Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Thursday, July 9, 2015

Perhatikan Lagi Tempat Anda Sholat

Pernahkah kita bertanya tentang hal ini sebelum kita membaca niat dan kemudian mengumandangkan Takbiratul Ikhram?

Apakah sholat yang kita lakukan mengandung perbuatan dosa??
Sambil beribadah sambil berbuat dosa??

Anehnya, tiap kali QQ masuk masjid, selalu aja ada kasus ini. Sebuah hadits yang sangat populer, 

"Andaikan seseorang yang lewat di depan orang yang sedang shalat itu mengetahui dosanya perbuatan itu, niscaya diam berdisi selama 40 tahun itu lebih baik baginya daripada lewat"
(HR. Al Bukhari 510, Muslim 507)

Hadits ini sangat mengecam bagi orang yang melangkah di depan orang yang sedang sholat. 

Namun, jika kita perhatikan masa kini, sangat berbeda dengan apa yang terjadi di masa Rasulullah SAW. Jaman dulu, sahabat-sahabat Nabi mungkin akan berebutan untuk menempati shaf terdepan. Namun jika kita lihat sekarang, orang lebih berkerumun di shaf belakang. 

"Seandainya manusia mengetahui apa yang ada (yaitu keutamaan) di dalam seruan (adzan) dan shaf pertama, lalu mereka tidak bisa mendapatkan shaf tersebut kecuali dengan undian, sungguh mereka akan melakukan undian untuk mendapatkannya."
(HR. Bukhari 580)

Terlepas dari hadits yang memberitahukan keutamaan berada di shaf depan, orang tetap memilih berada di bagian belakang masjid. QQ belum pernah melakukan wawancara terhadap orang-orang yang berada di belakang, namun somehow QQ merasa, "Supaya bisa cepat keluar Masjid setelah sholat berjamaah" bisa jadi merupakan salah satu alasannya.

Sebenernya sudah sesuatu hal yang sangat mulia fakta bahwa mereka melakukan sholat di masjid dan berjamaah pula, namun pernahkah kita menelaah lebih lanjut kenapa duduk di belakang bisa menjadi sebuah perbuatan yang mengurangi pahala kita?

Sebuah pemikiran untuk yang suka memilih untuk duduk di belakang,
Kadang semakin mulia saja fakta bahwa mereka memilih sholat berjamaah di masjid dan kemudian begitu masuk masjid mereka melakukan sholat sunnah baik itu Sholat Tahyatul Masjid atau Sholat Qabliyah dan Ba'diyah. Namun pernahkah jadi sebuah pemikiran lebih jauh, "Apakah dengan mereka melakukan sholat sunnah tersebut di bagian shaf belakang jadi menghalangi orang yang ingin maju ke shaf depan??"

Malah hari ini QQ melihat ada satu orang, sholat di belakang dan kemudian lagi-lagi dia melaksanakan sunnah Nabi dengan mengulurkan tangannya dan menghalangi orang yang melintas di depannya karena ingin maju ke shaf depan, karena shaf di depan orang tersebut masih banyak yang kosong.

Jadi ketika melangkah di depan orang sholat begitu dikecam dan bahkan lebih baik menunggu selama 40 tahun, lalu apakah dosa orang yang sholat di bagian belakang dan pada akhirnya membuat orang lain melangkah di depannya karena orang tersebut ingin menempati shaf terdepan??? Apakah kemudian katakanlah ada 20 orang yang mau masuk masjid, apakah 20-an orang tersebut harus mengantri selama 40 tahun menunggu orang tersebut selesai sholat untuk bisa menempati shaf depan??? 20 orang harus menunggu 1 orang sholat??? lalu bagaimana jika ada 100 orang???

Pertanyaan QQ sebenarnya adalah, "Orang itu tahu mengenai dosa melintas di depan orang sholat, LALU MENGAPA DIA SHOLAT DI TEMPAT YANG MENGHALANGI ORANG UNTUK MENGAMBIL SHAF YANG MASIH KOSONG DI DEPANNYA ???"

Kalau begitu, mari kita membahas mengapa shaf depan itu begitu mulia...

Ada hadits yang bilang bahwa shaf depan itu pahalanya sama seperti berkurban seekor unta. Mengapa berada di shaf depan ini begitu mulia dan banyak bonus pahalanya?

