Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Thursday, April 7, 2016

Cara Mengungkapkan Kritik

Ini sebenernya bagian dari sebuah mata kuliah Leadership yang ketika itu sedang membahas bagaimana cara yang paling baik untuk memberikan kritik pada seseorang. Karena terkadang ketika kita menyampaikan pesan kepada seseorang, emosi menutupi apa yang ingin kita sampaikan sehingga pesan sesungguhnya tidak tersampaikan dengan baik.

Namun hal tadi itu tidak hanya terbatas pada saat kita akan memberikan kritik pada seseorang, kita seringkali mengungkapkan perasaan kita tanpa disertai dengan tindakan apa yang melatar belakangi sehingga perasaan tersebut muncul.

Perhatikan struktur kalimat berikut:
"Aku benci kamu!!!!!!!!!!"
"Aku kangen kamu..."
"Aku nyaman sama kamu..."
"Aku ga suka sama kamu..."
"Presentasi kamu tadi tuh jelek!"
"Kamu ga pantes deh pake baju itu..."

Ini adalah 'perasaan' yang kita rasakan. Tanpa sadar, banyak dari kita seringkali mengungkapkan hal tersebut pada orang lain, tanpa menyadari bahwa itu adalah kalimat yang tidak sempurna.

Bukan tidak sempurna dari sisi S+P+O+K-nya yaa... duh nilai Bahasa Indonesianya pasti 9 semua ini....

Kalo QQ menerima kalimat tersebut terlepas dari nadanya positif atau negatif, akan kemudian bertanya, "Apanya??"

Maka kemudian diusulkanlah sebuah struktur kalimat untuk memberikan saran.
bukan Subjek + Objek + Predikat + Keterangan...
tapi, "WhenWhat is the action + How does it make you feel"

Perhatikan struktur kalimat berikut:
"Kamu tuh ga pernah ngertiin perasaan aku, aku benci kamu!!!!"
"Kalo kamu ga ada di sini, aku kangen kamu..."
"Tiap ada di dekat kamu, aku merasa nyaman..."
"Kamu tuh ga pernah menghargai aku, aku ga suka sama kamu..."
"Setelah memperhatikan dari tadi, presentasi kamu tadi tuh jelek!"
"Kok aku lihat-lihat, kamu ga pantes deh pake baju itu..."

Nah, menurut kalian apakah kalimat tersebut menjadi lebih sempurna?
benar bahwa ada action sebelum kita mengungkapkan apa yang kita rasakan. Namun apakah benar ada action di dalam kalimat tersebut.

"Kamu tuh ga pernah ngertiin perasaan aku" apakah itu sebuah perbuatan?
Tidak... semua contoh di atas itu masih "perasaan + perasaan"
struktur kalimatnya masih belum sempurna.

Bandingkan dengan kalimat berikut:
"Kamu kemarin ngomongin buruk tentang aku sama si Surti, aku benci kamu!!!"
"Kamu tuh suka tiba-tiba meluk aku dari belakang, kalo kamu ga ada, aku jadi kangen..."
"Kemarin pas aku lagi kesel banget, kamu bisa menenangkan aku. Aku nyaman sama kamu..."
"Pas ulang tahun kamu kemaren aku ngasih kamu kaos, kok sekarang kamu ngepel pake kaos itu, kamu ga menghargai aku, aku ga suka sama kamu..."
"Kamu tadi terlalu banyak membelakangi audience, terus suara kamu pelan banget, mata kamu juga kemana-mana ga fokus, presentasi kami tadi tuh jelek!"
"Kamu tuh pake celana warna ijo, ga cocok kalo pake baju biru, kamu ga pantes deh pake baju itu..."

Nah, kebayang ga bedanya antara tiga kelompok kalimat di atas itu?
Bayangkan kalo seseorang bilang ke kamu, "Aku benci kamu..."
Ketika kita mendapatkan seseorang mengatakan kalimat tersebut, tentunya hal yang ingin kita lakukan adalah memperbaiki diri agar orang tersebut tidak lagi membenci kita. Namun ketika informasi yang kita dapatkan hanya, "Aku benci kamu..." maka dari mana kita memulai perbaikan tersebut.

Oleh karena itulah, ketika kita menyampaikan saran alias feedback kepada orang lain, hendaklah sampaikan dengan sempurna. 

Kudu ada action dibalik emotion yang kita rasakan.
Jadi ketika kita mendapatkan kalimat, "Kamu kemarin ngomongin buruk tentang aku sama si Surti, aku benci kamu!!!"
Maka respon pertama kita selain, "Eh, tahu darimana?" karena kita masih berusaha mengelak, adalah, "Oh ternyata kamu benci aku karena itu..."
sehingga seseorang bisa secara pantas meminta maaf, "Maaf karena aku udah ngomongin kamu di belakang, ga akan aku ulangi lagi.."

Dengan begitu, kita akan lebih bisa mendapatkan apa yang kita mau. Atau kalian lebih memilih respon orang, ketika kita bilang, "Aku benci kamu!!!"
"Ya udah kalo gitu aku minta maaf deh.."
"Maaf buat apa?"
"Buat segalanya..."
Tulus ga sih maaf kalo bahkan kita tidak tahu kesalahannya??

itu untuk yang negatif...
sama halnya ama yang positif, ketika seseorang memberikan pujian, tentu saja yang ingin kita lakukan adalah mempertahankan apa yang kita lakukan dong...
"Aku suka kamu..."
Kalo cuma gitu doang, maka apa yang harus kita pertahankan...?
"Aku suka wajah kamu" lebih enak... artinya kita tahu bahwa mulai sekarang kita harus mempertahankan wajah agar tidak berubah. 

