Form Evaluasi Kerja atau Penilaian Pegawai sebenarnya merupakan sebuah alat kendali yang sangat perkasa bin powerful buat mengendalikan pegawai agar tetap pada jalur yang benar. Karena jika merasa terancam akan diberik nilai buruk pada saat penilaian, seorang pegawai tentunya akan terus menerus berusaha memperbaiki diri agar lebih baik dan lebih baik dalam penilaiannya. Hal ini akan berakibat pada peningkatan performa pegawai tersebut dan pada akhirnya berpengaruh pada kepuasan orang-orang yang memiliki kepentingan.
Pada sistem pemerintahan dan kepegawaiannya, sistem Penilaian Pegawai ini sebenarnya sudah ada. Tapi mana ada PNS yang merasa takut dan gentar setiap akhir tahun, ketika penilaian ini keluar. Empat lembar kertas bolak balik yang memberikan penilaian terhadap kinerja pegawai selama setahun yang lalu.
Sistem penilaian ini dikenal dengan nama DP3 alias Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. Sebuah sistem yang cukup kompleks tentang penilaian pegawai. Dimana pegawai dinilai berdasarkan kriteria yang beragam, dengan rentang penilaian yang jelas, dengan mekanisme sistem keberatan jika pegawai bersangkutan merasa penilaiannya tidak adil dan dengan diketahui atasannya atasan langsung.
Sistem penilaian ini bahkan menjadi salah satu dasar dalam kenaikan pangkat dan golongan. Namun dalam prakteknya, sistem ini tidak pernah menjadi momok pegawai setiap tahun. KENAPA??? TANYA KENAPAAA????
Karena yang ngisi nih penilaian tuh adalah Pegawai itu sendiri.
Rusak emang.... tapi begitulah kenyataannya. Sebuah sistem yang sebenarnya sudah baik, namun dalam prakteknya menjadi sebuah formalitas semata. Kalo udah bulan Desember gini, mulai deh Proses DP3 yang sebenarnya. tadi QQ dipanggil Pak Bos, kirain ada apa, eh ternyata, "Rizky, ini DP3 kamu buat 2012, ditambahin aja nilainya, tapi jangan terlalu besar karena khan masih panjang masa kerjanya...."
BUSET DAAAAAAAH!!!
"Ini seharusnya kan Bapak yang isiiiiiiiiiiiiiiiiii" dalam hati aja... secara emang udah biasa kok isi sendiri... wakakaka...
Dan anehnya lagi, kok kita ga boleh terlalu ekstrim. Nilai ga boleh ketinggian.. MAKSUDNYAA??? misalkan gini, nilai kesetiaan 91. terus 9% PNS ga setia dooong.... atau Hadir tepat waktu nilainya cuma 81 dari 100. Padahal lihat aja dari absensi fingerprint yang ada datanya, kayanya QQ bisa dapet nilai paling ga 98 deh... secara jarang banget telat. Tapi terpaksa aja isi 81, karena naiknya ga boleh ekstrim.
Terus pelaksanaan kerja nilainya 81, apa 18% kerjaan QQ ga beres tuh artinya?? enak ajaaaa.... itu mah nilainya paling ga 99.
Begitulah sistem di Negara ini, apa sih yang ga bisa di atur...???
Tapi mungkin para Bos juga takut mau ngasih nilai.... ntar kalo nilainya diturunin, dia ga enak ama bawahannya, karena itu bisa saja berpengaruh terhadap kenaikan pangkatnya. Harusnya malah sebaliknya, Bos memiliki otoritas untuk menilai agar dia bisa memberikan arahan dan bimbingan kepada bawahannya.
Bos-bos sekarang alias manager emang ga bisa me-manage bawahannya.
Harusnya, Let the Managers manage.
Ini mah namanya me-manage diri sendiri. hahahaa....
Tapi tetep aja ga bisa ngasih nilai seenak jidat. Ntar baru tuh pasti dicoret oleh pak Bos....
Inti masalahnya itu adalah, sebenernya Para Bos itu MALES atau GA ENAKAN buat ngisi tuh DP3....??
Mungkin QQ akan tahu jawaban atas pertanyaan itu, nanti kalo QQ udah naik jadi Bos... hahahahaha.... amiiiiiiiiiiin.........
What can I do in one lifetime... I guess a lot. So let me share you a part of my one lifetime in this world. A wise man once said, "A smart person learn from his mistakes, but a wise person finds the smart person and learn from his mistakes altogether" Hope you can learn something from my story...
Who Am I? Not Spiderman
- Chronov
- Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
- Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.
Wednesday, December 26, 2012
Biskuit, Kok Beda dengan Gambarnya?
Kita semua pasti pernah makan biskuit. Cemilan ini cukup dikenal dan lumayan untuk mengganjal perut ketika sedang lapar. Apalagi Biskuit yang punya krim berbagai rasa untuk mengisi di antara dua biskuit. Malah terkadang kita memiliki fanatisme tersendiri untuk biskuit merk tertentu.
Tapi ada yang pernah merhatiin ga sih? Kalo kita lihat biskuit di gambar yang ada di kemasannya dengan keadaan nyata biskuitnya, terkadang bedanya nyaris seperti bumi dan langit. Kalo kita melihat kemasannya, itu krim rasa coklat atau vanilla-nya memenuhi di antara kedua keping biskuit, namun siap-siap kecewa ketika kita mengambil biskuit yang ada di dalam kemasan tersebut. Mungkin dari misalkan diameter biskuitnya 4 cm, krim-nya cuma 3 cm doang.
Rasa enaknya masih terasa pastinya, tapi kadang QQ mikir, "Itu gambar di kemasannya kok bisa beda ya? Apakah yang kaya gini tuh termasuk penipuan publik ga sih? Tapi kok pada praktennya konsumen ga ada yang pernah ampe ke pengadilan mengajukan kasus ini" hahahaha...
Mulai dari biskuit yang murah meriah sampe biskuit yang sekelas puter, jilat, celup. Semuanya kadang terlalu berbeda dengan apa yang ada di gambar di kemasannya. Terkadang tak hanya dari apakah krim-nya memenuhi sampai ke pinggiran biskuit, tapi juga ketebalan krim-nya terkadang tidak sesuai dengan gambar yang tertera.
Kalo kemasan mie, ada keterangannya, "Saran penyajian" jadi ibaratnya, kalo kita pengen mie goreng kita tampil seperti yang ada dalam kemasan, maka kita harus membuatnya sendiri karena itu hanyalah "Saran Penyajian" saja, bukan berarti mie goreng kita akan jadi persis seperti yang ada di kemasannya.
Tapi di kemasan biskuit, ga pernah ada tulisan, "GAMBARAN IDEAL BISKUIT KALO MESINNYA GA KURANG MENCET KRIM-NYA". Jadi apa yang kita lihat di kemasan, harus menggambarkan apa yang akan kita dapatkan di dalam kemasan tersebut.
Terkadang mungkin kita semua sudah terbiasa dengan hal ini dan tidak lagi terganggu. Tapi kalo QQ sih rada gemes aja. Mbok ya kalo masang gambar ya yang mirip lah sama yang ada di dalam kemasannya. atau yang jadi gambar di kemasan itu hendaknya beneran foto asli dari biskuit yang ada di kemasannya. Atau, biskuitnya hendaknya diproduksi menyamai apa yang ada di gambarnya.
Indonesia laaah.... apa sih kerjaan Lembaga Perlindungan Konsumennya...??
