Who Am I? Not Spiderman

My photo
Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia
Rizky Novrianto is just an ordinary human being who try to live his life as extraordinary as it can be. I like to be different. You maybe able to find someone better than me, but You may never find someone like me. I hope common courtesy hasn't die yet. Treat people the way you want to be treated and even more, treat other people the way they want to be treated.

Wednesday, May 11, 2011

Polisi, Lebih Utama Menangkap atau Mencegah?

Blog ini terinspirasi dari ucapan seorang Polisi yang harusnya dipecat karena dia ga pantes jadi Polisi....!!!

Alkisah QQ pulang dari SwissBell Hotel yang di Mangga Besar, namun karena kalo muter lewat Mangga Besar terlalu jauh, jadi QQ memutuskan untuk lewat Pasar Ikan Hias yang ada di situ. karenaagak sepi, jadi QQ tancap gas aja dong ampe ke deket perempatan Gunung Sahari itu, eh tiba-tiba QQ diserimpit ama tuh Polisi. QQ dipinggirin dan digiring ke Pos Polisi di perempatan itu.

Singkat cerita, ternyata QQ ditangkep karena itu adalah jalan satu arah. Bukan membela diri, tapi asli QQ ga lihat itu rambu-rambu dilarang masuknya. yang QQ tahu beberapa hari kemudian, tuh rambu-rambu ketutupan daun-daun pohon. ya iyalah, gimana mau lihat, secara QQ ngebut pula...

Terus pas di pos itu, QQ ngelihat keluar, dan ternyata ada orang lain yang lewat jalan yang QQ lewatin tadi, jadi QQ bilang aja, "Pak, tuh ada orang yang lewat jalan saya tadi, kok ga ditangkep juga??"
eh, tuh Polisi malah jawab gini, "Kalo mau cari keadilan, di Akhirat aja Mas...!" eh kemudian dia terus curhat masalah dia udah jaga di sana dari pagi, cuma berdua, dia butuh waktu buat keluarganya laah, minta libur laah.....
Eh Paaaak.... sapa yang suruh Bapak jadi polisi....??? (dalam hati aja) Kalo Bapak mau berhenti juga, yakin deh QQ, padti banyak yang mau gantiin.

Tapi QQ jadi tersentak sama omongan tuh Polisi yang ga pantes jadi polisi.
Sudah jelas dua orang Polisi ga bisa menangkap jika ada 10 orang pelanggar lalu lintas. tapi QQ yakin,cukup satu Polisi untuk mencegah 10 pelanggaran lalu lintas.

Coba tuh Polisi daripada duduk atau berdiri di dekat pos, dia berjaga-jaga di depan jalan satu arah tadi dan nyuruhin belok orang-orang yang lewat sana. lebih dari 10 pelanggaran lalu lintas bisa dicegah. tapi kayanya hal itu tidak memberikan keuntungan pada Polisi, karena kalo bisa nangkep orang, bisa lebih menghasilkan.

Kembali ke contoh, Flyover Galur yang ga boleh dilewatin motor. Kenapa Polisi lebih memilih berjaga di tengah flyover itu?? satu orang pula. Gimana coba kalo ada 10 motor yang lewat situ?? pasti yang ketangkep cuma satu atau dua motor yang kurang beruntung aja.... dan 8 motor lainnya akan lewat... apakah polisi akan terus menjawab dengan, "Kalau mau cari keadilan, di Akhirat aja.....".....????

Polisi jelas ga bisa menangkap semua penjahat di muka bumi ini....
Tapi Satu hal yang pasti bisa dilakukan semua Polisi di Indonesia ini, MENCEGAH PELANGGARAN. gimana seandainya Polisi berjaganya ga di tengah-tengah flyover?? gimana seandainya dia berjaganya di awal sebelum orang naik ke flyover, jadi semua motor yang mau naik ke flyover bisa dicegah. mau ada 100 motor juga, cukup satu Polisi untuk mencegah 100 pelanggaran.

Tapi Tidak.... Polisi kita lebih berorientasi pada MENANGKAP dan MENANGKAP....
karena itu, sampe kiamat juga, Kepolisian akan selalu kekurangan pegawai. permasalahannya adalah, Polisi tidak bisa memanfaatkan apa yang mereka punya dengan maksimal.

Coba aja jalan siang-siang lewat perempatan Bank Indonesia, lihat ke arah Bank of Bangkok, Banyak Polisi ngumpu di situ dan masing-masingnya bisa megang segepok surat Tilang yang siap dibagikan ke pengendara Motor. kesalahan yang sering ditangkap adalah Motor yang masuk jalur cepat yang cuma dipisahkan oleh sebuah garis lurus itu.
Lewat dikit ajaa.... pasti tuh Polisi langsung turun dengan sedikit senyuman, karena bakal dapet mangsa.

Bayangkan jika staff sebanyak itu disebar ke berbagai perempatan di Jakarta, bayangkan berapa banyaknya pelanggaran yang bisa dicegah....
Tapi tidak..... mereka lebih suka ngumpul di Bank of Bangkok itu dan menunggu mangsa yang bisa ditangkap.

Orientasi ini harus diubah....
Polisi harus menjadi Polisi yang sebenarnya.... tak hanya sekedar menangkap Penjahat, tapi juga mulai Mencegah pelanggaran sebelum itu terjadi.