Maafkan perumpamaan QQ yang mungkin ga terlalu representatif,
Ibaratnya kita dipanggil boss kita untuk melapor,

  1. Orang yang paling depan pastinya orang yang paling lama berhadapan dengan Boss, karena dia adalah orang yang pertama datang dan terakhir pulang. Pertama datang karena dia harus datang lebih awal karena dia ingin berada di tempat terdepan. Terakhir pulang karena untuk pulang, dia pasti harus menunggu orang di belakangnya untuk pulang terlebih dahulu.
  2. Orang yang berada di depan kemungkinan wajahnya untuk diingat oleh Boss akan lebih besar karena dia berhadapan paling dekat dengan boss. 
Sekarang, ganti Boss dengan Allah SWT.
Kenapa kita malah memilih shaf yang di belakang hanya sekedar supaya gampang keluar begitu selesai sholat? Kecuali memang kita sedang dalam urusan yang sangat mendesak, namun kita selalu bisa permisi terhadap orang di belakang kita untuk keluar duluan. Sedikit repot memang, namun pengorbanan untuk orang yang kita kasihi apa pantas disebut pengorbanan? itu adalah ungkapan cinta kita.

Jadi Masalahnya di sini adalah, jika anda memang ingin sholat di belakang supaya cepat keluar dan mungkin karena memang ada kesibukan, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut sebelum anda mengangkat tangan untuk mengucapkan takbir:

"Perhatikan sekeliling anda, jika anda memutuskan untuk sholat di belakang padahal banyak shaf kosong di depan anda, ketahuilah bahwa akan banyak orang lain yang ingin maju ke depan untuk berusaha mendapatkan shaf sedepan mungkin. Jadi jika anda tidak menginginkan kemuliaan yang ada di shaf depan, paling tidak jangan menghalangi orang lain yang ingin mendapatkannya. Pilihlah tempat sholat anda di tempat yang kiranya memberikan ruang bagi orang untuk lewat di belakang anda atau letakkanlah pembatas di depan anda agar paling tidak orang bisa melewati pembatas itu agar bisa maju ke shaf depan tanpa mengganggu sholat anda. Atau sekedar himbauan saja, Allah SWT dan para malaikat bershalawat untuk orang-orang yang berada di shaf depan, apakah anda tidak menginginkan itu?"

Yah, sebuah postingan blog yang bersumber dari emosi lagi. Kadang sebel banget karena pas mau masuk masjid eh ada orang yang sholat. Di satu sisi pengen nunggu, tapi di satu sisi pengen shaf depan juga dan banyak orang lain yang memilih untuk jalan terus. 

Memang kalo secara sunnah, QQ yakin bahwa memang sebaiknya kita menunggu orang itu selesai sholat. Jadi bagi para jamaah sholat yang hendak masuk masjid, QQ himbau juga disini. "Seperti hadits Nabi, Andai kita tahu dosanya melintas itu, lebih baik kita menunggu selama 40 tahun lamanya daripada melintas. Jadi jika jalan kita masuk ke masjid terhalang orang yang sedang sholat, akan lebih baik jika kita berhenti dahulu sampai orang tersebut selesai sholat. Apakah kita mau mendapatkan pahala dari sholat di shaf depan dengan dikurangi dosa dari melintas di depan orang yang sedang sholat?"

Mari kita ramai-ramai menunggu di pintu masjid atau di perhentian terakhir dimana ada orang yang sholat yang dimana dia menghalangi jalan kita menempati shaf terdepan dan biarkan Allah SWT menjadi penghitung amalan perbuatan kita dan semoga saja itu lebih baik bagi kita semua. 

Tahukah anda, logika ini juga berlaku ketika kita mau keluar masjid? ada kemungkinan larangan ini dibuat karena Allah ingin lebih berlama-lama dengan hambaNya di dalam masjid?

Akan selalu datang jamaah baru baik yang masbuq atau memulai jamaah baru ketika jamah sebelumnya telah selesai, jika jalan keluar kita terhalang oleh orang yang sholat, itu adalah cara Allah SWT untuk membuat kita menghabiskan waktu lebih lama di rumahnya. Duduklah sebentar hingga orang itu selesai dan sesungguhnya kita berada di Rumah Allah SWT dan tidak ada rumah lain yang lebih baik daripada itu untuk kita berada di dalamnya. 

Astaghfirullah.
Hanya Allah SWT lah yang Maha Benar dan Maha Mengetahui.


Puasa Kali Ini....