Ini hanyalah sebuah petikan pikiran saja. Mungkin ga berarti, tapi siapa tahu ada yang berpikiran sama dan bisa dijadiin tuntutan publik.... hahahaha.....
Tapi ada yang pernah merhatiin ga sih? Kalo kita lihat biskuit di gambar yang ada di kemasannya dengan keadaan nyata biskuitnya, terkadang bedanya nyaris seperti bumi dan langit. Kalo kita melihat kemasannya, itu krim rasa coklat atau vanilla-nya memenuhi di antara kedua keping biskuit, namun siap-siap kecewa ketika kita mengambil biskuit yang ada di dalam kemasan tersebut. Mungkin dari misalkan diameter biskuitnya 4 cm, krim-nya cuma 3 cm doang.
Rasa enaknya masih terasa pastinya, tapi kadang QQ mikir, "Itu gambar di kemasannya kok bisa beda ya? Apakah yang kaya gini tuh termasuk penipuan publik ga sih? Tapi kok pada praktennya konsumen ga ada yang pernah ampe ke pengadilan mengajukan kasus ini" hahahaha...
Mulai dari biskuit yang murah meriah sampe biskuit yang sekelas puter, jilat, celup. Semuanya kadang terlalu berbeda dengan apa yang ada di gambar di kemasannya. Terkadang tak hanya dari apakah krim-nya memenuhi sampai ke pinggiran biskuit, tapi juga ketebalan krim-nya terkadang tidak sesuai dengan gambar yang tertera.
Kalo kemasan mie, ada keterangannya, "Saran penyajian" jadi ibaratnya, kalo kita pengen mie goreng kita tampil seperti yang ada dalam kemasan, maka kita harus membuatnya sendiri karena itu hanyalah "Saran Penyajian" saja, bukan berarti mie goreng kita akan jadi persis seperti yang ada di kemasannya.
Tapi di kemasan biskuit, ga pernah ada tulisan, "GAMBARAN IDEAL BISKUIT KALO MESINNYA GA KURANG MENCET KRIM-NYA". Jadi apa yang kita lihat di kemasan, harus menggambarkan apa yang akan kita dapatkan di dalam kemasan tersebut.
Terkadang mungkin kita semua sudah terbiasa dengan hal ini dan tidak lagi terganggu. Tapi kalo QQ sih rada gemes aja. Mbok ya kalo masang gambar ya yang mirip lah sama yang ada di dalam kemasannya. atau yang jadi gambar di kemasan itu hendaknya beneran foto asli dari biskuit yang ada di kemasannya. Atau, biskuitnya hendaknya diproduksi menyamai apa yang ada di gambarnya.
Indonesia laaah.... apa sih kerjaan Lembaga Perlindungan Konsumennya...??
Ini hanyalah sebuah petikan pikiran saja. Mungkin ga berarti, tapi siapa tahu ada yang berpikiran sama dan bisa dijadiin tuntutan publik.... hahahaha.....
Friday, December 21, 2012
21-12-2012 : Kiamat?? oh REALLY....???
Luar biasa dulu hebohnya pas ditemukan yang namanya tuh Kalender Suku Maya. Tiba-tiba diprediksikan bahwa tanggal 21-12-2012 yang mana hari ini, adalah Hari Kiamat atau End of the Worlds. Pas banget pula ada acara Ancient Alien History di History Channel yang ngebahas soal tuh kalender. Namun dalam perspektif acara ini adalah, itu kalender merupakan salah satu 'peninggalan' yang ditinggalkan oleh alien kuno kepada Suku Maya di Amrik sana.
Jadi konon katanya kalender itu bahkan menghitung tanggal sebelum ada bangsa Maya itu sendiri, jadi kalender itu berjalan mundur dan maju. Anehnya adalah, kalender itu berhenti tepat di tanggal 21-12-2012. Daaaaan semua orang menafsirkannya dengan tidak ada lagi tanggal setelah itu, alias Kiamat. Sementara acara Alien tadi menafsirkannya, konon katanya itu adalah janji para Alien itu untuk kembali mengunjungi bangsa Maya di bumi.
Yah, melaporkan dari Padang jam 08.50 pagi, tampaknya matahari masih tak enggan memamerkan cahayanya ke seantero wilayah Padang, tanda-tanda kiamat juga kayanya belum ada.
Awalnya sih sempet deg-deg-an juga.... kok pas 21-12-2012 itu jatuhnya di hari Jum'at yang konon nanti kiamat akan jatuh emang pas hari Jum'at tapi entah kapan. Tapi pada dasarnya, semua orang emang bisa nebak-nebak kapan tuh hari kiamat akan terjadi, namun Nabi Muhammad SAW aja nggak tahu kapan kiamat akan tiba, cuma ada pertanda-pertandanya saja. Karena hari kiamat ini adalah salah satu rahasia yang dipegang oleh Allah SWT semata.
Tetep aja, ramalan-ramalan kaya gitu emang seharusnya tidak kita percayai. Namun, kita bisa saja berandai-andai, "BAgiamana jika seandainya hari ini adalah hari kiamat??"
Apa yang akan kamu lakukan di hari terakhir Bumi dan seisi dunia ini hidup?
Apa yang akan kamu katakan pada Matahari yang telah menemanimu selama ini?
Apakah Masjid dan rumah ibadah akan membludak oleh Manusia yang mencari taubat?
Akankah kita semua berlari ke pelukan orang-orang yang kita sayangi untuk mencari kehangatan di akhir-akhir masa hidup kita?
Apakah akan kita mengejar semua kenikmatan duniawi di masa yang tersisa?
Apakah yang akan kamu lakukan??
Semuanya hanya sebatas if only dan seandainya saja.
tapi jika memang prediksi seperti ini akan banyak membuat orang kembali ke jalan yang benar, maka seharusnya kita memang bersikap seolah-olah setiap hari adalah hari terakhir kita hidup di dunia.
Pada faktanya, semua orang takut MATI, karena resep hidup abadi masih belum ditemukan... mau jadi Vampire?? itu mah film doaaang....
Koruptor pun pasti akan bertaubat dan berlimpangan air mata jika tahu ini hari kiamat.
Pembunuh, penjahat dan perampok akan bertekuk lutut penuh penyesalan.
Anak durhaka akan datang dan mencium kaki kedua orang tuanya.
Para pemabuk dan penikmat obat-obatan terlarang akan tersungkur malu.
Dimanakah kita???
that's the big question so far...
Dimanakah QQ akan termasuk?
hmmmm.............
bingung juga menjawab itu... hahaha...
Udah siap belum ya kita untuk berjumpa dengan Yang Maha Kuasa?
Siapkah kita diadili di Pengadilan-Nya yang sangat Adil...?
Mari kita berdo'a dan meminta padaNya, Agar apabila saatnya tiba kiamat baik itu besar ataupun kecil bagi kita, semoga saja itu adalah saat terbaik bagi kita untuk menghadap pada-Nya.
Amiiiiiiiiiin...........
QQ masih takut mati kayanya.... hehehehe.........
Jadi konon katanya kalender itu bahkan menghitung tanggal sebelum ada bangsa Maya itu sendiri, jadi kalender itu berjalan mundur dan maju. Anehnya adalah, kalender itu berhenti tepat di tanggal 21-12-2012. Daaaaan semua orang menafsirkannya dengan tidak ada lagi tanggal setelah itu, alias Kiamat. Sementara acara Alien tadi menafsirkannya, konon katanya itu adalah janji para Alien itu untuk kembali mengunjungi bangsa Maya di bumi.
