Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Friday, December 25, 2015

Mau dan Mampu

Akhir-akhir ini jadi hobi nulis hal-hal yang philosophical deh...
Pertanda lagi galau... hahaha...

Dua kata yang ada di subjek, MAU dan MAMPU. 
sempet kepikiran, gimana mau membuat cerita ini jadi panjang ya...? hahahaha...

Menurut kalian, mana yang paling penting diantara kedua kata tersebut? mau atau mampu?

"Aku mau nongkrong di Starbucks, tapi ga mampu beli kopinya"
"Aku mampu beli kopi di Starbucks, tapi ga mau karena terlalu rame"

Kalo kita lihat dari dua kondisi tersebut, maka keduanya tampak imbang, mau tapi ga mampu sama mampu tapi ga mau. Tapi kalo menurut QQ, ada satu yang lebih penting diantara keduanya, MAU.

kemudian akan muncul pertanyaan, "Lah, kalo ga mampu gimana?"

Mari kita bergeser sedikit ke sebuah cerita yang pernah disampaikan oleh Pak Boss pas lagi rapat, begini ceritanya:

Pada suatu hari, ada seekor anak Rajawali yang baru menetas jatuh dari sarangnya ketika sang induk rajawali sedang mencari makan. Anak rajawali tersebut jatuh di kandang ayam milik seorang petani.
(Jangan mulai mikir, "Kalo gitu, ngapain emak Rajawali nyari makan jauh-jauh padahal banyak ayam yang bisa dia gasak, for the sake of the story and the message inside it, just go along with it...)
Kemudian anak Rajawali tadi ditemukan oleh sang induk Ayam, dibawanya anak Rajawali tadi untuk bersama dengan anak-anak ayam yang lain. Anak Rajawali tadi akhirnya tumbuh bersama dengan anak-anak ayam lainnya hingga dia besar.
Pada suatu hari sang Anak Rajawali yang sudah menjelma menjadi Rajawali Remaja mendongak ke langit dan berpikir, "Aku iri pada burung-burung yang terbang di angkasa"

Apakah pesan yang terkandung?
Kadang kita tuh gitu, hanya karena kita tumbuh di lingkungan "ayam", kita jadi tidak menyadari bahwa sesungguhnya kita adalah "rajawali". Kita banyak terkekang dalam hidup ini oleh apa yang ada dalam pikiran kita, kepercayaan-kepercayaan yang terbentuk sedari kita kecil yang mengatakan seolah-olah kita ga bisa, ga mampu.

Sekarang bagaimana kalo kita buat kisah begini:
"Aku mampu tapi ga mau sedekah"
"Aku ga mampu, tapi mau sedekah... jadi aku menyisihkan sedikit saja dari penghasilanku untuk aku sedekahkan..."

Where there is a will, there is a way...

Tiba-tiba proverb itu pas sekali dengan apa yang QQ tulis.

Kita mampu, ga ada gunanya sama sekali kalo kita emang ga mamu berbuat sesuatu. Tapi kalo kita ga mampu, tapi kita ada kemauan untuk berbuat sesuatu, maka secara naluri kita akan berjuang untuk hal yang kita inginkan tersebut dan akan selalu ada jalan.

Banyak orang yang mampu di dunia ini, tapi kemauannya ga ada untuk berbuat baik.
Jadi jika kita tahu kalo kita punya niatan baik dalam hidup ini, maka berusahalah sekuat tenaga untuk menjari jalan agar kita mampu untuk melakukannya. 

Apa yang kita cari dalam diri orang lain adalah "kemauan" ini, masalah "kemampuan" itu bisa menyusul. Karena "mampu" bisa kita cari, sedangkan "mau" harus datang dari diri orang yang bersangkutan.

Pernah ga mengalami kejadian ini?

"Eh, nongkrong yuk di Starbucks Grand Indonesia"
(contohnya dari tadi pake Starbucks melulu, soalnya utang budi numpang Wifi... hahaha...)
"Hmmm.... macet deh kayanya, eh di berita ada demo tuh di depan Istana Negara"

Gemes ga?
Jawaban yang dicari tuh kadang sesederhana "Mau" atau "Nggak mau"
(sebagaimana sederhananya yang diucapkan kayu kepada api, sebelum membuatnya terbakar menjadi arang... #moreorless)

Tapi kadang orang menjawabnya tuh berlibet-libet muter sana sini ga jelas, ujung-ujungnya karena emang "ga mau" tapi karena ngerasa ga enak, ga sopan, jadi jawabannya muter-muter.

Kalau emang "mau", macet? bisa naik ojek... ada demo di depan Istana Negara? lewat Cikini... (kalo dari arah Gambir... hehehe...) Jadi masalah "jalan" yang bisa "memampukan" kita, itu bisa dicari selama ada "kemauan".

Tapi mencari orang dengan "kemauan" cukup sulit.
Mau berhenti merokok?
Mau belajar sholat?
Mau bisa punya pola manajemen keuangan pribadi yang baik?
Mau bisa travelling pas libur panjang?

Semuanya ada jalan, tapi kalo emang kemauan ga ada... Maka jutaan, triliunan rupiah di dunia ini ga akan bisa membantu kita semua untuk menuju ke tempat yang kita inginkan. Lupakan frase "Aku nggak mampu", ubahlah menjadi "Aku belum mampu".

Kita semua adalah Rajawali-Rajawali yang terjebak dalam kebiasaan "Ayam".

Start tapping your full-potential by saying, "Aku mau"
Jalan menuju ke sana bisa dicari, bisa kita pelajari, bisa kita buat kalo perlu.
Tapi kalo kemauan kita ga kuat, maka ada paku sebiji aja di jalan, kita langsung males. Langit mendung dikittt aja, langsung tarik selimut. 

Perkuat tekadmu Anak Muda!!!!!
(Mengatakan ini pada diri sendiri.... karena perut masih mbulet aja.... hikz....)

No comments:

Post a Comment