orang mengerti bahasa daerah, namun 100% orang mengerti bahasa Indonesia, haruskah kita tetap memilih menggunakan bahasa daerah??

Misalkan dari 100 orang, benar hanya 1 orang yang tidak mengerti. Namun bukankah 100 tetap lebih baik dari 99.......???

Selain itu, pikirkanlah perasaan orang tersebut, dia tidak mengerti apa yang diucapkan sementara yang lain mengerti. Sementara berbisik-bisik antara dua orang ketika adaorang ketiga saja terlarang. Ini sama seperti itu, Khutbah dimengerti oleh semua orang kecuali orang ini. Dia akan merasa tertinggal dan terkucil.

Belajar suatu bahasa baru, tidak mudah bagi semua orang. 2 tahun di Sibolga, QQ ga paham juga bahasa Medan. 2 tahun di Jogja, QQ ga paham juga bahasa Jawa. Sekarang baru setahun di Padang, masa udah ngerti bahasa Minang???

#Sothisisallaboutme

Hahahaha....
Meskipun emang sumbernya dari ke-BT-an QQ terhadap khutbah kemaren, yang QQ menghimbau saja, para ulama harusnya tahu lebih baik. Janganlah gunakan bahasa daerah di masjid yang sifatnya untuk umum. Kecuali di depan masjid tersebut tertulis, "Masjid Urang Awak, selain orang Minang, dilarang masuk" maka silahkan gunakan bahasa Minang.
Namun itu adalah Rumah Allah, dan di rumah Allah semua orang disambut. Buatlah orang luar merasa disambut, berbicaralah dengan bahasa yang mereka mengerti.

No comments:

Post a Comment