Yah, melaporkan dari Padang jam 08.50 pagi, tampaknya matahari masih tak enggan memamerkan cahayanya ke seantero wilayah Padang, tanda-tanda kiamat juga kayanya belum ada.
Awalnya sih sempet deg-deg-an juga.... kok pas 21-12-2012 itu jatuhnya di hari Jum'at yang konon nanti kiamat akan jatuh emang pas hari Jum'at tapi entah kapan. Tapi pada dasarnya, semua orang emang bisa nebak-nebak kapan tuh hari kiamat akan terjadi, namun Nabi Muhammad SAW aja nggak tahu kapan kiamat akan tiba, cuma ada pertanda-pertandanya saja. Karena hari kiamat ini adalah salah satu rahasia yang dipegang oleh Allah SWT semata.
Tetep aja, ramalan-ramalan kaya gitu emang seharusnya tidak kita percayai. Namun, kita bisa saja berandai-andai, "BAgiamana jika seandainya hari ini adalah hari kiamat??"
Apa yang akan kamu lakukan di hari terakhir Bumi dan seisi dunia ini hidup?
Apa yang akan kamu katakan pada Matahari yang telah menemanimu selama ini?
Apakah Masjid dan rumah ibadah akan membludak oleh Manusia yang mencari taubat?
Akankah kita semua berlari ke pelukan orang-orang yang kita sayangi untuk mencari kehangatan di akhir-akhir masa hidup kita?
Apakah akan kita mengejar semua kenikmatan duniawi di masa yang tersisa?
Apakah yang akan kamu lakukan??
Semuanya hanya sebatas if only dan seandainya saja.
tapi jika memang prediksi seperti ini akan banyak membuat orang kembali ke jalan yang benar, maka seharusnya kita memang bersikap seolah-olah setiap hari adalah hari terakhir kita hidup di dunia.
Pada faktanya, semua orang takut MATI, karena resep hidup abadi masih belum ditemukan... mau jadi Vampire?? itu mah film doaaang....
Koruptor pun pasti akan bertaubat dan berlimpangan air mata jika tahu ini hari kiamat.
Pembunuh, penjahat dan perampok akan bertekuk lutut penuh penyesalan.
Anak durhaka akan datang dan mencium kaki kedua orang tuanya.
Para pemabuk dan penikmat obat-obatan terlarang akan tersungkur malu.
Dimanakah kita???
that's the big question so far...
Dimanakah QQ akan termasuk?
hmmmm.............
bingung juga menjawab itu... hahaha...
Udah siap belum ya kita untuk berjumpa dengan Yang Maha Kuasa?
Siapkah kita diadili di Pengadilan-Nya yang sangat Adil...?
Mari kita berdo'a dan meminta padaNya, Agar apabila saatnya tiba kiamat baik itu besar ataupun kecil bagi kita, semoga saja itu adalah saat terbaik bagi kita untuk menghadap pada-Nya.
Amiiiiiiiiiin...........
QQ masih takut mati kayanya.... hehehehe.........
Tuesday, December 18, 2012
Dillema Piring Rotan
Ga tahu juga sebenernya sejak kapan nih Tren pake Piring Rotan ini mencuat.... deile mencuat....
Tapi banyak agak banyak juga restoran yang menggunakannya, terutama restoran Pecel Lele, Pecel beneran, Gudeg, dan lainnya.
Pada awalnya mungkin niatnya nih piring bermaksud menciptakan suasana makan tradisional. Untuk mencegah kotor, piring rotan biasanya dilapisi kertas plastik atau daun pisang. Tapi ceritanya beberapa waktu yang lalu makan nih di sebuah Resto Ayam, dan kita disuguhkan sajian Ayam Goreng dalam piring rotan.
Eeeeh, pas ga sengaja nih kertasnya robek, dan terkuaklah rahasia kotor dibalik piring rotan itu.... Beneran kotor piringnya. Ewwwwwwwwwwwww.........!!!!!
Kemudian otak mulai berputar, ya iya juga sih... kalo dipikir-pikir, orang makan mungkin robek, sambelnya mungkin netes kemana-mana, atau proses penumpukan piring kotornya ga bener. Jadi piring rotan yang kayanya siiih, jarang dicuci itu, jadi semakin kotor. Pedagang serasanya mereka cukup membuang lapisan alas ajadan piringnya ga dicuci lagi. Ya mau gimana lagi, piring kaya gitu dicuci tiap hari bisa lapuk. Tapi tetep aja, sebulan sekali dicuci kayanya ga ngerusak deh. Lagian kalo rusak juga mungkin emang udah saatnya diganti.
Jadi sejak saat itu jadi rada TRAUMA deh pake piring rotan...
Soalnya kebayang tuh sambel-sambel, mengendap selama ribuan tahun di piring itu dan menjadi rumah bagi banyak bakteri. Ewwwwwwwww....
Kadang emang kagum ama daya tahan orang Indonesia, termasuk QQ...
Makan Pecel Ayam, Sate Madura, Martabak di warung yang lokasinya di sebelah atau persis di atas got air pembuangan entah darimana. Gorengan entah dengan minyak yang udah dipake selama ribuan bahkan jutaan tahun. Kondisi dapur restoran-restoran yang agak sangat kurang terawat.
Tapi pada faktanya, kayanya ga semua orang langsung sakit perut setelah makan. hahahaha...
Ada sebuah teori dalam sistem keamanan perbankan yang kayanya berlaku juga di sini... Keamanan dan Kenyamanan itu berbanding terbalik. Kalo mau nyaman ya ga aman, kalo mau aman ya ga nyaman. Jadi semua orang hanya bisa mencari jalan-jalan di tengah-tengah, ya nyaman, ya aman.
Nah, masalahnya kalo mau aman, piring bersih, bagus, terlihat apik dan tradisional, ada biaya ekstra di sini. Apakah konsumen mau membayar lebih di sini??
Jadi, kalo kita udah makan di Restoran yang udah skala Nasional, tapi piring rotannya masih dirrty pop, emang pantes buat di-protes. Kadang emang itulah gunanya restoran suka memasang nomor telpon komplain, untuk dikasih tahu masalah-masalah kaya gini.
Tinggal misterinya adalah, apakah saran kita akan digubris atau tidak???
Tapi banyak agak banyak juga restoran yang menggunakannya, terutama restoran Pecel Lele, Pecel beneran, Gudeg, dan lainnya.
Pada awalnya mungkin niatnya nih piring bermaksud menciptakan suasana makan tradisional. Untuk mencegah kotor, piring rotan biasanya dilapisi kertas plastik atau daun pisang. Tapi ceritanya beberapa waktu yang lalu makan nih di sebuah Resto Ayam, dan kita disuguhkan sajian Ayam Goreng dalam piring rotan.
Eeeeh, pas ga sengaja nih kertasnya robek, dan terkuaklah rahasia kotor dibalik piring rotan itu.... Beneran kotor piringnya. Ewwwwwwwwwwwww.........!!!!!
Kemudian otak mulai berputar, ya iya juga sih... kalo dipikir-pikir, orang makan mungkin robek, sambelnya mungkin netes kemana-mana, atau proses penumpukan piring kotornya ga bener. Jadi piring rotan yang kayanya siiih, jarang dicuci itu, jadi semakin kotor. Pedagang serasanya mereka cukup membuang lapisan alas ajadan piringnya ga dicuci lagi. Ya mau gimana lagi, piring kaya gitu dicuci tiap hari bisa lapuk. Tapi tetep aja, sebulan sekali dicuci kayanya ga ngerusak deh. Lagian kalo rusak juga mungkin emang udah saatnya diganti.
