Tiba-tiba pagi ini QQ teringat akan sebuah kejadian pas kuliah dulu, dari seorang dosen yang bilang ke QQ, "Londo ne wes turu.." soalnya ketika itu rambut QQ lagi pirang dan QQ tidur di kelas... hehehe...
Jadi dulu dosen itu ngajar mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia, dan kalo ga salah waktu itu lagi ngebahas sola Negosiasi dan waktu itu langsung praktek gitu.
Jadi satu kelas dibagi jadi dua kelompok gitu dan masing-masing diberikan lembaran berisikan resume permasalahan yang sedang terjadi. satu kelompok sebagai kelompok eksekutif dan satu lagi sebagai kelompok buruh. Masing-masing kelompok membaca permasalahan yang ada di selembar kertas itu dan setelah itu dimulailah negosiasi antara kelompok eksekutif dan buruh.
Ceritanya kelompok buruh lagi demo nih, terus kelompok eksekutif diminta untuk menegosiasi masalah tersebut.
Dan kemudian terjadilah adu argumen dari masing-masing pihak. yang buruh merasa dirugikan sementara yang eksekutif merasa bahwa apa yang mereka lakukan telah sesuai dengan aturan-aturan perburuhan yang berlaku.
Cukup lama juga nih proses negosiasinya dan ribut sana sini. kalo dipikir-pikir sih situasinya jadi kaya serasa demo beneran. Sampe lama juga ga ketemu jalan keluarnya karena masing-masing pihak bersikukuh akan kebenaran masing-masing pihak.
Sampai pada akhirnya sang dosen membocorkan rahasianya kenapa nih negosiasi ga ketemu ujungnya juga. Ternyata, selembar kertas yang dibagikan ke masing-masing kelompok berbeda. Kemudian dosennya bilang, "Jadi kunci dalam sebuah negosiasi adalah KEMAMPUAN UNTUK MENDENGARKAN"
Seandainya saja salah satu pihak mau diam dulu dan mendengarkan apa isi keluhan pihak yang lain, maka kita akan bisa untuk berusaha memahami apa masalahnya dan bisa mencari solusi secara bijak.
Kalo kita saling melempar argumen terus menerus, masalahnya yang akan terjadi adalah, tiap orang akan merasa benar dengan argumennya, dan ketika kedua pihak merasa benar, terus siapa yang salah. Sehingga perdebatan takkan pernah berakhir.
Ini adalah salah satu keajaiban untuk mendengarkan.
Namun, tidak hanya mengdengarkan saja, namun Mendengarkan dengan pikiran dan hati yang terbuka, mau menerima masukan dari orang lain dan tidak merasa selalu benar.
Jika kita berada dalam sebuah posisi masalah dengan orang lain, maka akan tidak adil jika kita menjatuhkan penilaian hanya dari sisi diri kita sendiri, karena itu tidak akan adil.
Orang yang pantas memberikan penilaian hanyalah orang yang memahami masalah yang terjadi lebih dari satu pihak saja. Sebelum kita menjatuhkan penilaian terhadap sesuatu, selalulah berusaha untuk mencari opini dari sudut pandang yang berbeda. Semakin beragam sudut pandangnya, maka kita akan semakin adil dalam memberikan penilaian.
So start listen and less unimportant talk.....
What can I do in one lifetime... I guess a lot. So let me share you a part of my one lifetime in this world. A wise man once said, "A smart person learn from his mistakes, but a wise person finds the smart person and learn from his mistakes altogether" Hope you can learn something from my story...
Who Am I? Not Spiderman
- Chronov
- Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
- Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.
No comments:
Post a Comment