Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Tuesday, December 17, 2013

Udah Bisa Ikhlas Belum?


Rasanya udah lama nih ga nulis blog dalam bahasa Indonesia. Yah, anggap aja karena sekarang lagi pulkam, jadi kayanya nulis bahasa Indonesia ajalah. Soalnya kayanya nulis dalam bahasa Inggris kok kayanya kesannya jadi marah-marah melulu... bukan karena beneran marah, tapi karena kayanya QQ belum terlalu pinter melucu dalam bahasa Inggris, hahaha...

Seperti judul diatas, di blog ini QQ pengen menjelma jadi Ustadz jadi-jadian...
Udah bisa Ikhlas belum?
Rasanya QQ udah beberapa kali menulis topik yang sama, jadi kali ini sifatnya ya penyegaran aja kali yaa...

Ikhlas tuh adalah sebuah konsep yang sebenernya mudah untuk diucapkan dan menurut QQ sih tidak terlalu sulit untuk diterapkan, tapiiii..... ada tapinya... kalo kita ga bisa menerapkannya dengan baik, yang ada malah makan hati se-pahit-pahitnya.

Kenapa kita diperintahkan untuk ikhlas dalam beramal?
Itu sebenernya untuk kebaikan kita sendiri.
Kita tuh terkadang sudah memberikan sesuatu kepada orang lain, tapi masih merasa bahwa sesuatu itu masih milik kita. Sehingga terkadang kita mencaci, memaki, bergunjing dan ujung-ujungnya, alih-alih kita berbuat baik untuk mendapatkan pahala, malah menjadi dosa.

Sebuah contoh paling sederhana yang bisa kita gunakan dalam konteks ini adalah, misalkan kita pulang jalan-jalan nih dari Singapura. Terus kita bawa oleh-oleh kaos bertuliskan I Love SG untuk temen kita. Lalu pada suatu hari kita maen ke rumahnya dan ternyata kita melihat kaos yang kita kasih tadi ternyata jadi kain pel. 

Wah, seketika hati kita jadi gondok dan darah kita mendidih. Meski beberapa dari kita mungkin ada yang langsung nyablak, tapi mayoritas kita kayanya paling jadinya mendongkol aja dalam hati, terus cerita kemana-mana bahwa orang tersebut adalah orang yang tidak tahu diri karena menjadikan kaos yang sudah kita berikan sebagai kain pel.

Mari kita telaah lagi kisah ini. Pertama-tama, kita memberikan kepada temen kita itu sebuah kaos. Apa artinya? Artinya kepemilikan terhadap kaos tersebut sudah berpindah dari tangan kita menjadi milik temen kita tadi. Kedua, Penggunaan suatu barang adalah sepenuhnya terserah pada yang memiliki barang tersebut. Jadi kalo ternyata temen kita memutuskan untuk menjadikannya kain pel, itu adalah sepenuhnya terserah dia yang notabene adalah sang pemilik kaos tersebut.

Nah, masalahnya disini adalah hal tersebut memang bukan suatu hal yang terpuji berdasarkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dan Budi Pekerti yang diajarkan di SD. 

Mari sekali lagi kita telaah cerita ini.
Kita memberikan hadiah kepada orang lain = Pahala +10
Ternyata temen kita ngejadiin kaos itu jadi kain pel = terserah dia
Kita mendongkol dan memaki dalam hati = Dosa -1
Kita bergunjing tentang perilaku kita tadi kemana-mana = Dosa -100

Jadi yang harusnya kita dapet pahala +10, malah jadi Dosa -91.
Jadi kalo kita ga ikhlas tuh bukan cuma membuat hati kita jadi sakit, tapi juga malah mendatangkan dosa bagi kita, bukan cuma dosa ama pahala impas, keseringan dosanya lebih gede dan akhirnya pahalanya bahkan ketutupan.

Jadi disinilah letak pentingnya bagi kita untuk ikhlas. Jika kita sudah melakukan sesuatu atau memberikan sesuatu kepada orang lain, maka ikhlaskanlah, lepaskanlah kita dari segala keterkaitan terhadap sesuatu amalan tersebut dan sadarilah bahwa itu sudah bukan milih kita lagi. Biarkanlah amal perbuatan baik kita itu menjadi sempurna karena kita menyerahkannya kepada Allah SWT untuk menilai dan membalas perbuatan baik kita.

Masalah apakah menjadikan kaos tersebut sebagai kain pel mendatangkan dosa bagi temen kita atau nggak, itu juga sudah bukan urusan kita. Namun bagaimanapun perbuatan tersebut bukanlah perbuatan yang terpuji. Namun, ketika orang itu menjadi orang yang tidak terpuji, kita tak harus ikut jatuh dalam gelimang dosa bersamanya karena kita melindungi amalan kita dengan keikhlasan. 