Jadi sejak saat itu jadi rada TRAUMA deh pake piring rotan...
Soalnya kebayang tuh sambel-sambel, mengendap selama ribuan tahun di piring itu dan menjadi rumah bagi banyak bakteri. Ewwwwwwwww....
Kadang emang kagum ama daya tahan orang Indonesia, termasuk QQ...
Makan Pecel Ayam, Sate Madura, Martabak di warung yang lokasinya di sebelah atau persis di atas got air pembuangan entah darimana. Gorengan entah dengan minyak yang udah dipake selama ribuan bahkan jutaan tahun. Kondisi dapur restoran-restoran yang agak sangat kurang terawat.
Tapi pada faktanya, kayanya ga semua orang langsung sakit perut setelah makan. hahahaha...
Ada sebuah teori dalam sistem keamanan perbankan yang kayanya berlaku juga di sini... Keamanan dan Kenyamanan itu berbanding terbalik. Kalo mau nyaman ya ga aman, kalo mau aman ya ga nyaman. Jadi semua orang hanya bisa mencari jalan-jalan di tengah-tengah, ya nyaman, ya aman.
Nah, masalahnya kalo mau aman, piring bersih, bagus, terlihat apik dan tradisional, ada biaya ekstra di sini. Apakah konsumen mau membayar lebih di sini??
Jadi, kalo kita udah makan di Restoran yang udah skala Nasional, tapi piring rotannya masih dirrty pop, emang pantes buat di-protes. Kadang emang itulah gunanya restoran suka memasang nomor telpon komplain, untuk dikasih tahu masalah-masalah kaya gini.
Tinggal misterinya adalah, apakah saran kita akan digubris atau tidak???
Tuesday, December 4, 2012
Waspadai Riya' Tersembunyi
Kita semua pastinya paham apa yang dimaksud dengan Riya'...
Riya' kurang lebih artinya Caper, alias Cari perhatian untuk setiap perbuatan baik yang kita lakukan.
Semua orang mungkin udah tahu contoh berikut ini:
Misalkan ada seseorang sedang berpuasa pada hari senen-kamis, eh tapi dia pamer ke temen-temennya kalo dia sedang puasa pada hari itu, "Eh, aku lagi puasa lho... kamu puasa ga?"
Atau orang yang menyumbang sejumlah uang ke Masjid berkata, "Aku sih udah biasa yaa nyumbang 50ribu tiap Sholat Jum'at..."
Kadang kalo dipikir-pikir, PENTING YAAAAAA????
Riya' sekarang adalah perbuatan yang kurang lebih diketahui oleh semua orang dan kita semua menghindarinya. Karena orang yang Riya' selain amalannya terhapuskan, cenderung mendapatkan label udig dalam masyarakat. Kampungan, kurang lebih begitu. "Masa baru berbuat gitu aja, udah pamer sana sini?" Walaupun terkadang perbuatan yang "gitu aja"-nya itu ga kecil-kecil amat. Tapi karena dia pamer sana sini, perbuatan dia menjadi tak berarti.
Dulu seorang ustadz pada sebuah ceramah, entah dimana dan entah kapan, pernah membahas masalah ini. Kemudian orang sekarang menjadi Riya' secara halus dan tersembunyi.
Dia menyumbang untuk bencana gempa di tempat A melalui Rekening Bank X senilai Rp. 10.000.000 dengan nama, "Hamba Allah"
Tapi kemudian pas nama Hamba Allah dengan donasi 10juta terpampang di running text di televisi dia lantas menunjuk layar TV dan berkata, "Itu kayanya aku deh... tapi aku pake nama Hamba Allah, biar ga ada yang tahu..."
#KAMPUNGAN
Beralih ke ibadah lain, Puasa...
Puasa adalah salah satu ibadah yang paling susah untuk kita Riya'-kan.
Apalagi pas bulan puasa... mau Pamer ama sapa??? lha mayoritas semua orang puasa...
Tapi pas Puasa Sunnah, ini membuat sebuah celah bagi kita untuk Riya'. Yang luar biasanya itu adalah terkadang kita tidak sadar bahwa kita sedang melakukan Riya'.
Apalagi sekarang dengan dukungan Social Media seperti Facebook, Twitter, Status BBM, Path, Instagram dan masih banyak lainnya.
Orang yang kalo lagi puasa sunnah nulis, "Aku puasa Senen Kami loooh...." ini udah nyaris dipastikan tidak ada karena plis deh, kampungan banget.
Tapi kemudian terkadang kalo kita perhatiin status-status orang di social media mereka, status itu berubah menjadi,
"Syukurlah masih bisa bangun pagi buat Puasa hari ini..."
atau,
"Tolong dong Pak, jangan bikin saya marah.. saya lagi puasa hari ini..."
atau,
"Menunggu Azan Maghrib buat berbuka..."
atau,
"Udah siap Es Campur nih buat Buka hari ini..."
atau,
"Lama banget nih Azan Maghrib-nya..."
atau,
"Tidur cepet malem ini, supaya besok bisa sahur..."
Bahkan sekarang orang bisa posting foto di aplikasi social media mereka, misalkan foto Matahari Terbenam, kemudian ada caption-nya, "Menikmati Sunset sambil menunggu Azan Maghrib..."
Atau, foto sajian makanan di meja ataupun di pasar-pasar makanan dan dengan caption, "Bingung nih mau milih yang mana buat berbuka nanti..."
#WTF
Apa coba maksudnya?
Kita puasa, terus seluruh dunia harus tahu???
Pentingnya apa coba??
Riya ini adalah penyakit hati, yang terkadang tidak kita sadari kita memilikinya. Untuk itu, perlulah bagi kita untuk selalu berlindung kepada Allah SWT dari perbuatan semacam ini.
Bahkan menurut pendapat beberapa orang, Misalkan kita lagi puasa terus kita ditwarin makanan, cukup tolak saja secara halus. Jangan menolak dengan perkataan, "Maaf, saya lagi Puasa..." emang bener kita lagi puasa. Tapi konon katanya, lebih baik kita menolak secara biasa saja. Jika itu sudah cukup, maka cukupkanlah. Namun jika orang yang memberik itu agak memaksa, dan kita terdesak, barulah kita boleh menolak dengan mengatakan bahwa kita sedang berpuasa.
Ibadah adalah bentuk paling pribadi, hubungan antara kita dan Allah SWT saja. Kenapa orang lain harus tahu???
Cukuplah kita dan Allah saja yang tahu.
Namun sekali lagi, Riya' ini adalah masalah Hati dan segala sesuatu yang berhubungan hati sangat tergantung dengan niat masing-masing orang.
Jika kita menunjukkan perbuatan baik kita ke orang lain dengan niatan agar orang lain tersebut terinspirasi untuk mengikuti kita berbuat baik pula, maka rasanya itu bukanlah Riya'. Tapi jika kita memutuskan untuk menempuh jalan ini, maka ini adalah jalan yang amat sangat tipis, karena bila kita tidak berhati-hati, Setan akan sangat mudah menjerumuskan kita ke dalam perbuatan Riya'.
Amazing ya bagaimana cara-cara Setan semakin halus dan canggih untuk menggoda kita dan menjerumuskan kita untuk menjadi sahabat-sahabat mereka nanti di Neraka.
