Pernah denger proverb ini?
"Never explain yourself. Your friends don't need it, your enemies won't believe it"
Kita kadang menghabiskan waktu terlalu banyak dan energi terlalu besar untuk berusaha menjelaskan tentang diri kita kepada orang lain yang belum tentu cukup perduli untuk memperhatikannya. Sehingga akhirnya kita menjadi kesal sendiri dan ujung-ujungnya ngambek dan marah.
QQ biasanya kesal setengah mati kalo ada yang kirim broadcast message di BBM. Biasanya dulu banyak yang QQ lakukan untuk membuat orang tersebut mengerti betapa ga sukanya QQ ama BM. Awal-awal metode yang QQ tempuh adalah, "taste your own medicine". QQ akan menuliskan betapa ga sukanya QQ dengan BM dan mengirimkan ke orang tersebut melalui metode MB juga, tapi hanya ke orang tersebut. Tapi kebayang ga sih melelahkannya metode itu? dan ternyata setelah semua yang QQ lakukan, orang tersebut nggak merasa apa-apa.
Metode kedua adalah secara blak-blakan QQ kirimin pesan dan QQ bilang kalo QQ ga suka BM. Biasanya orang tersebut akan bertanya kenapa QQ ga suka BM. Dan yang QQ lakukan adalah menghabiskan waktu dan energi untuk berusaha menjelaskan ke orang tersebut perihal kenapa QQ ga suka BM. Ada yang mengerti dan ada yang tidak. Tapi BM tuh penyakit, apalagi kalo mendekati hari raya, kebayang dong betapa banyaknya QQ harus memberikan penjelasan ke orang-orang yang bahkan mungkin baru kirim pesan pas momen lebaran itu aja, dan kemudian orang ngirim BM buat maaf lahir bathin, ujung-ujungnya malah marah-marahan via BBM. Ga elegan!
Berusaha menjelaskan diri kita ke orang lain itu adalah sebuah pekerjaan yang melelahkan. Karena, faktanya adalah tidak semua orang yang mendapatkan penjelasan itu akan mengerti cara berfikir kita. Fakta lain adalah wavelength pikiran masing-masing orang berbeda, terkadang rasanya tuh kita sama-sama bicara bahasa Indonesia, tapi susah dimengerti.
Jadi kemudian, apa yang QQ lakukan sekarang tiap kali dapet BM?
simple... Delete Contact.
Ga perlu penjelasan dan dijamin BM ga bakal berulang dari orang yang sama.
Pernah ada yang baca blog QQ yang satu ini:
http://chronovinc.blogspot.com/2012/03/personality.html
Setiap orang tuh kadang punya sebuah kondisi yang disebut dengan "prasangka." Prasangka ini bisa muncul karena banyak hal. Pengalaman hidup, stereotype, apa kata orang, dan lain-lain. Sangat sulit bagi kita untuk membersihkan pikiran kita ketika kita men-judge orang lain dari segala prasangka-prasangka yang kita miliki sebelumnya.
Contoh:
Kita melihat seorang laki-laki yang berjenggot bak sarang lebah dan menggunakan pakaian berwarna putih.
Di Indonesia kita akan mengasosiasikan orang tersebut sebagai alim, namun di Amerika sana, sangat mudah orang akan mengasosiasikan orang tersebut sebagai teroris. Nah, uniknya lagi manusia ini, akan sangat mudah merubah sebuah image yang positif menjadi negatif, dibandingkan dengan mengubah sesuatu yang negatif menjadi positif.
Butuh waktu dan argumen yang lebih mudah untuk mengubah prasangka kita terhadap orang tadi sebagai orang yang alim menjadi teroris, dibandingkan dengan merubah prasangka terhadap orang tersebut sebagai teroris ke arah orang yang alim.
Prasangka ini dapat juga dikenal dengan "kesan pertama" dan merubah kesan pertama orang lain terhadap kita tuh akan sangat sulit.
Sebagai contoh, dulu banyak orang bilang kalo QQ tuh sombong dan QQ lagi-lagi selalu menghabiskan waktu menjelaskan kepada orang tersebut bahwa yang QQ lakukan itu (menurut QQ) bukanlah sombong. Penjelasan panjangnya ada di sini:
http://chronovinc.blogspot.com/2010/03/jangan-sebut-aku-sombong.html
Jadi, tak perduli apapun yang QQ jelaskan pada orang untuk jangan sembarangan menggelari orang dengan gelar "sombong", namun dalam pembicaraan kasual kadang orang santai aja bilang, "Ih lama banget ga ketemu, sombong deh." Yah, akhirnya ada kalanya capek aja ngasih penjelasan dan jadilah... whateverrrrrrrr...........
