Kuresapi dan kumaknai tiap lekukan
Akan kebahagiaan dan kusedihan yang akan datang
Kutatap baik-baik bentukmu wahai cinta
Kuingat dan kurasakan tiap gerikmu
Akan kerinduan dan kecemburuan yang akan datang
Kutatap baik-baik dirimu wahai cinta
Kuraba dan kusentuh tiap sudut dirimu
Akan senyum dan air mata yang akan datang
Kutatap engkau wahai sebentuk hati
Mengapa engkau terus diam dan membisu...?
ketika aku bertanya dan memelas padamu
Akan sebuah pertanyaan yang akan datang..
Benarkah ini cinta...
Terlaknatlah engkau sebentuk cinta
yang memberi kepedihan dan air mata
Terpujilah engkau wahai sebentuk cinta
yang memberi tawa dan rasa bahagia
Kini hatiku perih karena cinta
Kini hatiku gembira karena cinta
Kini aku bingung....
Kutatap engkau wahai cinta
Apakah ini bagian dari rencanamu?
Menghiasi sebentuk hatiku dengan ragu dan tanya
Memenuhi sebentuk hatiku dengan rindu dan ingin tahu
Kutatap lekat engkau wahai cinta
Durimu kini bersemayam di hatiku
Tapi aku juga tak mau lepaskannya
Perih memang, tapi aku juga tak mengerti
Mengapa ku tak mau lepaskan dirimu
Kutatap engkau wahai cinta
Apakah ini harapan
Yang tumbuh didalam sebentuk hatiku...?
Berharap bahwa tawa akan menghapus air mataku
Berharap bahwa senyum akan menghapus sedihku
Berharap bahwa pelukan akan menghapus segala perihku
Berharap bahwa tiap kecupan akan menghapus rinduku
Berharap bahwa cinta akan membahagiakan aku
Kutatap engkau wahai cinta dan ku bermohon
Ijinkan mataku tetap terbuka
Jangan butakan aku dengan harapan buta
Kutatap engkau wahai cinta dan ku memelas
Jangan sakiti hatiku
Hati ini rapuh.....
Kutatap engkau wahai cinta dan ku meminta
Bahagiakan diriku
Dan dirinya yang kucintai....
No comments:
Post a Comment