Yah, mungkin kalo sekali-sekali kita melihat perbuatan orang yang tampaknya seperti Riya', mungkin kita jangan langsung berprasangkan. Marilah kita do'akan, semoga saja Allah SWT melindungi hati mereka dari perbuatan Riya'.
Gambar bukan punya QQ, ngambilnya dari sini:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjillx4cPfWSWJl69lidxh2z8L9pSfX3XMwnMxlCMBr4AsBZzl7NVl_SdzDuHe96D7MHH9sQAid5AYFZKR-2E7k5LYmwjQIWWnF2xCzDktQHkTcTwN63dUn-BYhJ22FWUy1VyE8grjzhQk/s1600/dengki.jpg
Riya' kurang lebih artinya Caper, alias Cari perhatian untuk setiap perbuatan baik yang kita lakukan.
Semua orang mungkin udah tahu contoh berikut ini:
Misalkan ada seseorang sedang berpuasa pada hari senen-kamis, eh tapi dia pamer ke temen-temennya kalo dia sedang puasa pada hari itu, "Eh, aku lagi puasa lho... kamu puasa ga?"
Atau orang yang menyumbang sejumlah uang ke Masjid berkata, "Aku sih udah biasa yaa nyumbang 50ribu tiap Sholat Jum'at..."
Kadang kalo dipikir-pikir, PENTING YAAAAAA????
Riya' sekarang adalah perbuatan yang kurang lebih diketahui oleh semua orang dan kita semua menghindarinya. Karena orang yang Riya' selain amalannya terhapuskan, cenderung mendapatkan label udig dalam masyarakat. Kampungan, kurang lebih begitu. "Masa baru berbuat gitu aja, udah pamer sana sini?" Walaupun terkadang perbuatan yang "gitu aja"-nya itu ga kecil-kecil amat. Tapi karena dia pamer sana sini, perbuatan dia menjadi tak berarti.
Dulu seorang ustadz pada sebuah ceramah, entah dimana dan entah kapan, pernah membahas masalah ini. Kemudian orang sekarang menjadi Riya' secara halus dan tersembunyi.
Dia menyumbang untuk bencana gempa di tempat A melalui Rekening Bank X senilai Rp. 10.000.000 dengan nama, "Hamba Allah"
Tapi kemudian pas nama Hamba Allah dengan donasi 10juta terpampang di running text di televisi dia lantas menunjuk layar TV dan berkata, "Itu kayanya aku deh... tapi aku pake nama Hamba Allah, biar ga ada yang tahu..."
#KAMPUNGAN
Beralih ke ibadah lain, Puasa...
Puasa adalah salah satu ibadah yang paling susah untuk kita Riya'-kan.
Apalagi pas bulan puasa... mau Pamer ama sapa??? lha mayoritas semua orang puasa...
Tapi pas Puasa Sunnah, ini membuat sebuah celah bagi kita untuk Riya'. Yang luar biasanya itu adalah terkadang kita tidak sadar bahwa kita sedang melakukan Riya'.
Apalagi sekarang dengan dukungan Social Media seperti Facebook, Twitter, Status BBM, Path, Instagram dan masih banyak lainnya.
Orang yang kalo lagi puasa sunnah nulis, "Aku puasa Senen Kami loooh...." ini udah nyaris dipastikan tidak ada karena plis deh, kampungan banget.
Tapi kemudian terkadang kalo kita perhatiin status-status orang di social media mereka, status itu berubah menjadi,
"Syukurlah masih bisa bangun pagi buat Puasa hari ini..."
atau,
"Tolong dong Pak, jangan bikin saya marah.. saya lagi puasa hari ini..."
atau,
"Menunggu Azan Maghrib buat berbuka..."
atau,
"Udah siap Es Campur nih buat Buka hari ini..."
atau,
"Lama banget nih Azan Maghrib-nya..."
atau,
"Tidur cepet malem ini, supaya besok bisa sahur..."
Bahkan sekarang orang bisa posting foto di aplikasi social media mereka, misalkan foto Matahari Terbenam, kemudian ada caption-nya, "Menikmati Sunset sambil menunggu Azan Maghrib..."
Atau, foto sajian makanan di meja ataupun di pasar-pasar makanan dan dengan caption, "Bingung nih mau milih yang mana buat berbuka nanti..."
#WTF
Apa coba maksudnya?
Kita puasa, terus seluruh dunia harus tahu???
Pentingnya apa coba??
Riya ini adalah penyakit hati, yang terkadang tidak kita sadari kita memilikinya. Untuk itu, perlulah bagi kita untuk selalu berlindung kepada Allah SWT dari perbuatan semacam ini.
Bahkan menurut pendapat beberapa orang, Misalkan kita lagi puasa terus kita ditwarin makanan, cukup tolak saja secara halus. Jangan menolak dengan perkataan, "Maaf, saya lagi Puasa..." emang bener kita lagi puasa. Tapi konon katanya, lebih baik kita menolak secara biasa saja. Jika itu sudah cukup, maka cukupkanlah. Namun jika orang yang memberik itu agak memaksa, dan kita terdesak, barulah kita boleh menolak dengan mengatakan bahwa kita sedang berpuasa.
Ibadah adalah bentuk paling pribadi, hubungan antara kita dan Allah SWT saja. Kenapa orang lain harus tahu???
Cukuplah kita dan Allah saja yang tahu.
Namun sekali lagi, Riya' ini adalah masalah Hati dan segala sesuatu yang berhubungan hati sangat tergantung dengan niat masing-masing orang.
Jika kita menunjukkan perbuatan baik kita ke orang lain dengan niatan agar orang lain tersebut terinspirasi untuk mengikuti kita berbuat baik pula, maka rasanya itu bukanlah Riya'. Tapi jika kita memutuskan untuk menempuh jalan ini, maka ini adalah jalan yang amat sangat tipis, karena bila kita tidak berhati-hati, Setan akan sangat mudah menjerumuskan kita ke dalam perbuatan Riya'.
Amazing ya bagaimana cara-cara Setan semakin halus dan canggih untuk menggoda kita dan menjerumuskan kita untuk menjadi sahabat-sahabat mereka nanti di Neraka.
Yah, mungkin kalo sekali-sekali kita melihat perbuatan orang yang tampaknya seperti Riya', mungkin kita jangan langsung berprasangkan. Marilah kita do'akan, semoga saja Allah SWT melindungi hati mereka dari perbuatan Riya'.
Gambar bukan punya QQ, ngambilnya dari sini:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjillx4cPfWSWJl69lidxh2z8L9pSfX3XMwnMxlCMBr4AsBZzl7NVl_SdzDuHe96D7MHH9sQAid5AYFZKR-2E7k5LYmwjQIWWnF2xCzDktQHkTcTwN63dUn-BYhJ22FWUy1VyE8grjzhQk/s1600/dengki.jpg
Monday, December 3, 2012
Hidupkan Lampu di Siang Hari : Mencegah Kecelakaan atau Menambah Penghasilan Polisi???
Sejak ditetapkan dulu pertama kali sampe sekarang, QQ masih meragukan tujuan utama dari ditetapkannya peraturan yang satu ini. "Setiap Pengendara Kendaraan Roda Dua, Wajib Menyalakan Lampu Utama di Siang Hari."
Suatu ketetapan yang konon katanya ditujukan untuk mencegah kecelakaan lalu lintas akibat pengendara motor yang ugal-ugalan, supaya mobil menyadari kalo ada motor di sekitar dia. Tapi coba lihat sekarang, QQ sekarang yakin tilang mayoritas didominasi oleh TIDAK MENYALAKAN LAMPU, baru setelahnya ga punya SIM/STNK, ga pake helm dan kesalahan-kesalahan cemen lainnya.