Jadi, kalo orang sudah memiliki "prasangka" terhadap diri kita, yang harus kita analisa adalah, "Penting ga sih orang ini di hidup kita?"
kalo jawaban atas pertanyaan itu adalah "NGGAK", maka simple... Never explain yourself to them.
Jika kalian termasuk orang yang suka memiliki prasangka, maka hal tersebut tidak terlalu masalah, karena sebagai manusia yang berfikir, sudah sesuatu yang alami untuk memiliki prasangka terhadap setiap yang kita lihat. Karena kita memiliki pengalaman yang berbeda-beda.
Dua orang melihat perempuan berjilbab akan memiliki prasangka yang berbeda.
A: Dia adalah perempuan yang taat Agama
B: Biasa aja, paling cuma menuhin kewajiban aja
Oh ternyata si A ini tumbuh besar di lingkungan pesantren sementara si B ini kerjaannya dugem dan pernah ngelihat perempuan berjilbab sedang ngisep kokain (misalnya lohhhhh.... misalnyaa....)
Namun prasangka itu akan menjadi baik ketika ia tetap dalam pikiran kita saja dan tidak mempengaruhi tindakan kita dalam bentuk apapun, untuk menjaga personality zero tadi.
Contoh:
Kita ketemu dan kenalan ama seseorang pas lagi dugem di suatu tempat dugem yang paling ngehits di Jakarta...
(QQ mau bilang kalo QQ ga tahu tempat dugem, dimana yaaa... sebut saja Musro... #soklugu)
Trus kita ngobrol nih ama tuh orang, kemudian ada dua skenarioa dialog yang bisa terjadi:
Skenarionya adalah kita menyapa dan semi basa-basi sambil sok akrab.
a. "Wuiiih.... sering dugem nih..."
b. "Sering datang ke sini?"
Terbeda ga? dialog a dan dialog b?
mungkin 70% dari total populasi dunia tidak terlalu mengetahui perbedaannya. Hanya saja kalo bagi QQ, dua kalimat itu memiliki perbedaan yang sangat besar.
melalui kalimat a, secara langsung kita mengatakan orang tersebut "sering" dugem. Dugem bagi sebagian besar orang terkadang masih diartikan negatif. Lalu mungkin kita berfikir, "Kalo emang ga mau, ya ga usah dugem." Secara tidak langsung kita tidak membuka diri terhadap peluang-peluang yang ada.
dengan kalimat b, kita bertanya... bukan men-judge. Bisa saja orang tersebut menjawab, "Iya, aku tiap hari ke sini" atau orang itu bisa menjawab, "Nggak juga, ini juga kesini karena dipaksa temen yang lagi ulang tahun"
jadi, dengan kalimat a, kita secara tidak langsung membuat seseorang menjadi tertuduh. Dugem mungkin bukan contoh yang representatif, namun bayangkan ketika kita menggunakan kalimat tersebut untuk hal lain yang mungkin bisa membuat orang tersinggung. Lebih seringlah menggunakan kalimat b yang bersifat interogatif, bertanya dan tidak men-judge.
Nah, kalo mendapatkan seseorang mengatakan kalimat a pada QQ, maka respon QQ biasanya adalah defensif dan siap menjelaskan.
Tapi sekarang, kembali ke pertanyaan tadi, "Penting ga sih orang ini di kehidupan QQ?"
Namun terkadang pada akhirnya QQ jadi malas menjelaskan pada siapapun, kalo orang tersebut menggunakan jenis-jenis kalimat a, yang sifatnya langsung men-judge, menuduh dan tidak memberi ruang untuk penjelasan.
Biasanya QQ hanya akan tersenyum, terus life goes on....
hmmm.... kayanya seantero blog ini juga merupakan cerita-cerita yang menjelaskan tentang siapa diri QQ.
Jadi, kalo misalkan ada orang yang butuh penjelasan... QQ tinggal refer aja ke link yang sana dan link yang sini biar orang itu membaca. Because explaining myself is too tiring because I am a complex human being.
secara umum, semua manusia itu kompleks. Sehingga kita memang harus senantiasa mengambil waktu untuk berusaha mengenal dengan banyak bertanya sebelum kita melontarkan kesimpulan. Bahkan, sebaiknya jangan pernah membuat kesimpulan tentang seseorang, karena kita tidak pernah bisa yakin kalau kita mengenal orang tersebut 100% luar dan dalam.
Tetaplah bertanya... dan QQ akan dengan senang menjelaskan.
What can I do in one lifetime... I guess a lot. So let me share you a part of my one lifetime in this world. A wise man once said, "A smart person learn from his mistakes, but a wise person finds the smart person and learn from his mistakes altogether" Hope you can learn something from my story...
Who Am I? Not Spiderman
- Chronov
- Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
- Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.
No comments:
Post a Comment