Rasanya masih terngiang-ngiang dulu ada seorang guru yang bilang, "Kalian tuh ya... baru upacara bentar aja ngeluhnya udah kemana-mana, Tahu ga sih kalo para Pahlawan tuh berkorban nyawa supaya kita merdeka??"
Yah, intinya sih kata guru itu, apalah artinya kita berdiri sekitar sejam untuk mengikuti upacara bendera, sementara para pahlawan kita dahulu berkorban jiwa dan raga hingga nyawa agar kita semua bisa menikmati kemerdekaan seperti sekarang ini. Namun tetep aja kalo QQ sih masih berpikir, emang kalo kita ikut upacara, trus otomatis kita menjadi seorang nasionalisme gitu?
Trus kalo gitu, orang yang pake Batik juga nasionalis gitu?
Perasaan Bung Karno ga pernah pake batik, dan ga pernah ada yang meragukan ke-nasionalisme-an Beliau.
17 Agustus baru aja berlalu kemaren (nih blog ditulis tanggal 18 Agustus 2013). QQ berkesempatan untuk mengikuti Upacara Bendera di Kedutaan Besar RI di Singapura. Agak picik juga kalo dipikir-pikir alasan utama QQ mengikuti upacara bendera tersebut. Ibarat kata orang ya, kalopun QQ ada di Indonesia, belum tentu QQ mau dengan ikhlas dan sukarela mengikuti upacara bendera di kantor. Eh, sekarang udah jauh-jauh kabur ke negeri orang, kok malah dengan ikhlas dan sukarela mengikuti upacara bendera.
Ada apakah gerangan???
QQ dateng karena konon katanya ada makan gratis...
#kabuuuuuuuur
Tahun lalu QQ ditunjuk ikut upacara di kantor, dan sebel... masa yang para bos-bos begitu kelar upacara, langsung bergerak ke tempat lain untuk menikmati santapan sementara para kroco-kroco-nya kaya QQ ini, udah langsung pulang aja gituuuu...
Sekarang semua peserta upacara boleh ikut makan gratis... Mental mahasiswa langsung nendang dan memaksa QQ ikut upacara. Emang shallow banget siih, tapi QQ sampe sekarang emang ga bisa menarik garis hubungan antara Kesediaan Ikut Upacara dan Tingkat Nasionalisme seseorang.
Yah, meskipun sedikit bermodal (ongkos taksi), paling nggak QQ bisa menikmati Nasi Kuning, Ayam Kremes (tanpa kremesnya), Tempe Kering, Mie Goreng, Urap dan Sambel Terasi secara gratis dan ngulang dua kali pula... wakakaka....
Tapi ini adalah sebuah kenyataan yang cukup tak terbantahkan, Jumlah orang yang datang kemaren dibandingkan dengan jumlah orang yang datang pas Idul Fitri kemaren, jauhnya kaya langit ama atep gedung 50 tingkat laah...
Yah, mungkin secara alasan juga sih, ya beberapa TKW/TKI alias Pahlawan Devisa kita itu nggak dapet hari libur dari bos-bos mereka. Karena ga kaya di Indonesia, 17 Agustus di Singapura nggak merah warna tanggalnya di kalender. Tapi entah kenapa ya, dalam hati QQ mikir, kalopun libur, apakah orang-orang akan datang seramai seperti perayaan Idul Fitri kemaren?
Lalu apakah lantas orang yang dateng upacara memiliki tingkat nasionalisme lebih tinggi daripada mereka yang nggak datang?
Dimana sesungguhnya letak Nasionalisme kita?
Kembali ke pengertiannya dulu, apa sesungguhnya Nasionalisme itu. QQ juga ternyata kurang tahu, jadi kita minjem dari Om Wiki dulu untuk definisinya, "Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris: nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia."
Buset dah, tinggi banget definisinya, hahaha...
Pokoknya, nasionalime adalah sebuah rasa kebangsaan, sebuah rasa dimana kita sungguh-sungguh merasa sebagai orang Indonesia dan cinta kita begitu besar terhadap negara ini.
Jadi, kayanya Nasionalisme dan Upacara tuh emang ga ada hubungannya yaa..
Trus heran juga, napa kita merayakan 17-an dengan upacara?
Sampe sekarang QQ tuh masih berpendapat bahwa Upacara 17-an tuh adalah prosesi militer, bukan sipil. Sipil emang ada upacara, tapi kayanya ga se-tegang upacara militer.
Seharusnya kalo emang mau dirayakan dengan upacara, harusnya dibagi aja jadi dua. Upacara militer ya sana, sementara yang sipilnya dikasih kursi dan duduk di bawah tenda. Oh come on, QQ sebagai orang sipil, tidak terlatih berdiri tegap di bawah terik matahari. Mendingan duduk di bawah tenda sambil kipas-kipas kaya nyonya-nyonya pejabat. hahahaha...
Eh, kok jadi ngebahas nilai upacara, khan tujuan QQ nulis ini bukan cerita itu, tapi cerita soal makanannya... hahaha...
Kadang enakan upacara di negeri orang daripada upacara di negeri sendiri. Kalo upacara di Indonesia yang pasti dapet capek dan keringet dan paling kenceng dapet roti dan aqua, hahaha. Ini dapet makanan lengkap plus minum plus kue-kue pula. Kalo upacara kaya gini sih, tiap hari upacara juga QQ ikhlas dan rela... wakakaka..
Kembali ke judul tulisan ini. Oh Tuhaaan, dimanakah letak Nasionalisme si (yang suka ngaku-ngaku) Anak Muda ini?
Kalo dipikir-pikir, Upacara cuma karena ada makanan, pake batik karena paksaan, nggak ada nasionalismenya sama sekali deh. Mau jadi apa negara ini?
well, if you must know...
You can crack open my chest and find my heart... it'll be red and white just like the flag.
Nasionalisme harusnya ada dalam hati setiap kita. Ga perlu ditunjukkan dengan upacara kalo ujung-ujungnya kita cuma bakal pingsan atau cekikikan dengan teman di sebelah kita.
Entah emang ini bener adanya ato sekedar pembenaran diri, kurang tahu juga. Hahaha....
Kalo QQ saat ini ditanya, Apakah QQ cinta dengan Indonesia...?
"Ya, QQ cinta Indonesia"
Atau ditanya, "Mau QQ ikut perang buat membela Indonesia...?
"Count me in!!!!"
Kalo ada yang berani mencerca Indonesia tanpa ada alasan dan bukti yang kuat...?
"Mau adu argumen??"
Tapi kalo ditanya, "Mau nggak ikut upacara tanpa makanan?"
"Besok aja yaaaah... anak muda lagi sibuk niiih...."
-----------------------------------------------
sumber gambar:
http://behance.vo.llnwd.net/profiles12/2498947/projects/8394537/b3704e3dd323b9fc977182c2e646a0f4.jpg
What can I do in one lifetime... I guess a lot. So let me share you a part of my one lifetime in this world. A wise man once said, "A smart person learn from his mistakes, but a wise person finds the smart person and learn from his mistakes altogether" Hope you can learn something from my story...
Who Am I? Not Spiderman
- Chronov
- Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
- Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.
No comments:
Post a Comment