Di sini adalah perbedaan utama antara cara berpikir seorang introvert dan extrovert. Bukan berarti QQ bilang bahwa seorang extrovert kalo ngomong kadang kaya ga dipikir dulu, tapi kenyataannya terkadang seperti itu.
Pernah ada sebuah teori yang bilang kalo seorang Introvert bisa menjadi seorang pemimpin yang sangat efektif, dengan alasan bahwa introvert banyak menghabiskan waktu untuk mendengar daripada berbicara. Kemudian karena terlalu banyak mendengar tadi, seorang introvert akan berbicara setelah mempertimbangkan pendapat-pendapat yang masuk. Hanya saja, terkadang seringkali seorang introvert tuh 'kecolongan' alias keduluan ama orang lain. Hanya saja, justru itu membantu karena bagi seorang introvert, ga penting juga kalo dia yang ngomonginnya, yang pentin adalah opini tersebut tersampaikan.
Contoh skenario yang berkecamuk dalam pikiran seorang introvert sebelum dia ngomong:
"Pendapatku ini terdengar bego ga ya...?"
"Ah, kayanya semua orang udah tahu, ga usah diomongin lah..."
"Ini bukan wilayah keahlianku untuk ngomong"
"Aku mah apa atuh..."
dan banyak lainnya, sehingga banyak (tapi tidak semuanya) introvert menjadi terkesan pendiam. Kebanyakan mikir sehingga terkadang ketika keberanian itu udah muncul, antara orang udah pindah ke topik lain atau muncul kembali pemikiran, "ya udahlah... keep it to myself saja..."
Dalam hidup QQ tuh sering kadang merasa kecolongan dalam hal berpendapat, karena alasan utamanya adalah takut merasa bodoh dan merasa inferior dibandingkan dengan orang yang ada di sekitar kita.
Ini adalah saatnya introvert untuk belajar untuk bicara....
Skenario-skenario yang QQ ungkapkan di atas adalah hal yang selalu berkecamuk dalam kepala QQ. Mungkin inilah yang terjadi ketika introvert (I) berkombinasi dengan feeling (F). lengkapnya, Myers-Briggs QQ adalah ISFP. Kebanyakan mikir tapi pake-nya perasaan.
Ini QQ rasakan banget pada suatu meeting kemaren dan beberapa meeting sebelumnya. Ada beberapa meeting dimana QQ akhirnya berhasil mengungkapkan buah pikiran namun ada aja yang berakhir dengan, "Ya sudahlah, not my problem ini..."
Namun, pada rapat kemaren, QQ merasakan sesuatu... "Enak rasanya didengarkan..."
Siapalah QQ tuh dalam strata ke-PNS-an... hanya rakyat jelita yang menempati kasta terbawah. Namun pekerjaan yang QQ punya terkadang bisa membuat QQ ketemu dan rapat sama orang-orang yang bisa membuat keputusan, sehingga pada suatu tahapan, apa yang QQ ucapkan, bisa mempengaruhi sesuatu.
Itu yang terkadang membuat QQ ingin speak up tapi sekaligus takut untuk speak up.
Di satu sisi, QQ ingin membuat perubahan, tapi di sisi lain, QQ ga mau speak up untuk kemudian terlihat bodohnya. hahahaha....
Kemarin QQ menghadiri sebuah rapat yang membahas permasalahan terkait dengan alokasi dana. Yang hadir adalah pejabat-pejabat yang minimal setara ama bos-nya QQ. Naasnya, pada rapat itu QQ disuruh sendirian datang tanpa ditemeni bos. Pada suatu topik tertentu, QQ merasa sangat-sangat strongly terhadap bahasan yang sedang dibahas. Namun, segala pikiran negatif itu muncul di kepala QQ yang membuat QQ ragu untuk angkat tangan. Satu persatu peserta rapat dimintai pendapat yang mewakili instansinya masing-masing.
Kadang ini tuh emang cuma perasaan doang ato emang beneran, QQ ga tahu juga. Asli QQ ga dimintai pendapat. Sampe terakhir pemimpin rapat bilang, "Masih ada yang ingin disampaikan...?"
Dengan memutus rantai pemikiran yang panjang tadi, QQ nekad angkat tangan dan Pemimpin rapat meng-acknowledge QQ. Eh tiba-tiba ada orang nyela... dan akhirnya didengarkanlah opini orang tersebut... bla-bla-bla... kemudian asli QQ ngerasa dilupakan. Padahal tadi pimpinan rapatnya udah bilang, "Ya, nanti abis itu Rizky ya..."