Sebuah kisah yang sangat mengenaskan ketika pagi ini buka Google Chrome dan mencoba buka alamat nih blog, dan... history Google Chrome pun telah melupakan blog ini dan akh, emang udah kelamaan pula nih blog tak dijamah oleh jari jemari QQ. Pas jalan-jalan ke Korea, niatnya nulis blog tentang gimana jalan-jalan ke sana, trus pas ke Jepang juga pengen nulis... tapi alhasil, zonk!

Entah karena emang masalah kesibukan dalam proses penyelesaian kuliah master di sekolah yang sebut saja namanya LKYSPP itu, atau karena emang lagi in denial dengan hidup? hmmmm....

Akhir-akhir ini setiap kali mau nulis, bawaannya tuh emosi. Basis penulisan kalo udah dimulai dengan emosi tuh bahaya, ujung-ujungnya yang keluar adalah perasaan self-righteous alias merasa benar sendiri dan seolah-olah menyalahkan orang lain dan menyalahkan seluruh dunia. 

Sekarang kuliah QQ udah kelar, 13 Juli 2015 besok, resmi menyandang gelar MPP dengan asumsi Lion Air berhasil membawa QQ dan keluarga dengan selamat ke Singapura.... eh, selamat siapa yaa??? perasaan bertiga doang, ga bawa-bawa selamat... yang bayarin si Selamat siapa????

Sekarang dikit-dikit tuh gampang emosi, masuk bulan puasa aja emosi bawaannya. Asli nih puasa tahun ini merupakan kemunduran yang teramat sangat dimana memang QQ merasakan sendiri kok kayanya malah terjebak dengan apa yang pernah QQ tulis sebelum-sebelumnya. Yah, akhirnya nih blog memenuhi peranannya sebagai pengingat QQ apabila QQ udah terlalu jauh menyimpang dari jalan yang sewajarnya.

Tarawih, bawaannya emosi. Siapa yang bisa jawab pertanyaan ini dapet ucapan terima kasih... ada studi kasus sebagai berikut:

Alkisah, merhatiin ga kalo sholat wajib di masjid-masjid gede terutama, setiap kali bacaan Al-Fatihah, pak Imam-nya itu dengan sangat merdu dan indah melantunkan surat Al-Fatihah yang kadang QQ sampe mikir, "nih mendayu-dayu amat kok kayanya kelamaan deh baca Al-Fatihah doang."

Trus, pas rakaat 3 dan 4 (nih asumsinya Sholat Isya), yang kejadian adalah pas QQ mau baca Al-Fatihan pelan-pelan karena takut selesai duluan dan Imamnya belum kelar, eh tahu-tahu speed QQ baca Al-Fatihah sama dengan speed Imam itu baca Al-Fatihah. Pas QQ kelar baca, Imamnya ruku'.

QQ tiba-tiba bertanya-tanya. Apa yang terjadi di sini? Kemana tuh bacaan Al-Fatihah yang mendayu-dayu, indah dan sangat lama tadi??? Kenapa pas bacaannya dikeraskan, tuh Al-Fatihan jadi panjang dan lama, namun ketika bacaannya tidak dikeraskkan, bacaan Al-Fatihah jadi cepet ato paling ga, speed normal?

QQ kadang emosi sendiri setiap kali ini kejadian. 
Apakah gerangan ini emang tuntunan Nabi Muhammad saw? ada kali hadits yang bilang kalo rakaat 1 dan 2, lambat-lambatkan dan indahkan bacaanmu trus pas rakaat 3 dan 4 yah speed normal lagi.

Masaaaaaaaaaaa????

Akh, ga abis pikir...
Sama-sama baca Al-Fatihah tapi yang satu indah dan lama, yang satunya biasa aja. Beda diantara keduanya adalah: satu didengarkan ama seantero jamaah dan yang kedua nggak.

Mungkin sedari kecil, inilah yang paling membuat QQ takut buat jadi Imam di sholat kecuali Zuhur ama Ashar, karena ada bagian yang dimana bacaan itu dikeraskan dan QQ ga pede dengan bacaan QQ karena buta nada sehingga bacaan QQ bakal datar-sedatar-datarnya. Seolah-olah sebuah tuntutan bagi seorang Imam untuk bisa baca dengan bacaan yang indah dan mengalun-alun.

Namun kemudian, kenapa pada rakaat ketika bacaan itu tidak dikeraskan, Al-Fatihan menjadi cepat??