Masalahnya adalah, Peraturan mengenai lampu ini bukanlah sesuatu yang urgent atau gawat darurat. Selain itu, banyak orang terkadang tidak sengaja alias lupa. Berbeda dengan misalkan aturan tentang penggunaan Helm. Orang bisa saja tahu harus menggunakan helm, tapi memang tidak menggunakan helm karena malas atau risih. Tapi kalo soal Lampu, QQ yakin orang-orang pada tahu, tapi terkadang karena buru-buru berangkat atau karena memang belum terbiasa, kita terkadang lupa menyalakan lampu utama.
Apalagi siang hari dalam keadaan terang benderang, matahari panas bedengkang...
Mana kita tahu lampu lagi kondisi on atau off.
Jaman dulu malah biasanya orang mengingatkan dengan isyarat tangan kalo lampu motor kita masih hidup di siang hari. Kenapa sekarang Polisi ga bisa menggunakan metode yang sama. INGATKAN saja orang-orang yang lupa menyalakan lampunya itu.
Terkadang kita baru keluar parkiran kantor, eh pas naas ada polisi lagi mangkal, kita lupa ngidupin lampu dan meski sudah ngidupin lampu karena baru inget, tetep aja di-STOP dan kena deh Tilang atau minimal 50ribu kalo pengen mulus urusan.
Sekarang kita bisa dengan sangat mudah di-Stop oleh polisi hanya karena lupa menyalakan Lampu Utama di siang hari. Tapi yang QQ heran sampe saat ini, Lampu bertujuan untuk memberikan cahaya dikala gelap. Tapi kayanya sampe saat ini, belum pernah QQ nemu ada orang ditangkap di malam hari karena lupa menyalakan lampu utama.
Oke, mungkin ga banyak orang yang lupa ngidupin lampu di malam hari, karena memang malam hari kita butuh lampu dan kita bisa menyadari kalo lampu utama kita belum hidup. Jadi, Malam hari memang KITA BUTUH untuk menghidupkan lampu.
Apakah ada aturannya?? apakah disebutkan dalam pasal khusus di UU Lalu Lintas...?? QQ rasa tidak.
Jadi Kenapa malah yang Menghidupkan lampu siang hari malah tertulis jelas dan bahka nada sanksi-nya sementara yang Malam hari yang dimana lebih dibutuhkan, justru tidak ada aturan dan sanksi-nya??
Kalo malam yang butuh lampu adalah Pengendara Kendaraan itu sendiri, Trus kalo siang hari yang butuh lampu motor nyala tuh siapa???
Jadi kembali ke pertanyaan awal tadi, Kalo memang Menghidupkan lampu di siang hari tuh emang dibutuhkan, maka sama seperti menghidupkan lampu di malam hari, ga usah dicantumkan di UU Lalu Lintas.
Kesimpulannya, Siapa yang butuh menghidupkan lampu di siang hari??
Akankah ini sekedar menjadi celah tambahan bagi para Polisi untuk mencari penghasilan tambahan??
Karena jika memang sang Pengendara lupa, hendaklah diingatkan...
Jangan langsung ditangkep dan maen tilang aja.... QQ yakin lebih banyak orang milih jalan damai daripada pergi sidang.
Jadi?? Silahkan dijawab sendiri... untuk siapa??
Image courtesy:
http://luceevents.blogspot.com/2010/07/clear-light-dinner-with-ashley-helvey.html
Suatu ketetapan yang konon katanya ditujukan untuk mencegah kecelakaan lalu lintas akibat pengendara motor yang ugal-ugalan, supaya mobil menyadari kalo ada motor di sekitar dia. Tapi coba lihat sekarang, QQ sekarang yakin tilang mayoritas didominasi oleh TIDAK MENYALAKAN LAMPU, baru setelahnya ga punya SIM/STNK, ga pake helm dan kesalahan-kesalahan cemen lainnya.
Masalahnya adalah, Peraturan mengenai lampu ini bukanlah sesuatu yang urgent atau gawat darurat. Selain itu, banyak orang terkadang tidak sengaja alias lupa. Berbeda dengan misalkan aturan tentang penggunaan Helm. Orang bisa saja tahu harus menggunakan helm, tapi memang tidak menggunakan helm karena malas atau risih. Tapi kalo soal Lampu, QQ yakin orang-orang pada tahu, tapi terkadang karena buru-buru berangkat atau karena memang belum terbiasa, kita terkadang lupa menyalakan lampu utama.
Apalagi siang hari dalam keadaan terang benderang, matahari panas bedengkang...
Mana kita tahu lampu lagi kondisi on atau off.
Jaman dulu malah biasanya orang mengingatkan dengan isyarat tangan kalo lampu motor kita masih hidup di siang hari. Kenapa sekarang Polisi ga bisa menggunakan metode yang sama. INGATKAN saja orang-orang yang lupa menyalakan lampunya itu.
Terkadang kita baru keluar parkiran kantor, eh pas naas ada polisi lagi mangkal, kita lupa ngidupin lampu dan meski sudah ngidupin lampu karena baru inget, tetep aja di-STOP dan kena deh Tilang atau minimal 50ribu kalo pengen mulus urusan.
Sekarang kita bisa dengan sangat mudah di-Stop oleh polisi hanya karena lupa menyalakan Lampu Utama di siang hari. Tapi yang QQ heran sampe saat ini, Lampu bertujuan untuk memberikan cahaya dikala gelap. Tapi kayanya sampe saat ini, belum pernah QQ nemu ada orang ditangkap di malam hari karena lupa menyalakan lampu utama.
Oke, mungkin ga banyak orang yang lupa ngidupin lampu di malam hari, karena memang malam hari kita butuh lampu dan kita bisa menyadari kalo lampu utama kita belum hidup. Jadi, Malam hari memang KITA BUTUH untuk menghidupkan lampu.
Apakah ada aturannya?? apakah disebutkan dalam pasal khusus di UU Lalu Lintas...?? QQ rasa tidak.
Jadi Kenapa malah yang Menghidupkan lampu siang hari malah tertulis jelas dan bahka nada sanksi-nya sementara yang Malam hari yang dimana lebih dibutuhkan, justru tidak ada aturan dan sanksi-nya??
Kalo malam yang butuh lampu adalah Pengendara Kendaraan itu sendiri, Trus kalo siang hari yang butuh lampu motor nyala tuh siapa???
Jadi kembali ke pertanyaan awal tadi, Kalo memang Menghidupkan lampu di siang hari tuh emang dibutuhkan, maka sama seperti menghidupkan lampu di malam hari, ga usah dicantumkan di UU Lalu Lintas.
Kesimpulannya, Siapa yang butuh menghidupkan lampu di siang hari??
Akankah ini sekedar menjadi celah tambahan bagi para Polisi untuk mencari penghasilan tambahan??
Karena jika memang sang Pengendara lupa, hendaklah diingatkan...
Jangan langsung ditangkep dan maen tilang aja.... QQ yakin lebih banyak orang milih jalan damai daripada pergi sidang.
Jadi?? Silahkan dijawab sendiri... untuk siapa??
Image courtesy:
http://luceevents.blogspot.com/2010/07/clear-light-dinner-with-ashley-helvey.html
Saturday, December 1, 2012
Khutbah Jum'at Sebaiknya Bahasa Apa?