Bukankah MENCEGAH, LEBIH BAIK DARIPADA MENGOBATI....???







Hukum vs "Pihak yang Berwenang"

Seandainya ada sebuah Fans Club untuk para pembenci petinggi negara ini, kali QQ pengen jadi ketuanya. Terkadang asli gerah banget melihat para petinggi negara ini yang seharusnya memberikan contoh yang baik ke bawahannya.
Lebih lucu lagi, POLISI... yang menegakkan peraturan dengan cara melanggar peraturan.

Pernah ga kita merasakan kemacetan di jalan, eh pas sampe ujung, ternyata itu macetnya gara-gara mobil-mobil ber-plat merah, yang parkir di pinggir jalan yang jelas-jelas ada huruf P dicoret. yaah, kita semua yang lulus SD pasti tahu lah apa artinya itu rambu-rambu P dicoret. atau jangan-jangan emang pejabat di negeri ini ga ada yang lulus SD kali yaa....

Well, mungkin mereka terlalu tinggi untuk mengurusi masalah mobil mereka parkir dimana, karena itu urusan sopirnya. gini aja deh, kalo ngurusin mobilnya parkir dimana aja ga bisa, gimana mau ngurus Negara ini yang jelas jauh lebih kompleks dari sekedar mengatur parkir.

Lihat aja tuh di jalan Medan Merdeka Barat sekitar Monas, padahal itu jelas ada rambu-rambu dilarang parkir, tapi luar biasanya mobil bus Kementerian Negara yang berkantor di situ, pada nongkrong di pinggir jalan. BIKIN MACET!!!!!!

"Ga punya tempat parkir lagi Paaak???"
Kalo gitu, jangan bikin kantor disitu... udah tahu tanahnya abis buat Parkiran... Bolongin tuh, buat basement... ato hancurin aja lantai satunya buat parkir. Jangan makan jalan dooong....

Malah yang paling bikin QQ gemes tuh adalah tingkah polisi lalu lintas. Di perempatan Menteng-Kuningan pagi ini, ada dua polisi yang baik hati mengatur lalu lintas. TAPIIIIIIIIIII... parkir motornya itu di depan lampu merah yang ke arah Menteng, alias di tengah-tengah jalan yang ke arah menteng itu.
Halooooo..... kayanya trotoar masih kosong deh Paaaak........
ato, di Taman Suropati khan ada markas Polisi, parkir disana ngapa??? males jalan yaaa??
pantes aja Polisi di Negara ini pada bulet....

Kayanya rambu-rambu lalu lintas di Negara ini kurang lengkap...
harusnya misalnya ada rambu-rambu dilarang parkir, dibawahnya tuh ditambahin, "KECUALI PIHAK YANG BERWENANG"

Karena pada faktanya itulah yang terjadi...
Masyarakat diperintahkan untuk patuh terhadap rambu-rambu yang hanya Tuhan yang tahu jumlahnya ada berapa. tapi para orang-orang yang seharusnya menjadi "PENEGAK HUKUM" malah dengan seenaknya melanggar. Pejabat yang harusnya menjadi "PANUTAN" justru memberikan contoh yang tidak benar.

Oh, jadi apakah Masyarakat harus patuh sementara Pejabat ga perlu, karena mereka orang penting yang jadwal rapatnya padet di sana-sini.....???
BULLSHIT!!!!!
Gimana pejabat mau mengatasi masalah, jika mereka tidak pernah merasakan masalah itu sendiri...??

Gimana pejabat mau serius mengatasi masalah kemacetan??? Ketika mereka jalan dengan Vorejder alias pengawal bermotor dan seenaknya memotong jalan, klakson sana sini dengan nada kasar terkadang. What the hell is that.....???
Mungkin jika ditanya soal kemacetan, mereka akan menjawab, "Masa sih?? saya ga pernah macet tuh......."
Ya iyalaaaaaaaaaaah.............Gimana masalah macet di negara ini mau kelar...

Ato pernah lihat ga Polisi yang pake motor, masuk Jalur Cepat......???
Cobain motor kita masukin ke situ, pasti langsung diserimpit dan paling nggak 50 ribu atau surat tilang melayang.

Oh, satu lagi yang paling aneh pernah QQ lihat.... Pas Naik Busway jurusan PuloGadung, lagi lewat Flyover Galur...
Ada polisi lagi nangkepin Motor yang naik ke Flyover Galur, karena Motor emang dilarang naik tuh flyover. tapi ada pemandangan yangsangat aneh, tuh Polisi juga pake Motor...
Wakakakaka...satu busway ngakak pas QQ nggak sengaja keceplosan, "Tuh Polisi harusnya nangkep diri dia sendiri dulu.."

Yah memang begitulah hukum di negara ini, Lambang Hukum yangberupa patung Dewi yang memegang timbangan dengan mata ditutup harusnya berarti HUKUM TAK PANDANG BULU, menjadi HUKUM TERNYATA TAK MELIHAT... bahwa para penegak hukum mereka yang disebut "PIHAK YANG BERWENANG" merupakan pelanggar-pelanggar hukum juga...

Alangkah Lucunya Negeri ini................
Apa bener-bener cuma QQ yang menyadari hal ini....??
Woooy.... Presiden.... Menteri.... Kapolri... buka mata napa???!!!!