Teori yang muncul dari basis amarah adalah teori tentang Riya'
Kenapa? karena bagian pertama ada pendengarnya, manusia.... sedangkan bagian kedua tidak ada. Apakah karena ketika membaca Al-Fatihah itu didengarkan oleh manusia lantas bacaan itu menjadi indah dan lama? dan ketika tidak, ya sudah baca Al-Fatihah-nya biasa aja.

Namun siapa sesungguhnya "pendengar" dari sholat??
bukan manusia kan???
jadi tidak perduli itu kencang atau keras bacaannya kalo kita hanya bertujuan untuk didengarkan oleh Allah SWT, maka yang namanya baca Al-Fatihah ya sama aja Al-Fatihah. Kalo memang kita bisa membacanya dengan indah dan mengalun-alun ya meski didengar atau tidak oleh manusia, pada kesemua rakaat harusnya waktu yang kita habiskan untuk membaca Al-Fatihah adalah sama, tidak berbeda.

Trus abis Isya, lanjut Tarawih.... mulai deh baca Al-Fatihah dalam satu nafas. aduuuuuuuuuh.................

QQ beneran penasaran, apa emang QQ yang ga tahu aja dan emang kurang pengetahuan??? jangan-jangan beneran ada tuntunannya kalo sholat emang kaya gitu. Kalo sholat wajib, baca Al Fatihahnya kudu pelan-pelan, pas sholat Sunnah apalagi Taraweh, kalo baca Al Fatihahnya kudu kebut-kebutan karena rakaatnya banyak.

Masa siiiiiiiiiiih???

Namun QQ kebaca blog QQ sebelumnya tentang kerjakan saja dulu, pertanyakan belakangan. Rasanya QQ pengen konsultasi deh masalah ini, hmmm tapi ke siapa ya? kalo nonton tv atau dengar ceramah, bahasan ketika puasa itu beneran ituuuu-ituuuu aja.

kalo bisa bikin top-5 nya buat daftar topik ceramah pas Puasa tuh, mungkin jadinya gini:
1. 10 Malam pertama
2. 10 Malam kedua
3. 10 Malam terakhir
4. Lailatul Qadar
5. Nuzulul Qur'an

Mungkin yaaa... mungkin emang ada orang yang baru pertama kali masuk masjid dan pertama kali mendengar tentang ini. Tapi kadang yang ceramah tuh Professor, Doktor apalah, tapi kok ngebahasnya yang itu-itu aja. Kayanya nggak ada yang kreatif. 

Ga ada yang ngebahas masalah kelurusan dan kerapatan shaf pas sholat. Perhatiin aja tiap kali sholat... alangkah renggangnya dan tidak lurusnya shaf.

Ga ada yang ngebahas keutamaan shaf depan dan kanan. Perhatiin aja tiap kali sholat, orang tuh berkumpunya di bagian belakang dan bukan di depan. Sehingga pas Iqamah, orang mulai bergerak maju dan ujung-ujungnya, shaf renggang.

Ga ada yang ngebahas masalah apa yang QQ pertanyakan di blog ini... 

Eh astaga... tuh kan emosi lagi bawaannya....
Duh, QQ juga ga ngerasa benar... mungkin ini adalah akibat dari banyaknya pertanyaan yang tidak terjawab dalam hidup ini, sehingga mungkin kiranya jika ada yang bisa memberikan jawaban, atau justifikasi untuk permasalahan ini, QQ akan sangat berterima kasih.

QQ beberapa waktu yang lalu kebaca sebuah Hadits, "Cara Allah SWT mencabut Islam adalah dengan cara mewafaatkan Ulama." atau yang sejenis itu...

Kemudian QQ berfikir, tiap kali nonton tv, sebenarnya banyak ulama baru yang bermunculan bahkan ada audisinya untuk menjadi dai. Namun yang kita lihat di televisi kita saat ini adalah, Ulama-Ulama tersebut menjadi bagian dari sebuah acara komedi yang tidak jelas. Atau ulama-ulama yang memberikan ceramah, tapi menurut QQ lebih melawak daripada memberikan ilmu, nanti tahu-tahu di ujung baca doa sambil nangis, entah nangis beneran atau nangis akting.

Apaah memang Ulama telah wafat dan Islam saat ini sedang dalam jalannya menuju akhir dunia??

Well, sekian randomnya QQ pagi ini.
Astaghfirullah.
Hanya Allah yang Maha Benar lagi Maha Mengetahui.