Seumur hidup QQ sampe kemaren tuh tahunya, Kalo khutbah Jum'at itu harus menggunakan Bahasa yang paling banyak dimengerti oleh jamaah yang hadir pada saat itu. Karena itu, pas Jum'atan kemaren QQ agak BT karena khotib-nya pake Bahasa Minang buat khutbah Jum'at. Mampus lah anak muda. Malah terkadang lebih ngerti kalo Khatib-nya baca dalil yang bahasa Arab-nya daripada ketika dia khutbah pake Bahasa Minang.
QQ ga tahu dapet ilham dari mana, tapi sepengetahuan QQ tuh ada hadits yang menyatakan bahwa Khutbah Jum'at sebaiknya disampaikan dengan bahasa yang dimengerti oleh seluruh jama'ah, kalo ditanya dari mana sanad-nya, maka QQ juga ga tahu. Kadang ada aja ingatan-ingatan di otak QQ tuh yang ga tahu sumbernya dari mana, tapi somehow itu menjadi pegangan hidup QQ sampe QQ ketemu dalil yang lebih sahih.
Kemudian QQ langsung googling untuk menemukan riwayat siapakah hadits tersebut. Eh, yang ketemu malah tak terduga. Kok dari berbagai sumber yang QQ temukan, malah Khutbah Jum'at sebaiknya disampaikan dalam Bahasa Arab. Dalilnya adalah, Karena khutbah Jum'at merupakan bagian dari Ibadah Sholat Jum'at. Tanpa Khutbah, sholat Jum'at tidak sah. Sehingga ketika melakukan ibadah itu, kita harus menuruti cara Nabi. Nabi menyampaikan khutbahnya dalam bahasa Arab. Sama seperti sholat, meskipun kita tidak mengerti, tapi kita membaca bacaan Sholat dalam bahasa Arab.
#bakdisambarpetirdisiangbolong
Ideologi yang selama ini QQ pegang salah dong, tapi selama ini yang QQ denger kok malah mana ada Khatib yang sepenuhnya berbahasa Arab, kecuali pas di Arab sana.
Namun QQ berfikir, bacaan sholat emang dalam bahasa arab, karena ada contoh dari Nabi Muhammad SAW, misalkan untuk bacaan Iftithah, ruku',sujud,dan lainnya. Sedangkan untuk surat Pendeknya diambil dari AlQur'an yang berbahasa Arab. Jadi akan sangat wajar jika Sholat harus menggunakan bahasa Arab, seperti yang dicontohkan oleh nabi.
Namun, untuk Khutbah Jum'at, Kayanya ga ada deh hadits yang menyatakan bahwa, 'ini yang harus dibacadalam khutbah' kecuali untuk Rukun Khutbah Jum'at yaaa....
Lagipula, tujuan khutbah Jum'at adalah untuk menyampaikan syi'ar Agama Islam. Bagaimana jika Syiar itu disampaikan dalam bahasa yang tidak dimenerti mayoritas jamaah? Maka syi'ar tersebut akan tidak memiliki dampak yang signifikan. Kayanya Islam ga memaksa kita untuk paham bahasa, walau memang sangat-sangat dianjurkan bagi kita semua untuk belajar bahasa Arab.
Karena dalam AlQur'an aja disebutkan bahwa, "Nabi diutus sesuai dengan bahasa kaumnya" (Q.S. Ibrahim : 4), jadi tujuan Islam adalah menyebarkan Agama Rahmatullil 'Alamin bagaimana Agama ini bisa menjadi rahmah, jika tidak ada yang mengerti apa yang disampaikan?
Namun dalam hal Khutbah Jum'at memang ada 5 Rukun yang selalu dilakukan Nabi Muhammad SAW setiap kali berkhutbah.
1. Mengucapkan Hamdalah
2. Membaca Shalawat
3. Menyampaikan wasiat atau nasihat, ajakan untuk taat kepada Allah
4. Membaca sepotong dari Ayat Qur'an, yang ada kaitannya.
5. Membaca Do'a untuk umat Islam
pada kelima bagian ini, kita sebaiknya menggunakan bahasa Arab. Jika semuanya telah kita lakukan, maka pada bagian ketiga, dapat kita lengkapi dengan materi khutbah Jum'at yang kita sampaikan dalam bahasa yang dimengerti mayoritas Jama'ah. Bacaan yang kita baca di kelima rukun tadi juga boleh kita terjemahkan agar dimengerti lebih lanjut.
#BukankarenaQQseringtidurpaskhutbahjumat
Kalo pas sholat Jum'at, jama'aj tidak mengerti apa yang disampaikan, maka jangan kaget jika banyak yang teler alias tidur ngiler sambil mendengarkan khutbah. Materi khutbah juga tak boleh kaku. Jangan berpaku pada buku kumpulan khutbah jum'at yang dibuat tahun 80-an, atau Khatib membaca khutbah dengan membaca buku dan mata terpaku ke buku.
Berikut adalah hadits tentang bagaimana Nabi melakukan khutbah Jum'at:
Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata,”Kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika berkhutbah, kedua matanya memerah, suaranya tinggi, dan kemarahannya sungguh-sungguh. Seolah-olah Beliau memperingatkan tentara dengan mengatakan:’ Musuh akan menyerang kamu pada waktu pagi’, ‘Musuh akan menyerang kamu pada waktu sore’.” (HR Muslim, no. 867).
Jadi kalo Khatib-nya aja udah ngantuk, apalagi Jamaahnya.
Kembali ke topik awal, jadi bahasa apakah yang sebaiknya digunakan ketika khutbah?
Maka menurut QQ, adalah bahasa yang paling dimengerti oleh mayoritas jamaah yang hadir. Jadi pandangan QQ tentang khutbah dalam bahasa daerah tetap tidak berubah, TIDAK SESUAI SYARIAH.
Terkecuali misalkan dia yakin bahwa 100% orang yang hadir mengerti dan paham bahasa yang dia ucapkan.
Kita hidup di Indonesia, bahasa apa yang kita yakin semua orang mengerti??
BAHASA INDONESIA, bahasa persatuan kita.
Kalo 99% orang mengerti bahasa daerah, namun 100% orang mengerti bahasa Indonesia, haruskah kita tetap memilih menggunakan bahasa daerah??
Misalkan dari 100 orang, benar hanya 1 orang yang tidak mengerti. Namun bukankah 100 tetap lebih baik dari 99.......???
Selain itu, pikirkanlah perasaan orang tersebut, dia tidak mengerti apa yang diucapkan sementara yang lain mengerti. Sementara berbisik-bisik antara dua orang ketika adaorang ketiga saja terlarang. Ini sama seperti itu, Khutbah dimengerti oleh semua orang kecuali orang ini. Dia akan merasa tertinggal dan terkucil.
Belajar suatu bahasa baru, tidak mudah bagi semua orang. 2 tahun di Sibolga, QQ ga paham juga bahasa Medan. 2 tahun di Jogja, QQ ga paham juga bahasa Jawa. Sekarang baru setahun di Padang, masa udah ngerti bahasa Minang???
#Sothisisallaboutme
Hahahaha....
Meskipun emang sumbernya dari ke-BT-an QQ terhadap khutbah kemaren, yang QQ menghimbau saja, para ulama harusnya tahu lebih baik. Janganlah gunakan bahasa daerah di masjid yang sifatnya untuk umum. Kecuali di depan masjid tersebut tertulis, "Masjid Urang Awak, selain orang Minang, dilarang masuk" maka silahkan gunakan bahasa Minang.