"Aku suka kamu karena kamu kemaren ngasih aku tas branded yang ori"
Nah, kalo gitu kan kita tahu bahwa kita harus lari sesegera mungkin dari orang tersebut...
Yah, kecuali kalo emang kita orang yang mampu dan rela untuk selanjutnya agar dia tetap suka sama kita, kita harus terus menerus memberikan orang tersebut barang branded yang ori....

Enak kan kalo setiap orang tuh mengungkapkan action atau cause di balik perasaan yang mereka rasakan?
Tapi tetep aja sering kita temukan, "Aku benci ama kamu..!!" 
"kenapa?"
"Ga tahu, pokoknya benci aja...!!!"

lah???????????????????
Hal-hal kaya gitu tuh emang ajaib... ga ada api tahu-tahu ada asap aja...
Maka dari itulah, berhati-hati ketika kita mengungkapkan perasaan kita. Terkadang mungkin sebenarnya kita tahu apakah action atau cause di balik setiap perasaan yang kita rasakan, namun terkadang kita malu mengungkapkannya.

Contoh lagi-lagi pake ekstrim dan kalo perlu sensor buat di bawah 17 tahun.
"Aku suka kamu, soalnya.... permainan kamu semalem di kasur... ugh.. bikin aku mengeong..."
Wah.... ini adalah hal yang paling diidam-idamkan didengar semua orang nih kayanya... tapi keseringan kita ga pernah menyebut sampe ke tahapan itu karena antara malu dan takut dicap sex addict.

Pernah ada sebuah kisah yang agak ekstrim juga sih dan sebaiknya jangan di tiru.
Seorang wanita sedang dipinang oleh seorang pria, kemudian sang wanita bertanya, "Wahai Pria, (kebetulan nama tuh pria adalah Pria, hahaha...), apakah hal yang membuatmu jatuh cinta padaku?"
sang pria dengan jujur menjawab, "Aku jatuh cinta dengan mata indahmu..."
Kemudian sang wanita mencongkel matanya dan memberikan pada pria tersebut.

Sebenernya sih moral dari cerita ini tuh adalah, kalo mencintai seseorang, jangan fisiknya doang, karena fisik bisa pudar seiring waktu. Tapi dalam kasus ini, itu benar kan? kalo emang cinta ama matanya... ya udah ambil matanya aja.... hahaha...

Ini juga salah satu pentingnya poin kejujuran dalam hidup kita, terkadang kita terlalu takut menyakiti orang lain melalui kritik yang kita sampaikan. Percayalah, lebih menyakitkan lagi mendapatkan kritik yang isinya perasaan, tapi ga jelas dimana salahnya.

"Presentasi kamu tadi tuh jelek"
Pas ditanya, "Jeleknya dimana?" eh orang tersebut malah diem doang.
Ternyata orang tersebut merasa presentasi tersebut jelek karena muka presenternya emang jelek, jadi dia sentimen. 

Tapi kalo ga dikasih tahu, orang tersebut ga bakal pernah tahu, bahwa ternyata muka juga mempengaruhi hasil presentasi seseorang.Sehingga sampaikanlah, "Mungkin ini opini pribadi, tapi menurutku muka kamu jelek... sehingga orang malas memperhatikan presentasi kamu..."
reaksi penerima kritik bisa dua arah, pertama tersinggung dan kemudian malah marah. Kedua adalah take it like a champion, "Oh ternyata begitu, baiklah saya akan mendengarkan kritik yang lain, jika ternyata memang muka saya jelek, nanti ke depannya saya pake make up yang lebih tebal..."

Keuntungannya dari sebuah kritik yang pedas selain enak... (eh itu kripik), adalah kita jadi tahu dimana lokasi tepatnya kita harus memperbaiki diri. Mungkin saja 100 orang memberikan 100 kritik yang berbeda, bukan berarti kita harus menerima semuanya kan? namun tidak ada salahnya untuk menganalisa dengan baik kritik-kritik yang masuk tersebut. Tapi kalo ada yang kasih kritik cuma "Jelek", "Bagus", "Bravo", "Keren"... buang aja... ga guna itu, ga ada nilai tambahnya!!!

hahahaha....

Jadi ingat!!!!
Ga ada asap tanpa api...
Kalo kita ingin mengungkapkan perasaan kita, pastikan ikuti dengan action yang menyebabkannya....
Kalo kita sendiri ga tahu kenapa kita merasakan hal tersebut, maka tanyakan lagi dan tanyakan lagi ke diri kita... pasti ketemu jawabannya kenapa...

Namun kalo alasannya karena takut, jangan takut...!!! 
kalo ada yang marah pas nerima kritik, suruh baca blog yang akan QQ tulis selanjutnya...
How to Take Critics Like a Champion......
(jika ada waktu... hahaha...)

1 comment:

  1. Cast your line and reel in big wins with 24kbet fishing, where exciting gameplay and lucrative opportunities await players!

    blog 24kbet arcade
    blog 24kbet bonuses
    blog 24kbet download
    blog 24kbet sports
    blog 24kbet live casino

    ReplyDelete