Jadi, ikhlas selain sebagai pelindung hati kita dari sebuah kesakitan yang amat sangat, juga sebagai pelindung agar pahala atas amalan kita tetap sempurna di hadapan Allah swt. Jadi kita tak perlu mendongkol ketika amalan yang kita perbuat kepada orang lain ternyata tidak berbuah manis. Biarlah Allah swt yang memberikan buah manis tersebut nanti ketika di surga. 

"Apakah kamu kira orang yang berkata, "Aku Telah Beriman" takkan diuji lagi? Allah akan mengujinya dengan cara yang Dia kehendaki"

Bagaimana jika perbuatan teman kita itu adalah bentuk ujian dari Allah swt kepada kita. Kita sudah berbuat baik, kemudian Allah swt senang  dengan perbuatan kita dan hendak menaikkan derajat kita dengan memberikan kita ujian, dengan cara temen kita tadi ngejadiin kaos pemberian kita sebagai kain pel.

Kalo kita berhasil ikhlas, maka kita lulus ujian dan insya Allah, derajat kita meningkat. Namun jika kita gagal dan perbuatan baik kita malah mendatangkan dosa bagi kita, maka kita gagal untuk naik derajat. 

QQ lupa ada hadits kalo ga salah yang bunyinya kira-kira kaya gini, "Lupakan perbuatan baik kita kepada orang lain, tapi ingat-ingatlah perbuatan baik orang lain kepada kita." Ketika kita beramal kepada orang lain, maka setelah berbuat baik, lupakanlah dan serahkanlah sepenuhnya agar Allah swt yang membalas. Jika ternyata temen kita tadi membalas budi, maka Allah swt sedang membalas perbuatan baik kita secara langsung di dunia. Namun jika tidak, Sungguh transaksi dengan Allah swt, kita takkan pernah dirugikan. 

Mudah ga untuk ikhlas?
Memang kadang pengorbanan kita tuh besar dan berat untuk memberikan sesuatu itu sangat besar sehingga kita semakin berat untuk mengikhlaskannya begitu saja. Kata kuncinya adalah latihan dan pada tahap tertentu, kita memang harus menyerahkan segalanya untuk kembali kepada Allah swt. Jadi, lepaskanlah, relakanlah, ikhlaskanlah...

Sudah siap berbuat baik? Siap
Sudah siap untuk ikhlas? Belum
Trus batal berbuat baik????? JANGAAAAAAN!!!!!!

Sudah sepanjang ini QQ berbicara menggenai sebenarnya ikhlas itu mudah, jangan sampai karena ga bisa ikhlas, kita malah jadi batal berbuat baik. 

Hmmm.... apakah masalah ini bisa diselesaikan dengan Game Theory sama seperti pada Prisoner's Dillema?
Eh, tapi disini ga bisa buat tabel yaa... hahaha...
Intinya adalah
1. Kita berbuat baik dan ikhlas = +50
2. Kita berbuat baik dan ga ikhlas = - 50
3. Kita tidak berbuat apa-apa = 0

Maka keputusan terbaik bukanlah 3 khan? karena kita takkan mendapat apa-apa.
Jadi berusahalah kita untuk melakukan yang nomor 1. Ada peluang kita mendapatkan +50 dengan resiko -50. 
Jadi daripada kita tidak melakukan apa-apa yang pasti dapet 0, mending kita melakukan sesuatu dan ada peluang untuk mendapatkan +50.

Tahapan selanjutnya adalah berusaha untuk ikhlas. 
Lupakan perbuatan baik kita pada orang lain, biarkan Allah swt yang mencatatnya dan membalasnya nanti. Catatan terbaik adalah catatan di sisi Allah swt daripada catatan di sisi manusia.

Ikhlas ga susah kalo kita memahami konsep dibaliknya. 
Semoga aja blog yang QQ tulis ini bisa sedikit membantu mempermudah anda-anda semua untuk lebih ikhlas.


sumber gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzvEoJMrd7w0_nNttsfUaOjs8ZNNpV8oRYbxaNkBEP3FANJzpwN9jXPmpS8xjMmQ6hsO9bNWwOIxbpHxxPcFkt80qBibmvAg7gPPE-7nMOislVbpipaWXVkOJM7aKKvm1rswSdWtMUXQt4/s1600/ikhlas-inside-pentium-3.png

No comments:

Post a Comment