Diskusi kembali bergerak dan kejadian QQ angkat tangan tadi terlupakan kayanya. Buah pikiran yang berseliweran di kepala QQ antara lain:
"Ah, yang hadi di sini adalah para pakar-pakar dan pejabat yang sudah sangat berpengalaman di bidang mereka masing-masing"
"Kayanya hal yang mau QQ ungkapin ini terlalu remeh, masa sih mereka ga kepikiran?"
"Mungkin karena itu QQ diabaikan karena masih bau kencur"
"Ya sudahlah diem aja lah..."
Tapi anehnya, hari itu QQ merasa sangat strongly tentang apa yang ingin QQ ucapkan. Sampai akhirnya kayanya jalur syarafnya udah lewat tulang belakang, udah ga lewat otak lagi dan QQ sekali lagi mengangkat tangan dan mengungkapkan ide QQ yang dari tadi terpendam.
Ketika akhirnya QQ memutuskan untuk speak up, QQ udah tahu kira-kira arahnya ini bakal kemana,
bad scenario-nya adalah:
"Ya, opini QQ emang udah terlalu mendasar dan itu tentu saja sudah diantisipasi oleh para pemikir yang hadir pada pertemuan tersebut..."
or, good scenario-nya adalah:
I will bask in the fucking glory and self fulfillment that will lead me feel good about myself.
Buat kamu para introvert di luar sana, terkadang risiko yang kita tempuh untuk speak up tuh emang sangat besar, hanya saja karena return yang akan kita dapatkan sangat besar juga. Ini adalah sebuah pemikiran yang bisa menambahkan hal yang terpikir ketika kamu berada di ambang antara speak up atau tidak. Lakukan cost and benefit analysis terhadap probability dampak dari ucapanmu... NOT!!!!!!!!!!!!!!
Ambil jalur singkat, speak up dan orang yang ga suka, can suck it up and life goes on.
Kemaren tuh, I got the best feeling ketika pimpinan rapatnya bilang, "Point yang disampaikan Rizky sangat valid..."
wah... berbunga-bunga rasanya, ternyata skenario yang berkecamuk dalam otak QQ tuh ga sepenuhnya benar.
Ini udah bukan saatnya bagi introvert untuk duduk di ujung dan tidak diperhatikan karena takut berbicara. Think of this from the marketing point of view. QQ selalu percaya bahwa tidak ada publisitas yang buruk. Kita bisa saja dikenal orang karena kebodohan kita atau karena kecerdasan kita, ga ada bedanya. Yang penting di sini adalah "DIKENAL DULU", ketika orang sudah mengenal kita, maka sisanya tinggal gimana kita membalikkan situasi dari negatif menjadi positif.
Belajar ama iklan, "Kabar gembira untuk kita semua.... kulit manggis kini ada ekstraknya..."
Bayangkan betapa iklan tersebut pada awalnya mendapatkan serangan bombardir dari penghuni jagat internet, namun apa sisi positifnya. Semua orang menyanyikan jingle tersebut bahkan ada game yang bertemakan kulit manggis itu.
Jadi ketika kita mau mengungkapkan pendapat kita, ga usah terlalu banyak mikir bahwa kita akan dianggap orang bodoh, tapi paling tidak, kita sudah ngomong dan kita perhatikan ada ga satu dua orang yang mengingat nama kita.
Masalah ternyata omongan kita tuh dianggap positif atau negatif, itu hanya bonus. Namun sebagai seorang introvert, kayanya opini yang keluar tuh pasti sudah melalui berbagai saringan dan bisa saja opini kita merupakan opini yang tidak dilewatkan semua orang. Terkadan anak kecil aja bisa mengungkapkan sesuatu yang dilewatkan oleh orang-orang dewasa, karena bisa saja hanya kita yang tahu soal topik tersebut dan disitulah peranan kita untuk mengingatkan.
Yah, QQ juga nulis blog karena ga berani ngungkapin suatu hal secara langsung. Bisa saja ada orang yang setuju, ada juga yang ga setuju.
Tapi bedanya tulisan dan pendapat adalah, feedback-nya tidak kita rasakan langsung. Kalaupun ada yang komen negatif, peduli amat lah.... hahahaha...
So, SPEAK UP INTROVERTS !!!!!!!
Pendapat yang sepenuhnya sampah emang ada, QQ ga bilang semua pendapat tuh pasti bagus dan bermanfaat untuk semua. Namun ada kalanya sampah bagi kita merupakan harta bagi orang lain. think about that!
Wtulitio-me_1980 Jenny Love click
ReplyDeleteohvarnobeg