Namun itu adalah Rumah Allah, dan di rumah Allah semua orang disambut. Buatlah orang luar merasa disambut, berbicaralah dengan bahasa yang mereka mengerti.
QQ ga tahu dapet ilham dari mana, tapi sepengetahuan QQ tuh ada hadits yang menyatakan bahwa Khutbah Jum'at sebaiknya disampaikan dengan bahasa yang dimengerti oleh seluruh jama'ah, kalo ditanya dari mana sanad-nya, maka QQ juga ga tahu. Kadang ada aja ingatan-ingatan di otak QQ tuh yang ga tahu sumbernya dari mana, tapi somehow itu menjadi pegangan hidup QQ sampe QQ ketemu dalil yang lebih sahih.
Kemudian QQ langsung googling untuk menemukan riwayat siapakah hadits tersebut. Eh, yang ketemu malah tak terduga. Kok dari berbagai sumber yang QQ temukan, malah Khutbah Jum'at sebaiknya disampaikan dalam Bahasa Arab. Dalilnya adalah, Karena khutbah Jum'at merupakan bagian dari Ibadah Sholat Jum'at. Tanpa Khutbah, sholat Jum'at tidak sah. Sehingga ketika melakukan ibadah itu, kita harus menuruti cara Nabi. Nabi menyampaikan khutbahnya dalam bahasa Arab. Sama seperti sholat, meskipun kita tidak mengerti, tapi kita membaca bacaan Sholat dalam bahasa Arab.
#bakdisambarpetirdisiangbolong
Ideologi yang selama ini QQ pegang salah dong, tapi selama ini yang QQ denger kok malah mana ada Khatib yang sepenuhnya berbahasa Arab, kecuali pas di Arab sana.
Namun QQ berfikir, bacaan sholat emang dalam bahasa arab, karena ada contoh dari Nabi Muhammad SAW, misalkan untuk bacaan Iftithah, ruku',sujud,dan lainnya. Sedangkan untuk surat Pendeknya diambil dari AlQur'an yang berbahasa Arab. Jadi akan sangat wajar jika Sholat harus menggunakan bahasa Arab, seperti yang dicontohkan oleh nabi.
Namun, untuk Khutbah Jum'at, Kayanya ga ada deh hadits yang menyatakan bahwa, 'ini yang harus dibacadalam khutbah' kecuali untuk Rukun Khutbah Jum'at yaaa....
Lagipula, tujuan khutbah Jum'at adalah untuk menyampaikan syi'ar Agama Islam. Bagaimana jika Syiar itu disampaikan dalam bahasa yang tidak dimenerti mayoritas jamaah? Maka syi'ar tersebut akan tidak memiliki dampak yang signifikan. Kayanya Islam ga memaksa kita untuk paham bahasa, walau memang sangat-sangat dianjurkan bagi kita semua untuk belajar bahasa Arab.
Karena dalam AlQur'an aja disebutkan bahwa, "Nabi diutus sesuai dengan bahasa kaumnya" (Q.S. Ibrahim : 4), jadi tujuan Islam adalah menyebarkan Agama Rahmatullil 'Alamin bagaimana Agama ini bisa menjadi rahmah, jika tidak ada yang mengerti apa yang disampaikan?
Namun dalam hal Khutbah Jum'at memang ada 5 Rukun yang selalu dilakukan Nabi Muhammad SAW setiap kali berkhutbah.
1. Mengucapkan Hamdalah
2. Membaca Shalawat
3. Menyampaikan wasiat atau nasihat, ajakan untuk taat kepada Allah
4. Membaca sepotong dari Ayat Qur'an, yang ada kaitannya.
5. Membaca Do'a untuk umat Islam
pada kelima bagian ini, kita sebaiknya menggunakan bahasa Arab. Jika semuanya telah kita lakukan, maka pada bagian ketiga, dapat kita lengkapi dengan materi khutbah Jum'at yang kita sampaikan dalam bahasa yang dimengerti mayoritas Jama'ah. Bacaan yang kita baca di kelima rukun tadi juga boleh kita terjemahkan agar dimengerti lebih lanjut.
#BukankarenaQQseringtidurpaskhutbahjumat
Kalo pas sholat Jum'at, jama'aj tidak mengerti apa yang disampaikan, maka jangan kaget jika banyak yang teler alias tidur ngiler sambil mendengarkan khutbah. Materi khutbah juga tak boleh kaku. Jangan berpaku pada buku kumpulan khutbah jum'at yang dibuat tahun 80-an, atau Khatib membaca khutbah dengan membaca buku dan mata terpaku ke buku.
Berikut adalah hadits tentang bagaimana Nabi melakukan khutbah Jum'at:
Dari Jabir bin Abdullah, dia berkata,”Kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika berkhutbah, kedua matanya memerah, suaranya tinggi, dan kemarahannya sungguh-sungguh. Seolah-olah Beliau memperingatkan tentara dengan mengatakan:’ Musuh akan menyerang kamu pada waktu pagi’, ‘Musuh akan menyerang kamu pada waktu sore’.” (HR Muslim, no. 867).
Jadi kalo Khatib-nya aja udah ngantuk, apalagi Jamaahnya.
Kembali ke topik awal, jadi bahasa apakah yang sebaiknya digunakan ketika khutbah?
Maka menurut QQ, adalah bahasa yang paling dimengerti oleh mayoritas jamaah yang hadir. Jadi pandangan QQ tentang khutbah dalam bahasa daerah tetap tidak berubah, TIDAK SESUAI SYARIAH.
Terkecuali misalkan dia yakin bahwa 100% orang yang hadir mengerti dan paham bahasa yang dia ucapkan.
Kita hidup di Indonesia, bahasa apa yang kita yakin semua orang mengerti??
BAHASA INDONESIA, bahasa persatuan kita.
Kalo 99% orang mengerti bahasa daerah, namun 100% orang mengerti bahasa Indonesia, haruskah kita tetap memilih menggunakan bahasa daerah??
Misalkan dari 100 orang, benar hanya 1 orang yang tidak mengerti. Namun bukankah 100 tetap lebih baik dari 99.......???
Selain itu, pikirkanlah perasaan orang tersebut, dia tidak mengerti apa yang diucapkan sementara yang lain mengerti. Sementara berbisik-bisik antara dua orang ketika adaorang ketiga saja terlarang. Ini sama seperti itu, Khutbah dimengerti oleh semua orang kecuali orang ini. Dia akan merasa tertinggal dan terkucil.
Belajar suatu bahasa baru, tidak mudah bagi semua orang. 2 tahun di Sibolga, QQ ga paham juga bahasa Medan. 2 tahun di Jogja, QQ ga paham juga bahasa Jawa. Sekarang baru setahun di Padang, masa udah ngerti bahasa Minang???
#Sothisisallaboutme
Hahahaha....
Meskipun emang sumbernya dari ke-BT-an QQ terhadap khutbah kemaren, yang QQ menghimbau saja, para ulama harusnya tahu lebih baik. Janganlah gunakan bahasa daerah di masjid yang sifatnya untuk umum. Kecuali di depan masjid tersebut tertulis, "Masjid Urang Awak, selain orang Minang, dilarang masuk" maka silahkan gunakan bahasa Minang.
Namun itu adalah Rumah Allah, dan di rumah Allah semua orang disambut. Buatlah orang luar merasa disambut, berbicaralah dengan bahasa yang mereka mengerti.
Subscribe to:
Posts (Atom)